Membuat dan memiliki model dari pesawat legendaris 
Setelah 24 tahun mengabdi di TNI Angkatan Udara, dua A-4E Skyhawk bernomor seri TT-0431 dan TT-0440 dan sebuah TA-4H berserial TL-0416 melakukan penerbangan terakhirnya pada 5 Agustus 2004 dengan mengambil rute Lanud Hasanuddin, Makassar menuju Lanud Iswahjudi, Madiun dan Lanud Adisutjipto, Yogyakarta. TT-0431 yang dipiloti Mayor (Pnb) Bambang “Casper” Pramuhardi menuntaskan Last Skyhawk Flight di Iswahjudi. Sedangkan TT-0440 yang dipiloti Mayor (Pnb) Singgih dan TL-0416 oleh Letkol (Pnb) Jeni dan Kolonel (Pnb) Sulistyo, menuntaskannya di Lanud Adisutjipto Yogyakarta.
Pesawat tempur serang ini sebenarnya direncanakan “hanya” akan dipakai selama 10 tahun, namun kenyataan berkata lain. Hampir seperempat abad mengabdi dan terjun langsung merasakan panasnya mesiu di Timor Timor, menjadikannya sebagai salah satu legenda di jajaran AU kita. Betapa cinta kepada “si bongkok” ini, dapat jelas dirasakan dari cerita-cerita heroik mereka yang pernah merawat dan menerbangkannya.
Membuat dan memiliki model dari pesawat legendaris ini adalah cita-cita saya sejak lama. Sejak kecil malahan, karena sering melihatnya melintas di atas rumah. Seperti yang dialami banyak modeler, kendala dalam menentukan warna dan marking akurat adalah yang terbesar. Untunglah, sejak sekitar 2011, sebuah perusahaan decal asal Brasil yaitu FCM tertarik memproduksi decal untuk Skyhawk Indonesia, meskipun baru livery warna terakhir saja yang dirilis.
Sejak itu, hasil riset saya dengan dibantu beberapa rekan sejak bertahun-tahun menyangkut warna, posisi marking, insignia dan lain-lain akhirnya dapat diwujudkan lewat rilisan FCM Decal #48-044 berskala 1/48. Di sini disediakan tiga varian, yaitu untuk TT-0431 seperti yang saya buat, TL-0416, dan TT-0437.
Untuk modelnya, sebenarnya tidak terlampau susah karena sudah banyak brand model kit yang merilis A-4E Skyhawk. Namun karena Skyhawk kita adalah eks-Israel yang sudah dimodifikasi, maka perlu sedikit modifikasi pada model kit A-4E yang tersedia. Modifikasi yang diperlukan adalah memperpanjang exhaust nozzle, mengganti kanon standar 20mm menjadi 30mm, penambahan chaff/flare dispenser dan beberapa antena di punggung dan di bawah kanopi.
Bila ada yang ingin membuatnya tanpa banyak melakukan modifikasi, maka seperti yang saya jalani yaitu dengan kit eks Hobbycraft #HC1436 “A-4E/H Israeli”. Atau alternatifnya, juga bisa menggunakan rilisan special edition dari Hasegawa #07407 “TA-4 Israel Air Force” untuk Skyhawk Dual-Seat/Tandem.
Dengan memakai kedua model kit tersebut, modeler hanya tinggal menambah antena di punggung dan bawah kanopi saja, sedang modifikasi lainnya sudah tersedia. Tentu dengan decal FCM untuk marking.
Bila dibandingkan, tampak bahwa model Skyhawk buatan Hasegawa sedikit lebih bagus dengan jenis dan cetakan plastik, garis-garis panel lebih rapi dan tajam serta bentuk windshield yang lebih akurat dibanding Hobbycraft. Namun bila harga Hobbycraft yang sekitar sepertiga atau setengah harga dari Hasegawa menjadi salah satu pertimbangan, tentu Hobbycraft tetap bisa dijadikan pilihan menarik. Apalagi Hobbycraft memberi bawaan bom dan senjata yang lengkap.
Untuk pengalaman merakit model Hobbycraft ini, tidak dijumpai banyak kendala. Sedikit dempul di beberapa sambungan masih bisa dianggap wajar dan kualitas cetakannya cukup bagus dengan panel-panel lines yang bertipe recessed (masuk) seperti umumnya model kit masa kini. Pengecatan dengan menggunakan berbagai merk cat model untuk mendapatkan hasil yang menurut saya paling memuaskan, yaitu Gunze Lacquer H-338, EC-20 dan Model Master #2132, meskipun mungkin modeler lain mempunyai preferensi warna masing-masing. Apalagi memang masing-masing Skyhawk TNI AU terlihat memiliki tone warna yang berbeda, tergantung waktu pengecatannya saat itu.
Dengan selesainya proses pengecatan dan penempelan decal, proses finishing berupa pemasangan antena, roda dan bagian kecil lain, armament dan drop tank dapat segera diselesaikan untuk menjadikannya tambahan koleksi model pesawat TNI AU saya.(Alex Sidharta)
Setelah 24 tahun mengabdi di TNI Angkatan Udara, dua A-4E Skyhawk bernomor seri TT-0431 dan TT-0440 dan sebuah TA-4H berserial TL-0416 melakukan penerbangan terakhirnya pada 5 Agustus 2004 dengan mengambil rute Lanud Hasanuddin, Makassar menuju Lanud Iswahjudi, Madiun dan Lanud Adisutjipto, Yogyakarta. TT-0431 yang dipiloti Mayor (Pnb) Bambang “Casper” Pramuhardi menuntaskan Last Skyhawk Flight di Iswahjudi. Sedangkan TT-0440 yang dipiloti Mayor (Pnb) Singgih dan TL-0416 oleh Letkol (Pnb) Jeni dan Kolonel (Pnb) Sulistyo, menuntaskannya di Lanud Adisutjipto Yogyakarta.Pesawat tempur serang ini sebenarnya direncanakan “hanya” akan dipakai selama 10 tahun, namun kenyataan berkata lain. Hampir seperempat abad mengabdi dan terjun langsung merasakan panasnya mesiu di Timor Timor, menjadikannya sebagai salah satu legenda di jajaran AU kita. Betapa cinta kepada “si bongkok” ini, dapat jelas dirasakan dari cerita-cerita heroik mereka yang pernah merawat dan menerbangkannya.
Membuat dan memiliki model dari pesawat legendaris ini adalah cita-cita saya sejak lama. Sejak kecil malahan, karena sering melihatnya melintas di atas rumah. Seperti yang dialami banyak modeler, kendala dalam menentukan warna dan marking akurat adalah yang terbesar. Untunglah, sejak sekitar 2011, sebuah perusahaan decal asal Brasil yaitu FCM tertarik memproduksi decal untuk Skyhawk Indonesia, meskipun baru livery warna terakhir saja yang dirilis.
Sejak itu, hasil riset saya dengan dibantu beberapa rekan sejak bertahun-tahun menyangkut warna, posisi marking, insignia dan lain-lain akhirnya dapat diwujudkan lewat rilisan FCM Decal #48-044 berskala 1/48. Di sini disediakan tiga varian, yaitu untuk TT-0431 seperti yang saya buat, TL-0416, dan TT-0437.
Untuk modelnya, sebenarnya tidak terlampau susah karena sudah banyak brand model kit yang merilis A-4E Skyhawk. Namun karena Skyhawk kita adalah eks-Israel yang sudah dimodifikasi, maka perlu sedikit modifikasi pada model kit A-4E yang tersedia. Modifikasi yang diperlukan adalah memperpanjang exhaust nozzle, mengganti kanon standar 20mm menjadi 30mm, penambahan chaff/flare dispenser dan beberapa antena di punggung dan di bawah kanopi.
Bila ada yang ingin membuatnya tanpa banyak melakukan modifikasi, maka seperti yang saya jalani yaitu dengan kit eks Hobbycraft #HC1436 “A-4E/H Israeli”. Atau alternatifnya, juga bisa menggunakan rilisan special edition dari Hasegawa #07407 “TA-4 Israel Air Force” untuk Skyhawk Dual-Seat/Tandem.
Dengan memakai kedua model kit tersebut, modeler hanya tinggal menambah antena di punggung dan bawah kanopi saja, sedang modifikasi lainnya sudah tersedia. Tentu dengan decal FCM untuk marking.
Bila dibandingkan, tampak bahwa model Skyhawk buatan Hasegawa sedikit lebih bagus dengan jenis dan cetakan plastik, garis-garis panel lebih rapi dan tajam serta bentuk windshield yang lebih akurat dibanding Hobbycraft. Namun bila harga Hobbycraft yang sekitar sepertiga atau setengah harga dari Hasegawa menjadi salah satu pertimbangan, tentu Hobbycraft tetap bisa dijadikan pilihan menarik. Apalagi Hobbycraft memberi bawaan bom dan senjata yang lengkap.
Untuk pengalaman merakit model Hobbycraft ini, tidak dijumpai banyak kendala. Sedikit dempul di beberapa sambungan masih bisa dianggap wajar dan kualitas cetakannya cukup bagus dengan panel-panel lines yang bertipe recessed (masuk) seperti umumnya model kit masa kini. Pengecatan dengan menggunakan berbagai merk cat model untuk mendapatkan hasil yang menurut saya paling memuaskan, yaitu Gunze Lacquer H-338, EC-20 dan Model Master #2132, meskipun mungkin modeler lain mempunyai preferensi warna masing-masing. Apalagi memang masing-masing Skyhawk TNI AU terlihat memiliki tone warna yang berbeda, tergantung waktu pengecatannya saat itu.
Dengan selesainya proses pengecatan dan penempelan decal, proses finishing berupa pemasangan antena, roda dan bagian kecil lain, armament dan drop tank dapat segera diselesaikan untuk menjadikannya tambahan koleksi model pesawat TNI AU saya.(Alex Sidharta)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.