Perkuat Armada TNI AL Menteri Pertahanan (Menhan) RI Prof. Dr. Purnomo Yusgiantoro didampingi Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Marsetio,melaksanakan peresmian dan penyerahan KRI Teluk Bintuni-520 bertempat di Dermaga PT Daya Radar Utama, Lampung, Sabtu (27/9).
Kekuatan alutsista TNI AL kembali bertambah dengan diterimanya sebuah kapal perang baru jenis Landing Ship Tank (LST) produksi dalam negeri dengan nama KRI Teluk Bintuni-520.
Menhan RI Prof. Dr. Purnomo Yusgiantoro, selaku inspektur upacara setelah menerima laporan komandan upacara, kemudian membacakan keputusan dilanjutkan dengan pernyataan peresmian nama kapal dari Kapal Angkut Tank (AT)-3 menjadi KRI Teluk Bintuni (TBN)-520 yang ditandai dengan penekanan sirine dan pembukaan selubung papan nama KRI. Selanjutnya Menhan Prof. Dr. Purnomo Yusgiantoro juga melantik secara resmi Komandan kapal jenis Kapal Angkut Tank (AT)-3 tersebut yakni Letkol Laut (P) Ahmad Muharam, yang alumni Akademi Angkatan Laut (AAL) Angkatan ke-43.
Dalam kesempatan tersebut Menhan RI Prof. Dr. Purnomo Yusgiantoro mengatakan Pengadaan satu unit kapal angkut ini bertujuan untuk mewujudkan kekuatan pokok keamanan dan pertahanan. Kapal angkut tank ini diproyeksikan untuk digunakan oleh jajaran TNI AL saat peresmian KRI Teluk Bintuni dan pelantikan Komandan KRI Teluk Bentuni-520 di Srengsem, Panjang, Bandar Lampung.
Pembangunan kapal angkut tank ini merupakan bentuk pembinaan pemerintah untuk industri dalam negeri agar mengurangi ketergantungan dengan negara lain di masa mendatang. Pemerintah juga sudah membentuk Komite Kebijakan Industri Pertahanan untuk membina industri pertahanan, Kata Menhan.
Selain Purnomo, hadir juga Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Marsetio dan Gubernur Lampung M Ridho Ficardo dan pejabat terkait dalam peresmian tersebut.
KRI Teluk Bintuni (TBN)-520 yang dibuat PT Daya Radar Utama memiliki bobot 2.300 ton menjadi kapal jenis LST terbesar yang dimiliki TNI AL. Sebagai perbandingan kapal jenis LST yang telah dimiliki TNI AL adalah produksi galangan Tacoma, Amerika Serikat memiliki bobot mati 1.800 ton, sementara yang lebih kecil produksi Jerman Timur jenis LST Frosch Class berbobot matinya hanya 1.530 ton. Bobot yang besar pada KRI Teluk Bintuni-520 ternyata berkorelasi dengan tugas yang diembannnya, di mana kapal perang ini dirancang untuk mampu membawa MBT (Main Battle Tank) Leopard milik TNI AD.
KRI Teluk Bintuni-52 didesain mampu membawa 10 unit Tank MBT Leopard 2A4 milik TNI AD yang berbobot mencapai 62,5 ton. Sebelumnya LST TNI AL hanya mampu membawa tank ringan dengan berat per tank hanya belasan ton. Selain itu, KRI Teluk Bintuni-520 masih bisa membawa 2 unit helikopter, kapal ini telah dilengkapi dua helipad dengan fasilitas hangar. Kapal LST ini juga mempunyai panjang 120 meter, lebar 18 meter, dengan tinggi 11 meter. Kecepatannya maksimal 16 knot, dengan main engine 2 x 3.285 kw yang ditenagai dua mesin.
Secara keseluruhan KRI Teluk Bintuni terdiri dari 7 lantai yang letaknya secara berurutan dimulai dari bawah yakni Deck A merupakan ruang untuk tangki dan ruang pasukan. Paling bawah adalah Bottom Deck yang menjadi ruang khusus mesin kapal, dan Deck B untuk pasukan. Lalu, Deck C untuk kru kapal termasuk tempat tidur dan peralatan keseharian kru kapal. Deck D juga untuk kru kapal, serta Deck E untuk komandan kapal dan para perwira. Kemudian, Deck F untuk ruang komando, dan terakhir Deck G alias top deck atau compas deck digunakan untuk meletakkan dua radar utama.
Kapal perang jenis LST ini dilengkapi dengan persenjataan yang dimiliki diproyeksikan untuk self defence dengan mengandalkan meriam Bofors kaliber 40/L70 mm yang ditempatkan pada bagian haluan. Kemudian ada Canon PSU kaliber 20 mm, serta dua unit SMB (senapan mesin berat) kaliber 12,7 mm. Dalam operasi tempur, kapal jenis LST dengan tugas sebagai pengangkut pasukan, material dan tank harus mendapat kawalan dari kapal-kapal jenis Combatan dari Satuan Kapal Eskorta atau Satuan Kapal Cepat.
KRI Teluk Bintuni-520 dapat dimuati 111 ABK (anak buah kapal), enam orang kru helikopter, dan masih mampu membawa pasukan sebanyak 359 orang. Untuk mengantar pasukan Marinir ke pantai, LST ini dapat membawa 4 unit LCVP (Landing Craft, Vehicle, Personnel). Untuk memudahkan loading logistik dan kargo, pada bagian depan anjungan juga dilengkapi crane.
Sebagai kapal produksi dalam negeri hasil harya anak bangsa, KRI Teluk Bintuni-520 direncanakan akan ditampilkan pada gelar alutsista TNI AL pada acara Peringatan HUT ke-69 TNI pada tanggal 7 Oktober 2014 mendatang yang dipusatkan di Dermaga Koarmatim, Surabaya, serta dihadiri oleh Presiden RI.
Kekuatan alutsista TNI AL kembali bertambah dengan diterimanya sebuah kapal perang baru jenis Landing Ship Tank (LST) produksi dalam negeri dengan nama KRI Teluk Bintuni-520.
Menhan RI Prof. Dr. Purnomo Yusgiantoro, selaku inspektur upacara setelah menerima laporan komandan upacara, kemudian membacakan keputusan dilanjutkan dengan pernyataan peresmian nama kapal dari Kapal Angkut Tank (AT)-3 menjadi KRI Teluk Bintuni (TBN)-520 yang ditandai dengan penekanan sirine dan pembukaan selubung papan nama KRI. Selanjutnya Menhan Prof. Dr. Purnomo Yusgiantoro juga melantik secara resmi Komandan kapal jenis Kapal Angkut Tank (AT)-3 tersebut yakni Letkol Laut (P) Ahmad Muharam, yang alumni Akademi Angkatan Laut (AAL) Angkatan ke-43.
Dalam kesempatan tersebut Menhan RI Prof. Dr. Purnomo Yusgiantoro mengatakan Pengadaan satu unit kapal angkut ini bertujuan untuk mewujudkan kekuatan pokok keamanan dan pertahanan. Kapal angkut tank ini diproyeksikan untuk digunakan oleh jajaran TNI AL saat peresmian KRI Teluk Bintuni dan pelantikan Komandan KRI Teluk Bentuni-520 di Srengsem, Panjang, Bandar Lampung.
Pembangunan kapal angkut tank ini merupakan bentuk pembinaan pemerintah untuk industri dalam negeri agar mengurangi ketergantungan dengan negara lain di masa mendatang. Pemerintah juga sudah membentuk Komite Kebijakan Industri Pertahanan untuk membina industri pertahanan, Kata Menhan.
Selain Purnomo, hadir juga Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Marsetio dan Gubernur Lampung M Ridho Ficardo dan pejabat terkait dalam peresmian tersebut.
KRI Teluk Bintuni (TBN)-520 yang dibuat PT Daya Radar Utama memiliki bobot 2.300 ton menjadi kapal jenis LST terbesar yang dimiliki TNI AL. Sebagai perbandingan kapal jenis LST yang telah dimiliki TNI AL adalah produksi galangan Tacoma, Amerika Serikat memiliki bobot mati 1.800 ton, sementara yang lebih kecil produksi Jerman Timur jenis LST Frosch Class berbobot matinya hanya 1.530 ton. Bobot yang besar pada KRI Teluk Bintuni-520 ternyata berkorelasi dengan tugas yang diembannnya, di mana kapal perang ini dirancang untuk mampu membawa MBT (Main Battle Tank) Leopard milik TNI AD.
KRI Teluk Bintuni-52 didesain mampu membawa 10 unit Tank MBT Leopard 2A4 milik TNI AD yang berbobot mencapai 62,5 ton. Sebelumnya LST TNI AL hanya mampu membawa tank ringan dengan berat per tank hanya belasan ton. Selain itu, KRI Teluk Bintuni-520 masih bisa membawa 2 unit helikopter, kapal ini telah dilengkapi dua helipad dengan fasilitas hangar. Kapal LST ini juga mempunyai panjang 120 meter, lebar 18 meter, dengan tinggi 11 meter. Kecepatannya maksimal 16 knot, dengan main engine 2 x 3.285 kw yang ditenagai dua mesin.
Secara keseluruhan KRI Teluk Bintuni terdiri dari 7 lantai yang letaknya secara berurutan dimulai dari bawah yakni Deck A merupakan ruang untuk tangki dan ruang pasukan. Paling bawah adalah Bottom Deck yang menjadi ruang khusus mesin kapal, dan Deck B untuk pasukan. Lalu, Deck C untuk kru kapal termasuk tempat tidur dan peralatan keseharian kru kapal. Deck D juga untuk kru kapal, serta Deck E untuk komandan kapal dan para perwira. Kemudian, Deck F untuk ruang komando, dan terakhir Deck G alias top deck atau compas deck digunakan untuk meletakkan dua radar utama.
Kapal perang jenis LST ini dilengkapi dengan persenjataan yang dimiliki diproyeksikan untuk self defence dengan mengandalkan meriam Bofors kaliber 40/L70 mm yang ditempatkan pada bagian haluan. Kemudian ada Canon PSU kaliber 20 mm, serta dua unit SMB (senapan mesin berat) kaliber 12,7 mm. Dalam operasi tempur, kapal jenis LST dengan tugas sebagai pengangkut pasukan, material dan tank harus mendapat kawalan dari kapal-kapal jenis Combatan dari Satuan Kapal Eskorta atau Satuan Kapal Cepat.
KRI Teluk Bintuni-520 dapat dimuati 111 ABK (anak buah kapal), enam orang kru helikopter, dan masih mampu membawa pasukan sebanyak 359 orang. Untuk mengantar pasukan Marinir ke pantai, LST ini dapat membawa 4 unit LCVP (Landing Craft, Vehicle, Personnel). Untuk memudahkan loading logistik dan kargo, pada bagian depan anjungan juga dilengkapi crane.
Sebagai kapal produksi dalam negeri hasil harya anak bangsa, KRI Teluk Bintuni-520 direncanakan akan ditampilkan pada gelar alutsista TNI AL pada acara Peringatan HUT ke-69 TNI pada tanggal 7 Oktober 2014 mendatang yang dipusatkan di Dermaga Koarmatim, Surabaya, serta dihadiri oleh Presiden RI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.