Bentrokan Bersenjata di Ukraina Melonjak Bentrokan bersenjata antara pasukan Ukraina dan kelompok pemberontak terus terjadi di Avdiivka dan telah menewaskan 19 orang. [Istimewa]
Sekjen NATO, Jens Stoltenberg, mendesak Rusia menggunakan pengaruhnya terhadap pemberontak pro-Moskow di Ukraina timur untuk menghentikan aksi kekerasan di negara itu. NATO menyebut aksi kekerasan yang terus meningkat sebagai kebangkitan terburuk dalam konflik bersenjata yang telah berlangsung lama.
"Kami meminta Rusia untuk menggunakan pengaruhnya yang cukup besar dengan pemberontak untuk menghentikan kekerasan," kata Stoltenberg seperti dikutip dari France24, Kamis (2/2/2017).
"Di Ukraina, kami melihat lonjakan kekerasan paling serius dalam waktu yang lama," tambahnya, mengutip lebih dari 5.600 pelanggaran gencatan senjata telah terjadi dalam seminggu terakhir.
Korban tewas meningkat menjadi 19 pada Rabu (1/2/2017), karena pasukan pemerintah Ukraina dan pemberontak saling menembakan mortir dan roket dalam bentrokan yang telah memasuki hari keempat. Bentrokan mematikan itu terjadi di kota timur Avdiivka, sebelah utara dari ibukota de facto kelompok pemberontak Donetsk.
Kiev mengatakan tiga tentaranya tewas semalam sementara pemberontak mengatakan empat warga sipil tewas. Selain itu, pertempuran di Avdiivka telah menewaskan lebih dari 20 ribu orang yang hidup tanpa panas atau air dalam cuaca musim dingin yang beku, dengan tidak ada tanda-tanda bantuan yang terlihat.
Stoltenberg mengatakan situasi kemanusiaan di kota itu mengerikan. "Kami menyerukan semua pihak untuk segera kembali ke gencatan senjata dan penarikan semua senjata berat yang dilarang di bawah perjanjian Minsk," katanya. (ian)
Sekjen NATO, Jens Stoltenberg, mendesak Rusia menggunakan pengaruhnya terhadap pemberontak pro-Moskow di Ukraina timur untuk menghentikan aksi kekerasan di negara itu. NATO menyebut aksi kekerasan yang terus meningkat sebagai kebangkitan terburuk dalam konflik bersenjata yang telah berlangsung lama.
"Kami meminta Rusia untuk menggunakan pengaruhnya yang cukup besar dengan pemberontak untuk menghentikan kekerasan," kata Stoltenberg seperti dikutip dari France24, Kamis (2/2/2017).
"Di Ukraina, kami melihat lonjakan kekerasan paling serius dalam waktu yang lama," tambahnya, mengutip lebih dari 5.600 pelanggaran gencatan senjata telah terjadi dalam seminggu terakhir.
Korban tewas meningkat menjadi 19 pada Rabu (1/2/2017), karena pasukan pemerintah Ukraina dan pemberontak saling menembakan mortir dan roket dalam bentrokan yang telah memasuki hari keempat. Bentrokan mematikan itu terjadi di kota timur Avdiivka, sebelah utara dari ibukota de facto kelompok pemberontak Donetsk.
Kiev mengatakan tiga tentaranya tewas semalam sementara pemberontak mengatakan empat warga sipil tewas. Selain itu, pertempuran di Avdiivka telah menewaskan lebih dari 20 ribu orang yang hidup tanpa panas atau air dalam cuaca musim dingin yang beku, dengan tidak ada tanda-tanda bantuan yang terlihat.
Stoltenberg mengatakan situasi kemanusiaan di kota itu mengerikan. "Kami menyerukan semua pihak untuk segera kembali ke gencatan senjata dan penarikan semua senjata berat yang dilarang di bawah perjanjian Minsk," katanya. (ian)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.