Kunjungi Afrika Kendaraan Produksi Pindad ♚
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dijadwalkan berkunjung ke Afrika. Tak hanya untuk kerja sama politik, namun juga diplomasi ekonomi.
Menlu Retno direncanakan melakukan kunjungan bilateral ke Cape Town, Afrika Selatan dan Maputo, Mozambique pada 6-8 Februari 2017. Kedatangan Menlu Retno kali ini berkaitan dengan apa yang telah disampaikannya saat pernyataan pers tahunan menlu pada akhir 2016 bahwa Afrika akan menjadi salah satu prioritas Indonesia pada 2017.
Direktur Afrika, Ditjen Asia Pasifik dan Afrika, Kemenlu, Daniel Tumpal Sumurung Simanjuntak, pada Kamis 2 Februari 2017, mengatakan, kunjungan resmi menlu kali ini didasarkan pada sejarah Indonesia-Afrika, seperti tertera dalam Konferensi Asia Afrika. Meski demikian, tak menutup kemungkinan jika kunjungan pertama Menlu Retno ke Afrika Selatan ini dimanfaatkan untuk membuka kesempatan kerja sama di bidang lain, khususnya ekonomi.
“Ketika berbicara mengenai Afrika, ini bukan Uni-Afrika, tetapi dalam konteks Afrika Sub-Sahara. Penekanan kerja sama kuat tak hanya di bidang politik, tetapi juga dalam diplomasi ekonomi,” ujar Tumpal di Kementerian Luar Negeri RI, Pejambon, Jakarta Pusat.
“Kami akan mengintegrasikan (semacam) tur Afrika ini untuk satu atau dua tahun ke depan, sehingga ada jump start yang lebih besar dari Indonesia kepada Afrika,” Tumpal melanjutkan.
Saat tiba di Afrika Selatan, menlu RI dijadwalkan akan bertemu dengan Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma dan Menlu Afrika Selatan Maite Emily Nkoana-Mashabane untuk kemudian melakukan diskusi forum. Selain itu, beberapa perwakilan BUMN dan Kamar Dagang Indonesia juga dikabarkan ikut serta dalam kunjungan tersebut.
“Saat ini, yang akan datang adalah perwakilan dari PT Pindad dan PT PAL, serta akan membahas tentang investasi, dan peluang pasar di Afrika, seperti yang telah dilakukan oleh PT Inka. Dari situ sudah sangat jelas bahwa kunjungan ini memang ditekankan dalam bidang ekonomi,” ucap Tumpal.
Sementara itu, juru bicara Kemenlu Arrmanatha Nassir menyebut, sudah banyak investasi Indonesia dibuka di Afrika, seperti produksi sepatu boots di Ethiopia, produsen mi instan di Nigeria, obat-obatan, minyak dan gas, serta bumbu-bumbu dapur.
“Namun, yang kami perhatikan selama ini, semua produk tersebut melalui negara (pihak) ketiga, sehingga meningkatkan cukai dan biaya produk itu sendiri. Oleh sebabnya, kami berusaha untuk memotong semua beban tersebut dengan memberikan akses finansial produsen,” kata Arrmanatha.
Setelah Afrika Selatan, mantan duta besar Indonesia untuk Belanda tersebut akan melanjutkan kunjungannya ke Mozambique sebagai utusan khusus Presiden RI Joko Widodo guna menyampaikan undangan kepada kedua kepala negara itu untuk hadir di KTT IORA.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dijadwalkan berkunjung ke Afrika. Tak hanya untuk kerja sama politik, namun juga diplomasi ekonomi.
Menlu Retno direncanakan melakukan kunjungan bilateral ke Cape Town, Afrika Selatan dan Maputo, Mozambique pada 6-8 Februari 2017. Kedatangan Menlu Retno kali ini berkaitan dengan apa yang telah disampaikannya saat pernyataan pers tahunan menlu pada akhir 2016 bahwa Afrika akan menjadi salah satu prioritas Indonesia pada 2017.
Direktur Afrika, Ditjen Asia Pasifik dan Afrika, Kemenlu, Daniel Tumpal Sumurung Simanjuntak, pada Kamis 2 Februari 2017, mengatakan, kunjungan resmi menlu kali ini didasarkan pada sejarah Indonesia-Afrika, seperti tertera dalam Konferensi Asia Afrika. Meski demikian, tak menutup kemungkinan jika kunjungan pertama Menlu Retno ke Afrika Selatan ini dimanfaatkan untuk membuka kesempatan kerja sama di bidang lain, khususnya ekonomi.
“Ketika berbicara mengenai Afrika, ini bukan Uni-Afrika, tetapi dalam konteks Afrika Sub-Sahara. Penekanan kerja sama kuat tak hanya di bidang politik, tetapi juga dalam diplomasi ekonomi,” ujar Tumpal di Kementerian Luar Negeri RI, Pejambon, Jakarta Pusat.
“Kami akan mengintegrasikan (semacam) tur Afrika ini untuk satu atau dua tahun ke depan, sehingga ada jump start yang lebih besar dari Indonesia kepada Afrika,” Tumpal melanjutkan.
Saat tiba di Afrika Selatan, menlu RI dijadwalkan akan bertemu dengan Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma dan Menlu Afrika Selatan Maite Emily Nkoana-Mashabane untuk kemudian melakukan diskusi forum. Selain itu, beberapa perwakilan BUMN dan Kamar Dagang Indonesia juga dikabarkan ikut serta dalam kunjungan tersebut.
“Saat ini, yang akan datang adalah perwakilan dari PT Pindad dan PT PAL, serta akan membahas tentang investasi, dan peluang pasar di Afrika, seperti yang telah dilakukan oleh PT Inka. Dari situ sudah sangat jelas bahwa kunjungan ini memang ditekankan dalam bidang ekonomi,” ucap Tumpal.
Sementara itu, juru bicara Kemenlu Arrmanatha Nassir menyebut, sudah banyak investasi Indonesia dibuka di Afrika, seperti produksi sepatu boots di Ethiopia, produsen mi instan di Nigeria, obat-obatan, minyak dan gas, serta bumbu-bumbu dapur.
“Namun, yang kami perhatikan selama ini, semua produk tersebut melalui negara (pihak) ketiga, sehingga meningkatkan cukai dan biaya produk itu sendiri. Oleh sebabnya, kami berusaha untuk memotong semua beban tersebut dengan memberikan akses finansial produsen,” kata Arrmanatha.
Setelah Afrika Selatan, mantan duta besar Indonesia untuk Belanda tersebut akan melanjutkan kunjungannya ke Mozambique sebagai utusan khusus Presiden RI Joko Widodo guna menyampaikan undangan kepada kedua kepala negara itu untuk hadir di KTT IORA.
♚ VIVAnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.