MBT L2RI ★
Di era perang kemerdekaan Indonesia, kendaraan lapis baja turut serta mengambil bagian sebagai senjata andalan oleh negara Belanda, Jepang maupun Inggris dalam melakukan misinya untuk menduduki dan menguasai bumi pertiwi Indonesia. Kendaraan lapis baja yang ada pada waktu itu tak secanggih dengan yang ada pada masa sekarang. Leopard merupakan salah satu jenis tank kelas berat dan modern, Main Battle Tank (MBT) buatan Jerman, banyak dimiliki oleh negara-negara dunia antara lain Denmark, Finlandia dan Portugal dan juga Singapura. Untuk menjaga wilayah Indonesia yang luas dengan medan berbukit, hutan dan rawa, tentunya memerlukan kendaraan tempur (ranpur) yang tangguh dan handal. Kita patut bersyukur, saat ini TNI sudah memiliki Tank MBT Leopard yang dioperasionalkan dibawah naungan Kostrad, salah satunya yaitu Batalyon Kavaleri 1/ Badak Ceta Sakti yang berkedudukan di Cijantung, Jakarta Timur.
Awal lahirnya satuan lapis baja dimulai sejak pasca kemerdekaan Republik Indonesia. Dengan pengakuan secara defacto kedaulatan Negara Indonesia, maka berakhir pula kekuasaan dan pendudukan Belanda di bumi Tanah Air Indonesia. Sehingga pada saat itulah diadakan pengambilalihan kekuasaan baik Sipil maupun Militer dengan segala perlengkapannya. Pada masa transisi kekuasaan militer, belum ada kepastian terhadap bekas tentara KNIL untuk dijadikan anggota TNI, kendaraan lapis baja pun banyak yang lalu lalang dan sebagian ada yang dibawa pulang ke rumahnya. Setelah ada keputusan dari pihak TNI, maka bekas tentara KNIL tersebut dengan realisasi dari Perwira senjata bantuan Panser pada saat itu dibentuklah satu kesatuan Panser yang disebut Eskadron I yang merupakan cikal bakal kesatuan-kesatuan Kavaleri dewasa ini.
Pimpinan Angkatan Darat membentuk organisasi satuan lapis baja dengan Surat Keputusan Kepala Staf Angkatan Darat Nomor: 5 / KSAD / Pntp / 50 tanggal 9 Februari 1950 tentang pembentukan Satuan Berlapis Baja. Sehingga tanggal 9 Februari 1950 ditetapkan sebagai Hari Jadi Kavaleri TNI AD. Dengan kondisi persenjataan dan ranpur yang ada, Panglima Teritorium III / Siliwangi meresmikan berdirinya Eskadron 1 Lapis Baja dengan kekuatan 16 ranpur yang terdiri dari Humber Panser, Tank Stuart, Body Car, dan Fordlynk. Lambang Badak secara resmi menjadi lambang satuan tersebut dengan dipimpin oleh oleh Kapten Kav M. Manopo.
Pemantapan organisasi TNI AD terus dilakukan, dengan terbentuknya “Korp Tentara Ke-1/Tjadangan Oemoem Angkatan Darat” (Korra I/Caduad) pada tanggal 6 Maret 1961 mengharuskan untuk memenuhi kebutuhan personel dan persenjataan dari berbagai kesatuan antara lain Kodam Siliwangi, Kodam Diponegoro serta Kodam Brawijaya. Yonkav 1 ikut terpilih menjadi organik Kora 1 Caduad tepat 10 April 1961.
Sejak berdirinya Yonkav 1/Badak Ceta Cakti, terus berkiprah mengatasi berbagai gerakan separatis dan pemberontakan dalam negeri, yang berupaya memecah belah keutuhan bangsa Indonesia. Tahun 1961/1962, Batalyon ini ikut berperan dalam operasi menghadapi pemberontakan DI/TII di Jawa Barat. Pada tahun 1963, Detasemen Krida Cakti Yonkav 1 Caduad ikut serta beroperasi membebaskan Irian Barat dibawah pimpinan Letkol Kav. Sukarto. Dan tahun 1965, batalyon ini ikut pula beroperasi menghadapi pemberontakan yang dilakukan oleh PKI terutama di Jakarta dan Jawa Barat. Kemudian pada tahun-tahun berikutnya, antara 1975 hingga 1981, Yonkav 1 Kostrad memperoleh tugas negara dalam operasi Seroja di Timor Timur. Sampai dengan saat inipun, Yonkav 1 Kostrad tetap selalu berperan aktif dalam melaksanakan tugas operasi di dalam negeri dalam rangka OMSP dalam misi kemanusiaan dan tugas operasi di luar negeri sebagai pasukan misi perdamaian seperti di Kamboja, Bosnia dan Lebanon tahun 2007-2009.
Batalyon Kavaleri 1 Kostrad memiliki Alutsista berupa Tank Leopard 2 RI, Leopard 2A4, Marder yang berkedudukan di Kompi. Disamping itu juga terdapat Tank Armoured Recovery Vehicle (ARV), Tank Armoured Enginering Vehicle (AEV) dan Tank Armoured Vehicle Launched Bridge (AVLB) yang berkedudukan di Kompi Markas. Setiap Kompinya terdiri atas 13 ranpur. Tank canggih ini berawak 4 orang prajurit yang terdiri atas Danran, Baknon, Loader dan Driver.
Kemampuan Tank MBT Leopard 2 A4 sebagai tank tempur utama yang dirancang untuk pertempuran dengan konflik intensitas tinggi di medan terbuka. Setelah MBT Leopard 2A4 diupgrade menjadi Leopard 2RI, maka tank ini cocok juga untuk pertempuran kota dengan intensitas rendah. Tank ini dilengkapi dengan paket baja komposit baru Advanced Modular Armour Protection (AMAP), yaitu paduan modern bahan nano-keramik, titanium dan baja. Komposisi Armour ini memberikan perlindungan tingkat tinggi terhadap berbagai ancaman termasuk serangan Anti Tank, Ranjau, RPG dan IED (Improvised Explosive Device / bom rakitan). Senjata utama menggunakan Kanon L44 kaliber 120 mm Smoothbore Rheinmetall dan mesin MTU MB-837 Ka 501 diesel 1500 Horse Power.
Dirgahayu ke-67 Korps Kavaleri TNI AD
Oleh : Kapten Inf Dony Rahmad Putra, S.Sos., M.A.P.
Di era perang kemerdekaan Indonesia, kendaraan lapis baja turut serta mengambil bagian sebagai senjata andalan oleh negara Belanda, Jepang maupun Inggris dalam melakukan misinya untuk menduduki dan menguasai bumi pertiwi Indonesia. Kendaraan lapis baja yang ada pada waktu itu tak secanggih dengan yang ada pada masa sekarang. Leopard merupakan salah satu jenis tank kelas berat dan modern, Main Battle Tank (MBT) buatan Jerman, banyak dimiliki oleh negara-negara dunia antara lain Denmark, Finlandia dan Portugal dan juga Singapura. Untuk menjaga wilayah Indonesia yang luas dengan medan berbukit, hutan dan rawa, tentunya memerlukan kendaraan tempur (ranpur) yang tangguh dan handal. Kita patut bersyukur, saat ini TNI sudah memiliki Tank MBT Leopard yang dioperasionalkan dibawah naungan Kostrad, salah satunya yaitu Batalyon Kavaleri 1/ Badak Ceta Sakti yang berkedudukan di Cijantung, Jakarta Timur.
Awal lahirnya satuan lapis baja dimulai sejak pasca kemerdekaan Republik Indonesia. Dengan pengakuan secara defacto kedaulatan Negara Indonesia, maka berakhir pula kekuasaan dan pendudukan Belanda di bumi Tanah Air Indonesia. Sehingga pada saat itulah diadakan pengambilalihan kekuasaan baik Sipil maupun Militer dengan segala perlengkapannya. Pada masa transisi kekuasaan militer, belum ada kepastian terhadap bekas tentara KNIL untuk dijadikan anggota TNI, kendaraan lapis baja pun banyak yang lalu lalang dan sebagian ada yang dibawa pulang ke rumahnya. Setelah ada keputusan dari pihak TNI, maka bekas tentara KNIL tersebut dengan realisasi dari Perwira senjata bantuan Panser pada saat itu dibentuklah satu kesatuan Panser yang disebut Eskadron I yang merupakan cikal bakal kesatuan-kesatuan Kavaleri dewasa ini.
Pimpinan Angkatan Darat membentuk organisasi satuan lapis baja dengan Surat Keputusan Kepala Staf Angkatan Darat Nomor: 5 / KSAD / Pntp / 50 tanggal 9 Februari 1950 tentang pembentukan Satuan Berlapis Baja. Sehingga tanggal 9 Februari 1950 ditetapkan sebagai Hari Jadi Kavaleri TNI AD. Dengan kondisi persenjataan dan ranpur yang ada, Panglima Teritorium III / Siliwangi meresmikan berdirinya Eskadron 1 Lapis Baja dengan kekuatan 16 ranpur yang terdiri dari Humber Panser, Tank Stuart, Body Car, dan Fordlynk. Lambang Badak secara resmi menjadi lambang satuan tersebut dengan dipimpin oleh oleh Kapten Kav M. Manopo.
Pemantapan organisasi TNI AD terus dilakukan, dengan terbentuknya “Korp Tentara Ke-1/Tjadangan Oemoem Angkatan Darat” (Korra I/Caduad) pada tanggal 6 Maret 1961 mengharuskan untuk memenuhi kebutuhan personel dan persenjataan dari berbagai kesatuan antara lain Kodam Siliwangi, Kodam Diponegoro serta Kodam Brawijaya. Yonkav 1 ikut terpilih menjadi organik Kora 1 Caduad tepat 10 April 1961.
Sejak berdirinya Yonkav 1/Badak Ceta Cakti, terus berkiprah mengatasi berbagai gerakan separatis dan pemberontakan dalam negeri, yang berupaya memecah belah keutuhan bangsa Indonesia. Tahun 1961/1962, Batalyon ini ikut berperan dalam operasi menghadapi pemberontakan DI/TII di Jawa Barat. Pada tahun 1963, Detasemen Krida Cakti Yonkav 1 Caduad ikut serta beroperasi membebaskan Irian Barat dibawah pimpinan Letkol Kav. Sukarto. Dan tahun 1965, batalyon ini ikut pula beroperasi menghadapi pemberontakan yang dilakukan oleh PKI terutama di Jakarta dan Jawa Barat. Kemudian pada tahun-tahun berikutnya, antara 1975 hingga 1981, Yonkav 1 Kostrad memperoleh tugas negara dalam operasi Seroja di Timor Timur. Sampai dengan saat inipun, Yonkav 1 Kostrad tetap selalu berperan aktif dalam melaksanakan tugas operasi di dalam negeri dalam rangka OMSP dalam misi kemanusiaan dan tugas operasi di luar negeri sebagai pasukan misi perdamaian seperti di Kamboja, Bosnia dan Lebanon tahun 2007-2009.
Batalyon Kavaleri 1 Kostrad memiliki Alutsista berupa Tank Leopard 2 RI, Leopard 2A4, Marder yang berkedudukan di Kompi. Disamping itu juga terdapat Tank Armoured Recovery Vehicle (ARV), Tank Armoured Enginering Vehicle (AEV) dan Tank Armoured Vehicle Launched Bridge (AVLB) yang berkedudukan di Kompi Markas. Setiap Kompinya terdiri atas 13 ranpur. Tank canggih ini berawak 4 orang prajurit yang terdiri atas Danran, Baknon, Loader dan Driver.
Kemampuan Tank MBT Leopard 2 A4 sebagai tank tempur utama yang dirancang untuk pertempuran dengan konflik intensitas tinggi di medan terbuka. Setelah MBT Leopard 2A4 diupgrade menjadi Leopard 2RI, maka tank ini cocok juga untuk pertempuran kota dengan intensitas rendah. Tank ini dilengkapi dengan paket baja komposit baru Advanced Modular Armour Protection (AMAP), yaitu paduan modern bahan nano-keramik, titanium dan baja. Komposisi Armour ini memberikan perlindungan tingkat tinggi terhadap berbagai ancaman termasuk serangan Anti Tank, Ranjau, RPG dan IED (Improvised Explosive Device / bom rakitan). Senjata utama menggunakan Kanon L44 kaliber 120 mm Smoothbore Rheinmetall dan mesin MTU MB-837 Ka 501 diesel 1500 Horse Power.
Dirgahayu ke-67 Korps Kavaleri TNI AD
Oleh : Kapten Inf Dony Rahmad Putra, S.Sos., M.A.P.
★ Kostrad
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.