Jumat, 03 Maret 2017

Kapal Selam Pesanan dari Korsel akan Tiba di Indonesia Bulan April

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0fvncYu0v7qnzXhDjDB-ij6nhKXwF_TlEhfo_ISVqUhhZMSIGuHCsPKyWtNaWOIZRWRNQgzWyzBRrYSV0iALIRfIACxcjQqHjT0DkbG3-L6jbyxOAKgd-FNR0nX4yrPcK3SawlNY7BRI/s640/Kapal+Selam+Chang+Bogo+pesanan+Indonesia+dipasang+sistem+navigasi+dari+Sagem.jpgKapal selam DSME209 pesanan Indonesia ketika menjalani uji coba di laut [DSME] 

TNI AL memesan tiga kapal selam dari Korea Selatan. Satu dari tiga kapal telah jadi dan akan segera dibawa ke Indonesia untuk kemudian dioperasionalkan.

Kapal selam tersebut dipesan Indonesia dari DSME (Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering) dengan proses Transfer of Technology (ToT). Satu kapal yang konstruksinya telah jadi sejak tahun lalu itu masih pada tahap uji coba.

Direncanakan kapal yang dibangun sejak tahun 2013 tersebut akan segera dikirimkan ke Indonesia setelah rangkaian uji coba selesai dilakukan.

"Kapal selama datang satu nanti bulan April," ungkap KSAL Laksamana Ade Supandi di Mabes TNI AL, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (3/3/2017).

Ade sendiri bersama Menhan Ryamizard Ryacudu menyaksikan langsung peluncuran pertama kapal selam dengan kode Hull Number H.7712 itu di galanagan kapal DSME di Dermaga Okpo, Korea Selatan pada 24 Maret 2016. Sesuai dengan kontrak, kapal pertama dan kedua dilaksanakan di Korsel, dan yang ketiga akan dilakukan di galangan kapal PT PAL Indonesia karena proses ToT.

Selama proses pembangunan kapal selam pertama dan kedua, semua berada di bawah kendali pengawasan Satuan Tugas Proyek Pengadaan Kapal Selam (Satgas Yekda KDSE DSME209) yang dipimpin oleh Kolonel Laut (P) Iwan Isnurwanto. Untuk meraih kesuksesan pembangunan kapal selama ketiga, PT PAL telah mengirimkan sejumlah 113 insinyur ke DSME, Korea Selatan, untuk terlibat dalam proses ToT dan pembelajaran pembangunan dan pengembangan kapal selam secara mandiri melalui tahap On the Job Training (OJT).

Kapal Selam Diesel Elektrik DSME209 yang merupakan produksi ekspor pertama kali pemerintah Korea Selatan tersebut merupakan pengembangan dari kapal selam tipe Chang Bogo Class milik Republic of Korean Navy (ROK Navy) dan Kapal Selam tipe Cakra klas yang dimiliki oleh TNI Angkatan Laut. Meski banyak yang menyebut nama kapal selam ini sebagai Chang Bogo Class, kabarnya sudah ada nama yang disiapkan bagi kapal selam yang dipersenjatai dengan torpedo berukuran 533 mm tersebut.

Kabarnya, kapal selam pertama akan diberi nama KRI Nagabanda 403. Kemudian kapal kedua dan ketiga masing-masing akan dinamai KRI Trisula 404 dan KRI Nagarangsang 405. Indonesia sendiri menandatangani kontrak pengadaan tiga kapal selam dengan DSME pada Desember 2011. Keseluruhan kapal akan diselesaikan pada tahun 2019.

Kapal selam ini mempunyai panjang 61,3 meter dengan kecepatan ± 21 knot di bawah air, dan dengan ketahanan berlayar lebih dari 50 hari. Secara umum kapal selam Chang Bogo Class ini memiliki beberapa kelebihan dari sisi teknologinya, seperti State of The Art technology yang meliputi Latest Combat System, Enhanced Operating System, Non-hull Penetrating Mast and Comfortable Accomodation.

Selain dipersenjatai torpedo dengan fasilitas delapan buah tabung peluncur, kapal selama Chang Bogo Class juga dirancang untuk mampu mendeploy ranjau laut, meluncurkan rudal anti kapal permukaan, serta mampu melepaskan Torpedo Counter Measure.

TNI AL sendiri sudah menyiapkan markas untuk kapal selam baru. Kapal-kapal selam Chang Bogo Class rencananya akan bermarkas di Teluk Palu, Sulawesi.

Bukan hanya KRI Nagabanda saja yang akan tiba, ada sejumlah kapal baru yang akan dimiliki jajaran TNI AL tahun ini. Kapal-kapal baru itu ada berbagai jenis. Tak hanya kapal perang, namun ada juga kapal untuk latihan.

"PKR (perusak kawal rudal) sudah ya, kapal layar latih, kemudian kapal-kapal PC (patroli cepat)," tutur Ade. (elz/rna)

  detik  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...