Setelah Bikin Kapal Selam Ujicoba KRI Alugoro 405 [submarine.id] ★
PT PAL Indonesia (Persero) sudah mampu memproduksi kapal selam KRI 405 Alugoro yang merupakan kerja sama dengan Korea Selatan (Korsel). Saat bersamaan, Korsel dan Indonesia juga sedang memproses proyek bersama pembangunan dan produksi bersama pesawat tempur canggih generasi 4.5 yang dinamai proyek Korean Fighter Xperiment/Indonesia Fighter Xperiment (KFX/IFX).
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD sempat memastikan pembicaraan mengenai proyek kerjasama pembuatan jet tempur KFX/IFX antara pemerintah Korsel tetap dilanjutkan.
Mahfud sempat bertemu dengan Menteri Pertahanan (Menhan) Korsel Jeong Kyeong-doo di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Kamis (12/12/2019). "Pembicaraannya tetap dilanjutkan," kata Mahfud seperti dikutip dari CNN Indonesia.
Ia mengatakan Menhan Korsel sengaja datang ke Indonesia untuk menemui Menhan Prabowo Subianto. Menurutnya, kunjungan itu bertujuan untuk melanjutkan kerjasama proyek tersebut. Mahfud menyatakan saat ini kedua negara masih dalam proses negosiasi untuk melanjutkan proyek tersebut.
"Itu sekarang masih di sedang di negosiasi dan dari Indonesia memang yang ditunjuk Pak Prabowo Menteri Pertahanan untuk berbicara antar menteri pertahanan," kata Mahfud kala itu.
Menteri Pertahanan sebelumnya, Ryamizard Ryacudu, pernah mengungkapkan Indonesia belum membayar 20 persen dari total biaya pengerjaan KF-X/IF-X fase kedua. Indonesia dan Korsel telah menyepakati kontrak proyek itu senilai Rp 18 triliun atau 1,65 triliun won (US$ 1,3 miliar).
Ilustrasi pesawat tempur KFX/IFX [BUMN]
Sementara 80 persen sisanya ditanggung pemerintah Korsel. Total dana yang dikeluarkan kedua negara untuk penggarapan fase kedua ini sebanyak 8,6 triliun won.
Presiden Joko Widodo pada Oktober tahun 2018 lalu pernah menginstruksikan untuk melakukan renegosiasi rencana kerja sama tersebut. Hal itu supaya Indonesia mendapatkan keringanan dalam hal pembiayaan.
Pada November 2018, Kepala Program KFX/IFX dari PTDI Heri Yansyah sempat bercerita seperti dikutip dari detikcom, soal asal mula proyek ini. Proyek ini dimulai dengan letter of intent (LoI) antara Indonesia dan Korsel yang ditandatangani 2009. Selanjutnya pada 2010 ada MoU 2010 yang diteken dua menteri pertahanan di hadapan Presiden.
Pengembangan proyek ini terdiri dari beberapa tahap, antara lain pengembangan teknologi, dalam kurun waktu 2011-2012. Lalu ada tahap EMD engineering manufacturing development yang ditargetkan 10 tahun termasuk ada primary design. Pada 2021 ditargetkan ada prototipe pertama dari rencana 6 prototype yang terbang, ada 2 prototype yang tidak terbang.
Namun, dengan sempat adanya penundaan, jadwal di atas bisa berubah. Semoga seperti kapal selam, proyek ini juga bisa berhasil.
PT PAL Indonesia (Persero) sudah mampu memproduksi kapal selam KRI 405 Alugoro yang merupakan kerja sama dengan Korea Selatan (Korsel). Saat bersamaan, Korsel dan Indonesia juga sedang memproses proyek bersama pembangunan dan produksi bersama pesawat tempur canggih generasi 4.5 yang dinamai proyek Korean Fighter Xperiment/Indonesia Fighter Xperiment (KFX/IFX).
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD sempat memastikan pembicaraan mengenai proyek kerjasama pembuatan jet tempur KFX/IFX antara pemerintah Korsel tetap dilanjutkan.
Mahfud sempat bertemu dengan Menteri Pertahanan (Menhan) Korsel Jeong Kyeong-doo di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Kamis (12/12/2019). "Pembicaraannya tetap dilanjutkan," kata Mahfud seperti dikutip dari CNN Indonesia.
Ia mengatakan Menhan Korsel sengaja datang ke Indonesia untuk menemui Menhan Prabowo Subianto. Menurutnya, kunjungan itu bertujuan untuk melanjutkan kerjasama proyek tersebut. Mahfud menyatakan saat ini kedua negara masih dalam proses negosiasi untuk melanjutkan proyek tersebut.
"Itu sekarang masih di sedang di negosiasi dan dari Indonesia memang yang ditunjuk Pak Prabowo Menteri Pertahanan untuk berbicara antar menteri pertahanan," kata Mahfud kala itu.
Menteri Pertahanan sebelumnya, Ryamizard Ryacudu, pernah mengungkapkan Indonesia belum membayar 20 persen dari total biaya pengerjaan KF-X/IF-X fase kedua. Indonesia dan Korsel telah menyepakati kontrak proyek itu senilai Rp 18 triliun atau 1,65 triliun won (US$ 1,3 miliar).
Ilustrasi pesawat tempur KFX/IFX [BUMN]
Sementara 80 persen sisanya ditanggung pemerintah Korsel. Total dana yang dikeluarkan kedua negara untuk penggarapan fase kedua ini sebanyak 8,6 triliun won.
Presiden Joko Widodo pada Oktober tahun 2018 lalu pernah menginstruksikan untuk melakukan renegosiasi rencana kerja sama tersebut. Hal itu supaya Indonesia mendapatkan keringanan dalam hal pembiayaan.
Pada November 2018, Kepala Program KFX/IFX dari PTDI Heri Yansyah sempat bercerita seperti dikutip dari detikcom, soal asal mula proyek ini. Proyek ini dimulai dengan letter of intent (LoI) antara Indonesia dan Korsel yang ditandatangani 2009. Selanjutnya pada 2010 ada MoU 2010 yang diteken dua menteri pertahanan di hadapan Presiden.
Pengembangan proyek ini terdiri dari beberapa tahap, antara lain pengembangan teknologi, dalam kurun waktu 2011-2012. Lalu ada tahap EMD engineering manufacturing development yang ditargetkan 10 tahun termasuk ada primary design. Pada 2021 ditargetkan ada prototipe pertama dari rencana 6 prototype yang terbang, ada 2 prototype yang tidak terbang.
Namun, dengan sempat adanya penundaan, jadwal di atas bisa berubah. Semoga seperti kapal selam, proyek ini juga bisa berhasil.
♞ CNBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.