Untuk Keperluan Komersial Uji terbang CN235 PT DI ♣
Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Wahyu Sakti Trenggono ingin pesawat CN235 yang dikembangkan oleh PT DI dan CASA tak hanya dikembangkan untuk keperluan militer. Pesawat jenis ini bisa dikembangkan untuk angkutan komersial. CN235 sempat dioperasikan oleh maskapai penerbangan Merpati.
“Harus dikembangkan. Ini (Pesawat CN235) bisa digunakan untuk komersial. Arahnya ke sana. Misal untuk penerbangan jarak pendek. Di kawasan timur misalnya daerah wisata seperti Labuan Bajo,” kata Trenggono dalam memberi arahan di Kemhan, Rabu (22/1/2020).
Keinginan untuk mengembangkan pesawat CN235 milik PT DI bukan hanya disampaikan Trenggono kepada jajaran PT DI tapi juga kepada awak media.
“Kita ingin kembangkan industri pertahanan dalam negeri harus kuat. PT DI 15 tahun ke depan supaya bisa mencapai visinya presiden. Khususnya yang kuat CN235,” katanya.
Pesawat CN235 memang jadi kebanggaan bagi PT DI, Kandungan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) terbilang tinggi, yakni mencapai 40%. Pun banyak negara lain yang sudah memesan pesawat ini, misalnya Pakistan, Brunei Darussalam, Thailand hingga salah satu yang teranyar adalah Nepal. Total pesawat ini sudah tersebar sebanyak hampir 300 pesawat di seluruh dunia. Kebanyakan memang digunakan untuk militer.
Pihak PT DI melalui Program Manager UAV PT Dirgantara Indonesia (PT DI) Muhammad Naenar mengatakan siap menjalankan arahan tersebut. Dia menjelaskan pesawat ini sebelumnya juga pernah digunakan oleh maskapai, yakni Merpati Air beberapa tahun silam.
Pengembangan CN235 untuk keperluan komersial bisa menambah kapasitas penumpang yang saat ini dinilai masih terbatas. “Dicoba lebih dari 50 penumpang, karena pesaingnya di kisaran 48-50 penumpang. Saat ini 40 penumpang, jadi kemungkinan akan dipanjangkan, kemudian bisa bawa penumpang lebih banyak,” sebut Naenar kepada CNBC Indonesia Rabu (22/12/2020) di Kemhan.
Namun, tentu perlu waktu untuk pengembangan CN235 agar bisa punya kapasitas lebih besar. Dia menyebut setidaknya membutuhkan waktu sekitar dua tahun. “Rencana kita akan cepat untuk bisa mengembangkan ini. Karena pesawat sipil sangat ketat regulasinya,” sebut Naenar.
Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Wahyu Sakti Trenggono ingin pesawat CN235 yang dikembangkan oleh PT DI dan CASA tak hanya dikembangkan untuk keperluan militer. Pesawat jenis ini bisa dikembangkan untuk angkutan komersial. CN235 sempat dioperasikan oleh maskapai penerbangan Merpati.
“Harus dikembangkan. Ini (Pesawat CN235) bisa digunakan untuk komersial. Arahnya ke sana. Misal untuk penerbangan jarak pendek. Di kawasan timur misalnya daerah wisata seperti Labuan Bajo,” kata Trenggono dalam memberi arahan di Kemhan, Rabu (22/1/2020).
Keinginan untuk mengembangkan pesawat CN235 milik PT DI bukan hanya disampaikan Trenggono kepada jajaran PT DI tapi juga kepada awak media.
“Kita ingin kembangkan industri pertahanan dalam negeri harus kuat. PT DI 15 tahun ke depan supaya bisa mencapai visinya presiden. Khususnya yang kuat CN235,” katanya.
Pesawat CN235 memang jadi kebanggaan bagi PT DI, Kandungan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) terbilang tinggi, yakni mencapai 40%. Pun banyak negara lain yang sudah memesan pesawat ini, misalnya Pakistan, Brunei Darussalam, Thailand hingga salah satu yang teranyar adalah Nepal. Total pesawat ini sudah tersebar sebanyak hampir 300 pesawat di seluruh dunia. Kebanyakan memang digunakan untuk militer.
Pihak PT DI melalui Program Manager UAV PT Dirgantara Indonesia (PT DI) Muhammad Naenar mengatakan siap menjalankan arahan tersebut. Dia menjelaskan pesawat ini sebelumnya juga pernah digunakan oleh maskapai, yakni Merpati Air beberapa tahun silam.
Pengembangan CN235 untuk keperluan komersial bisa menambah kapasitas penumpang yang saat ini dinilai masih terbatas. “Dicoba lebih dari 50 penumpang, karena pesaingnya di kisaran 48-50 penumpang. Saat ini 40 penumpang, jadi kemungkinan akan dipanjangkan, kemudian bisa bawa penumpang lebih banyak,” sebut Naenar kepada CNBC Indonesia Rabu (22/12/2020) di Kemhan.
Namun, tentu perlu waktu untuk pengembangan CN235 agar bisa punya kapasitas lebih besar. Dia menyebut setidaknya membutuhkan waktu sekitar dua tahun. “Rencana kita akan cepat untuk bisa mengembangkan ini. Karena pesawat sipil sangat ketat regulasinya,” sebut Naenar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.