Sabtu, 29 Mei 2021

Drone Kombatan Elang Hitam Akan Jalani Pengujian

Ditargetkan mengangkasa Agustus 2021 Infografis UCAV Elang Hitam [Tempo]

Sistem pertahanan Indonesia karya dalam negeri bakal semakin beragam. Di antaranya adalah pesawat nirawak atau drone Elang Hitam inovasi dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Kepala BPPT Hammam Riza menargetkan drone Elang Hitam bisa uji terbang Agustus depan.

Sesuai dengan sifatnya yaitu sebagai drone kombatan, Hammam mengatakan Elang Hitam akan dilengkapi dengan senjata. “Tahun ini BPPT meluncurkan drone Elang Hitam. Sebagai wujud kemajuan teknologi pertahanan dan keamanan,” katanya dalam Media Gathering sekaligus halalbihalal di kantor BPPT Jakarta, Kamis (20/5).

Dia tidak ketinggalan mengharap doa dari seluruh masyarakat Indonesia. Supaya target penerbangan drone kombatan Elang Hitam tersebut sesuai jadwal dan berjalan lancar. Hammam menjelaskan Agustus nanti, drone Elang Hitam akan melakoni dua tes sekaligus. Yaitu ground test dan flight test.

Dia menjelaskan penerbangan drone Elang Hitam nantinya dalam suasana peringatan HUT Indonesia. Sekaligus merayakan ulang tahun BPPT yang ke-43.

Deputi Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa (TIRBR) BPPT Wahyu Widodo Pandoe mengatakan setelah melakoni serangkaian tes, drone Elang Hitam tahun depan diharapkan lolos sertifikasi sistem intelejensi. Kemudian pada 2024 siap untuk diproduksi masal.

Drone Elang Hitam digarap keroyokan. Selain BPPT juga ada keterlibatan dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) serta PT Dirgantara Indonesia (PT DI). Selain itu juga ada keterlibatan TNI AU, ITB, PT Len Industri, dan lainnya.

Sebelumnya kabar soal proyek drone Elang Hitam sempat mencuat Desember 2019 lalu. Melalui kegiatan roll-out di hanggar PT DI untuk pertama kalinya drone Elang Hitam diperkenalkan ke masyarakat. Penampakan drone tersebut terlihat bongsor. Sebab panjangnya mencapai 8,3 meter dengan bentang sayap 16 meteran.

Saat itu Hammam menuturkan drone tersebut merupakan salah satu inovasi dalam negeri di bidang pertahanan. Drone itu diyakini mampu terbang tanpa henti atau nonstop selama 24 jam. Kemudian juga dilengkapi dengan pengendalian multiple unmanned aerial vehicle (UAV) secara bersamaan. ’’Pesawat tanpa awak MALE ini hasil rancang bangun, rekayasa, dan produksi anak bangsa,’’ tegas Hammam.

Hammam menceritakan proyek PUNA tipe MALE (medium altitude long endurance) atau drone Elang Hitam dimulai sejak 2015 lalu oleh Balitbang Kementerian Pertahanan (Kemenhan). Kemudian dilanjutkan dengan pembuatan engineering document pada 2017 oleh Balitbang Kemenhan bersama BPPT. Pada saat itu juga dibentuk Konsorsium Pesawat Terbang Tanpa Awak (PTTA) MALE.

  JP  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...