✈️ Dengan nilai Rp 2,1 TriliunIlustrasi Armada Hercules TNI AU (Dispenau)
PT Dirgantara Indonesia (PT DI) kembali dipercaya oleh Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemhan RI) untuk melaksanakan berbagai pekerjaan modernisasi pertahanan, salah satunya perawatan dan modernisasi pesawat C130 Hercules dalam rangka meningkatkan kemampuan TNI AU sebagai penjaga utama keamanan wilayah udara Indonesia.
Kontrak pengadaan modernisasi C130 Hercules antara PT DI dengan Kemhan RI tersebut telah terhitung efektif per tanggal 02 Februari 2024 lalu, untuk pengerjaan beberapa pesawat dengan lingkup pekerjaan penggantian Center Wing Box Replacement (CWBR) dan Avionic Upgrade Program (AUP), termasuk kegiatan overhaul engine & propeller, dengan total nilai pekerjaan sebesar USD 150 Juta atau setara Rp 2,1 triliun.
Dalam pengerjaannya, PT DI bekerja sama dengan beberapa partner untuk penyediaan Center Wing Box dan pekerjaan Avionic Upgrade, dengan demikian dapat terbentuk perluasan ekosistem rantai pasok dan diperolehnya alih teknologi yang dapat diserap secara progresif dan dikuasai secara menyeluruh, melalui program modernisasi alutsista ini.
Kerja sama yang dilakukan tersebut merupakan bentuk kesiapan PT DI dalam mengimplementasikan keberhasilan program kerja modernisasi C130 Hercules, serta bentuk keterlibatan PT DI dalam mendorong kemandirian industri pertahanan dan peningkatan kekuatan militer Indonesia.
“Dengan telah efektifnya kontrak modernisasi C130 Hercules tersebut, maka selanjutnya sudah dapat diperhitungkan sebagai kontribusi peningkatan aktivitas di sektor manufaktur yang akan memberikan dampak bisnis dan menjadi indikator kemajuan industri pelakunya, dalam hal ini PTDI,” kata Gita Amperiawan, Direktur Utama PT DI, dalam keterangannya, Senin (8/4).
Ditunjuknya PT DI sebagai pelaksana pekerjaan penggantian Center Wing Box Replacement dan Avionic Upgrade, termasuk kegiatan Overhaul Engine & Propeller ini sejalan dengan mandat Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) yang menekankan agar Defend ID, Holding BUMN Industri Pertahanan, termasuk PT DI di dalamnya untuk menjadi ujung tombak kemandirian sekaligus bertransformasi membangun ekosistem industri pertahanan yang kuat dan modern, termasuk juga melakukan penguasaan teknologi dan manufaktur komponen terkini berbasis teknologi dual-use dengan membangun kerja sama global seluas-luasnya.
Tentunya hal ini searah juga dengan perintah Presiden Jokowi yang memerintahkan agar kebijakan belanja pertahanan Indonesia bergeser menjadi investasi pertahanan jangka panjang yang dirancang sistematis, dijalankan secara konsisten dan berkelanjutan, sehingga kemandirian industri pertahanan serta terciptanya sistem pertahanan negara yang lebih kuat, maju dan mandiri dapat terwujud.
Di samping perannya dalam mendorong kemandirian industri pertahanan, PT DI juga berupaya membuat inovasi dan strategi bisnis baru, termasuk perluasan pasarnya di luar negeri, yang kemudian secara paralel juga dapat menghasilkan multiplier effect yang manfaatnya dapat terasa bagi kemajuan industri pertahanan nasional di pasar global.
Torehan kontrak baru senilai USD 1 miliar di akhir tahun 2023 merupakan sejarah pencapaian kontrak terbesar bagi PT DI, hal tersebut dapat menjadi modal bagi PTDI untuk perbaikan ke depan dan keberlangsungan usaha/sustainability.
Beragam macam kontrak yang diperoleh dari Kemhan RI, baik kontrak pengadaan baru pesawat CN235 dan N219 untuk end user TNI AD, maupun kontrak pemeliharaan dan perawatan helikopter milik Penerbad, juga kontrak jual beli helikopter angkut serbaguna S-70M Black Hawk dan kontrak pengadaan ekspor pesawat NC212i untuk DND Philippines.
“Hal ini tentunya menjadi suatu pencapaian, juga tantangan bagi PTDI. Merupakan langkah besar menuju kebangkitan dan kemajuan bisnis PTDI. Diharapkan seluruh program terkontrak tersebut dapat diselesaikan dengan baik dan kemudian dapat membuka peluang yang lebih besar untuk perolehan kontrak baru lainnya di kemudian hari,” tambah Gita Amperiawan.
PT DI selama tiga tahun terakhir berturut-turut mencapai kinerja positif, dimana catatan Laba Bersih Audited Tahun Buku 2021 sebesar USD 1,8 Juta; Tahun Buku 2022 sebesar USD 2,3 Juta; dan Tahun Buku 2023 sebesar USD 1,6 juta. Ke depan, capaian Laba Bersih diproyeksikan dapat meningkat dengan memperoleh target kontrak baru pesawat terbang dari Rencana Kebutuhan (Renbut) Lima Tahunan Kemhan RI tahun 2025-2029 dan para pelanggan lainnya di luar Kemhan RI, baik dalam maupun luar negeri.
“Diharapkan PT DI terus dipercaya untuk memenuhi kebutuhan alutsista dari Renbut tersebut, sehingga profitabilitas Perusahaan ke depan juga dapat terus terjaga, tentunya hal ini berimplikasi positif bagi stakeholders, termasuk investor dan vendor,” kata Gita.
Perumusan Renbut tersebut tidak lain adalah salah satu bentuk dukungan Pemerintah kepada industri pertahanan yang kemudian juga dapat menciptakan sustainability bisnis jangka panjang.
PT Dirgantara Indonesia (PT DI) kembali dipercaya oleh Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemhan RI) untuk melaksanakan berbagai pekerjaan modernisasi pertahanan, salah satunya perawatan dan modernisasi pesawat C130 Hercules dalam rangka meningkatkan kemampuan TNI AU sebagai penjaga utama keamanan wilayah udara Indonesia.
Kontrak pengadaan modernisasi C130 Hercules antara PT DI dengan Kemhan RI tersebut telah terhitung efektif per tanggal 02 Februari 2024 lalu, untuk pengerjaan beberapa pesawat dengan lingkup pekerjaan penggantian Center Wing Box Replacement (CWBR) dan Avionic Upgrade Program (AUP), termasuk kegiatan overhaul engine & propeller, dengan total nilai pekerjaan sebesar USD 150 Juta atau setara Rp 2,1 triliun.
Dalam pengerjaannya, PT DI bekerja sama dengan beberapa partner untuk penyediaan Center Wing Box dan pekerjaan Avionic Upgrade, dengan demikian dapat terbentuk perluasan ekosistem rantai pasok dan diperolehnya alih teknologi yang dapat diserap secara progresif dan dikuasai secara menyeluruh, melalui program modernisasi alutsista ini.
Kerja sama yang dilakukan tersebut merupakan bentuk kesiapan PT DI dalam mengimplementasikan keberhasilan program kerja modernisasi C130 Hercules, serta bentuk keterlibatan PT DI dalam mendorong kemandirian industri pertahanan dan peningkatan kekuatan militer Indonesia.
“Dengan telah efektifnya kontrak modernisasi C130 Hercules tersebut, maka selanjutnya sudah dapat diperhitungkan sebagai kontribusi peningkatan aktivitas di sektor manufaktur yang akan memberikan dampak bisnis dan menjadi indikator kemajuan industri pelakunya, dalam hal ini PTDI,” kata Gita Amperiawan, Direktur Utama PT DI, dalam keterangannya, Senin (8/4).
Ditunjuknya PT DI sebagai pelaksana pekerjaan penggantian Center Wing Box Replacement dan Avionic Upgrade, termasuk kegiatan Overhaul Engine & Propeller ini sejalan dengan mandat Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) yang menekankan agar Defend ID, Holding BUMN Industri Pertahanan, termasuk PT DI di dalamnya untuk menjadi ujung tombak kemandirian sekaligus bertransformasi membangun ekosistem industri pertahanan yang kuat dan modern, termasuk juga melakukan penguasaan teknologi dan manufaktur komponen terkini berbasis teknologi dual-use dengan membangun kerja sama global seluas-luasnya.
Tentunya hal ini searah juga dengan perintah Presiden Jokowi yang memerintahkan agar kebijakan belanja pertahanan Indonesia bergeser menjadi investasi pertahanan jangka panjang yang dirancang sistematis, dijalankan secara konsisten dan berkelanjutan, sehingga kemandirian industri pertahanan serta terciptanya sistem pertahanan negara yang lebih kuat, maju dan mandiri dapat terwujud.
Di samping perannya dalam mendorong kemandirian industri pertahanan, PT DI juga berupaya membuat inovasi dan strategi bisnis baru, termasuk perluasan pasarnya di luar negeri, yang kemudian secara paralel juga dapat menghasilkan multiplier effect yang manfaatnya dapat terasa bagi kemajuan industri pertahanan nasional di pasar global.
Torehan kontrak baru senilai USD 1 miliar di akhir tahun 2023 merupakan sejarah pencapaian kontrak terbesar bagi PT DI, hal tersebut dapat menjadi modal bagi PTDI untuk perbaikan ke depan dan keberlangsungan usaha/sustainability.
Beragam macam kontrak yang diperoleh dari Kemhan RI, baik kontrak pengadaan baru pesawat CN235 dan N219 untuk end user TNI AD, maupun kontrak pemeliharaan dan perawatan helikopter milik Penerbad, juga kontrak jual beli helikopter angkut serbaguna S-70M Black Hawk dan kontrak pengadaan ekspor pesawat NC212i untuk DND Philippines.
“Hal ini tentunya menjadi suatu pencapaian, juga tantangan bagi PTDI. Merupakan langkah besar menuju kebangkitan dan kemajuan bisnis PTDI. Diharapkan seluruh program terkontrak tersebut dapat diselesaikan dengan baik dan kemudian dapat membuka peluang yang lebih besar untuk perolehan kontrak baru lainnya di kemudian hari,” tambah Gita Amperiawan.
PT DI selama tiga tahun terakhir berturut-turut mencapai kinerja positif, dimana catatan Laba Bersih Audited Tahun Buku 2021 sebesar USD 1,8 Juta; Tahun Buku 2022 sebesar USD 2,3 Juta; dan Tahun Buku 2023 sebesar USD 1,6 juta. Ke depan, capaian Laba Bersih diproyeksikan dapat meningkat dengan memperoleh target kontrak baru pesawat terbang dari Rencana Kebutuhan (Renbut) Lima Tahunan Kemhan RI tahun 2025-2029 dan para pelanggan lainnya di luar Kemhan RI, baik dalam maupun luar negeri.
“Diharapkan PT DI terus dipercaya untuk memenuhi kebutuhan alutsista dari Renbut tersebut, sehingga profitabilitas Perusahaan ke depan juga dapat terus terjaga, tentunya hal ini berimplikasi positif bagi stakeholders, termasuk investor dan vendor,” kata Gita.
Perumusan Renbut tersebut tidak lain adalah salah satu bentuk dukungan Pemerintah kepada industri pertahanan yang kemudian juga dapat menciptakan sustainability bisnis jangka panjang.
✈️ Kumparan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.