Rantis Garda II
(Foto Army Recognition) |
Mengutip data belanja militer (military expenditure) 2011 berdasarkan riset Stockholm International Peace Research Institute, dia menjelaskan bahwa pengeluaran untuk militer dunia per tahun pada 2011,dengan harga konstan 2010, mencapai sekitar USD 1.738 miliar atau 10 kali lipat dari APBN Indonesia. Adapun di sisi lain belanja Indonesia di bidang pertahanan baru mencapai 0,7% produk domestik bruto (PDB).
Hal ini masih kalah jauh jika dibandingkan dengan negara-negara yang memiliki militer kuat seperti Amerika Serikat (4,7%) dan Cina, bahkan Arab Saudi mencapai 10% PDB negaranya. Artinya memang masih ada peluang bagi kita untuk mengembangkan lagi produksi industri pertahanan dalam negeri, baik untuk segi pertimbangan ekonomi maupun pertimbangan keamanan,”sebut dia.
Guru besar Universitas Gadjah Mada Yogyakarta itu menyarankan industri pertahanan dalam negeri belajar dari negara-negara yang sukses mengembangkan industri pertahanan. Dia pun menggariskan, banyak negara yang sudah sukses mengembangkan industri pertahanan karena mereka tidak melepaskan industri itu tumbuh sendiri. “Industri pertahanan itu tidak bisa tumbuh sendiri di dalam suatu negara. Umumnya tumbuh bersamaan dengan industri lain di dalam negeri. Sebab industri pertahanan ini butuh supporting dari industri lain,” terang Wapres.
Dalam sambutannya, Wapres juga mengapresiasi Indo Defence ini. Menurut dia, event dua tahunan ini penting karena bisa memberikan inspirasi bagi pelaku industri pertahanan. Ajang ini juga memberi peluang untuk promosi produk pertahanan Indonesia di pasar dunia. “Ini juga bisa menjadikan public education kepada masyarakat soal pertahanan nasional,” tuturnya.
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengungkapkan optimismenya bahwa industri pertahanan Indonesia akan berkembang. Dia menuturkan, lahirnya UU Industri Pertahanan dapat membawa dampak strategis dan fundamental untuk membangkitkan kembali industri pertahanan. “UU ini juga akan menguatkan industri pertahanan itu sendiri untuk mandiri dan memproduksi produk alutsista (alat utama sistem senjata) secara berkesinambungan,” ujarnya sembari menyebut bahwa ini akan membuat lapangan kerja terbuka lebar dan perekonomian Indonesia akan bergerak.
Sebelumnya,Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq menjelaskan, dalam dua tahun sejak diberlakukannya UU tentang Industri Pertahanan, industri pertahanan dalam negeri akan berkembang pesat. Indo Defence, Indo Aerospace and Indo Marine 2012 Expo and Forum ini digelar mulai 7 November hingga 10 November 2012 di Jakarta Internasional Expo Kemayoran. Dibandingkan tahun sebelumnya, event kali ini lebih besar karena diikuti 50 negara,termasuk Amerika Serikat yang kali pertama berpartisipasi, dengan total perusahaan sekitar 600 buah.
Sesuai dengan tema yang diusung tahun ini, “Empowering Indonesia’s Industry for Defence Modernization”, Indonesia mematok tahun 2012 sebagai tahun kebangkitan industri pertahanan nasional seiring dengan terbitnya UU Industri Pertahanan Nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.