Anggota Komisi I DPR Susaningtyas Kertopati atau Nuning mengapresiasi pengangkatan Letjen Gatot Nurmantyo sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).
Nuning mengaku terkesan akan konsep Gatot tentang proxy war yang pernah disampaikan antara lain ketika memberikan kuliah umum di kampus Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat.
Nuning melihat Gatot sebagai jenderal Angkatan Darat yang profesional dan intelektual. Beberapa kali, Gatot menjadi pembicara di perguruan tinggi seperti di UI dan Universitas Padjajaran (Unpad). "Pemikirannya mengenai antisipasi proxy war sangat menarik," tutur Nuning di Jakarta, Jumat (25/7/2014).
Dalam kuliah umum di kampus UI tersebut, Gatot mengatakan bahwa perang proxy atau proxy war merupakan perang antara dua pihak yang tidak saling berhadap-hadapan namun menggunakan pihak ketiga untuk mengalahkan musuh.
"Perang proxy tidak dapat dikenali secara jelas siapa kawan dan siapa lawan karena musuh menggunakan dan mengendalikan actor nonstate," tutur Gatot. Menurutnya, indikasi proxy war antara lain adalah gerakan separatis, demonstrasi massa, dan bentrok antarkelompok.
Nuning juga melihat Gatot rajin mengunjungi prajurit di pelosok-pelosok negeri. Hal itu dilakukan untuk menjaga profesionalisme prajurit TNI AD dan juga menjaganya agar tak larut ke dalam politik. "Di mata saya sebagai anggota Komisi I DPR, KSAD yang baru ini seorang jenderal koboi," kata politisi Partai Hanura itu.
Nuning mengharapkan KSAD yang baru bisa membangun kesejahteraan prajurit serta alat utama sistem pertahanan (alutsista) sehingga TNI AD mumpuni menjaga pertahanan teritorial NKRI.
"Semoga ke depan Pak Gatot dapat meneruskan apa yang sudah diperjuangkan KSAD terdahulu Jenderal Budiman dalam memajukan pembangunan SDM TNI AD melalui pendidikan dan pelatihan," imbuhnya.
Letjen Gatot Nurmantyo dilantik menjadi KSAD di Istana Presiden, Jumat (25/7) siang. Upacara pelantikan itu dihadiri Wakil Presiden Boediono, Menkopolhukam Djoko Suyanto, Menko Perekonomian Chairul Tanjung, Menko Kesra Agung Laksono, Mendagri Gamawan Fauzi, Menlu Marty Natalegawa, Panglima TNI Jenderal Moeldoko, Kapolri Jenderal Sutarman, dan dua kepala staf angkatan TNI lainnya. Sedangkan Jenderal Budiman yang saat ini berstatus perwita tinggi Mabes TNI tidak hadir di acara tersebut.
Nuning mengaku terkesan akan konsep Gatot tentang proxy war yang pernah disampaikan antara lain ketika memberikan kuliah umum di kampus Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat.
Nuning melihat Gatot sebagai jenderal Angkatan Darat yang profesional dan intelektual. Beberapa kali, Gatot menjadi pembicara di perguruan tinggi seperti di UI dan Universitas Padjajaran (Unpad). "Pemikirannya mengenai antisipasi proxy war sangat menarik," tutur Nuning di Jakarta, Jumat (25/7/2014).
Dalam kuliah umum di kampus UI tersebut, Gatot mengatakan bahwa perang proxy atau proxy war merupakan perang antara dua pihak yang tidak saling berhadap-hadapan namun menggunakan pihak ketiga untuk mengalahkan musuh.
"Perang proxy tidak dapat dikenali secara jelas siapa kawan dan siapa lawan karena musuh menggunakan dan mengendalikan actor nonstate," tutur Gatot. Menurutnya, indikasi proxy war antara lain adalah gerakan separatis, demonstrasi massa, dan bentrok antarkelompok.
Nuning juga melihat Gatot rajin mengunjungi prajurit di pelosok-pelosok negeri. Hal itu dilakukan untuk menjaga profesionalisme prajurit TNI AD dan juga menjaganya agar tak larut ke dalam politik. "Di mata saya sebagai anggota Komisi I DPR, KSAD yang baru ini seorang jenderal koboi," kata politisi Partai Hanura itu.
Nuning mengharapkan KSAD yang baru bisa membangun kesejahteraan prajurit serta alat utama sistem pertahanan (alutsista) sehingga TNI AD mumpuni menjaga pertahanan teritorial NKRI.
"Semoga ke depan Pak Gatot dapat meneruskan apa yang sudah diperjuangkan KSAD terdahulu Jenderal Budiman dalam memajukan pembangunan SDM TNI AD melalui pendidikan dan pelatihan," imbuhnya.
Letjen Gatot Nurmantyo dilantik menjadi KSAD di Istana Presiden, Jumat (25/7) siang. Upacara pelantikan itu dihadiri Wakil Presiden Boediono, Menkopolhukam Djoko Suyanto, Menko Perekonomian Chairul Tanjung, Menko Kesra Agung Laksono, Mendagri Gamawan Fauzi, Menlu Marty Natalegawa, Panglima TNI Jenderal Moeldoko, Kapolri Jenderal Sutarman, dan dua kepala staf angkatan TNI lainnya. Sedangkan Jenderal Budiman yang saat ini berstatus perwita tinggi Mabes TNI tidak hadir di acara tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.