John Kerry (AP)
Pemerintah Israel melalui Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah memintah bantuan ke Amerika Serikat untuk mengupayakan gencatan senjata di Gaza. Hal ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri AS John Kerry saat berkunjung ke Israel.
"Tadi malam kami berbicara, dan perdana menteri berbicara kepada saya tentang ide dan kemungkinan gencatan senjata," kata Kerry seperti dilansir AFP, Selasa (29/7/2014).
"Ini bukan tentang saya, ini tentang Israel dan hak untuk membela diri," ujar Kerry setelah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Ukraina Pavlo Klimkin.
Menurut Kerry, pihaknya sangat hati-hati untuk menemukan solusi atas serangan militer di jalur Gaza. Hal ini, bagi Kerry, sangat penting untuk mengurangi korban sipil.
"Kami bekerja sangat hati-hati dengan teman-teman Israel kita, agar dapat menemukan cara untuk mengurangi korban sipil. Kedua belah pihak mengalami kesulitan menemukan solusi ke depan," ujar Kerry.
Sementara itu, Israel semakin gencar melakukan serangan ke Gaza di hari ke-22 invasi militer tersebut. Korban sudah mencapai 1.000 orang lebih, dan sebagian besar adalah wanita serta anak-anak yang tinggal di Gaza.
Beberapa kali gencatan senjata disepakati, namun tak berlangsung lama. Hingga saat ini, gerilyawan Hamas menolak gencatan senjata kembali dengan Israel.
"Hal ini lebih tepat untuk mencoba menyelesaikan masalah mendasar di meja perundingan, daripada melanjutkan perang kekerasan, yang akan jauh lebih sulit untuk dipulihkan kembali," kata Kerry.
Ikuti sejumlah peristiwa menarik yang terjadi sepanjang hari ini hanya di "Reportase" TRANS TV Senin - Jumat pukul 12.45 WIB.(vid/vid)Video Ungkap al-Qassam Menyusup dan Bunuh 10 Tentara Israel Cuplikan aksi militan al-Qassan menyusup ke Israel. | (Maan)
Sebuah video penyusupan militan al-Qassam diputar oleh stasiun televisi al-Aqsa. Di video itu, para militan sayap militer Hamas itu menyusup ke wilayah Israel melalui terowongan dan membunuh 10 tentara Israel.
Beberapa militan al-Qassam tampak memanjat keluar dari terowongan dan masuk ke pangkalan militer Israel. Di sanalah, para militan al-Qassam dan tentara Israel terlibat baku tembak.(Lihat video aksi penyusupan al-Qassam di sini)
Dalam video itu, seorang militan yang mengenakan topeng memamerkan senapan serbu milik Israel yang diduga telah dia rebut dari tentara Israel.
Insiden itu terjadi pangkalan militer Israel Nahal Oz pada Senin lalu. Militer Israel mengkonfirmasi lima tentaranya tewas, namun al-Qassam menegaskan mereka telah membunuh 10 tentara Zionis Israel.
Sebelum video itu ditayangkan, komandan Brigade Al-Qassam, Muhammad Deif, membuat pernyataan di stasiun televisi al-Aqsa. “Kami sengaja menargetkan sasaran militer Israel, sementara musuh kami menargetkan warga sipil dan anak-anak,” ujar Deif, seperti dikutip Ma’an, Rabu (30/7/2014).
”Kami tidak akan menerima solusi tengah,” ucapnya.”Tidak akan ada gencatan senjata tanpa penghentian serangan dan pencabutan blokade (di Gaza oleh Israel),” imbuh dia.
Setelah penayangan video itu, suara roket terdengar di Tel Aviv. Sampai saat data resmi militer Israel menyatakan, 53 tentaranya tewas selama perang darat di Gaza. Sedangkan dua warga sipil Israel tewas, dan satu lagi warga Thailand yang bekerja di Israel ikut tewas terkena serangan roket dari Gaza.(mas)Hamas Minta Bantuan Turki Wujudkan Gencatan Senjata Menteri Luar Negeri Turki, Ahmet Davutoglu bersama dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat , John Kerry dan Menteri Luar Negeri Qatar Khalid Al-Attiyah (Reuters)
Kelompok Hamas dikabarkan meminta bantuan kepada Turki untuk membantu mereka dalam proses gencatan senjata dengan Israel. Turki sendiri merupakan salah satu negara yang sangat mendukung Palestina dan Hamas.
Melansir Kuwait News Agenci (KUNA), Rabu (30/7/2014), hal tersebut disampaikan langsung oleh Menteri Luar Negeri Turki, Ahmet Davutoglu. Dirinya menegaskan, Turki akan mengeluarkan kemampuan terbaik mereka untuk membantu Hamas.
“Kami (Turki) akan mengerahkan usaha terbaik kami untuk membantu menghentikan agresi militer Israel di Gaza yang saat ini sudah memasuki pekan ketiga,” ungkap Davutoglu saat melakukan wawancara dengan televisi setempat.
Davutoglu juga menyatakan, saat ini dirinya sudah melakukan kontak dengan beberapa pihak terkait proses gencatan senjata ini. Dirinya menyatakan, dia dan beberapa Menteri Luar Negeri telah mempersiapkan proposal gencatan senjata baru yang akan segera diserahkan kepada kedua belah pihak yang bertikai.
“Saya sudah melakukan kontak dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), John Kerry dan Menteri Luar Negeri Qatar Khalid Al-Attiyah untuk membahas situasi terkini di Gaza,” Davutoglu menambahkan.
Davutoglu menegaskan, pemerintah Turki tidak akan menerima usulan yang kemungkinan merugikan bangsa Palestina. Salah satunya ada usulan pelucutan senjata Hamas. “Rakyat Palestina memiliki hak untuk membela diri, pelucutan senjata tidak bisa diterima,” ucapnya.(esn)Negara-Negara Amerika Latin Tarik Dubes dari Israel Pertempuran masih terjadi antara Hamas dan Israel, tank Israel menembakan peluru mereka ke arah Gaza (Reuters)
Beberapa negara di kawasan Amerika latin dikabarkan telah menarik Duta Besar (Dubes) mereka dari Israel. Penarikan Dubes ini dikarenakan beberapa negara menganggap kondisi di Israel sudah tak lagi kondusif paska roket Hamas mulai sering menghantam wilayah Israel.
Melansir Itar-tas, Rabu (30/7/2014), dua negara Amerika Latin terakhir yang menarik Dubes mereka dari Israel adalah Chili dan El Salvador. Negara-negara Amerika Latin berharap gencatan senjata antara Hamas dan Israel segera terwujud agar stabilitas kembali hadir di wilayah Israel dan Palestina.
"Kami berharap, tekanan internasional akan membuat kedua pihak yang bertikai duduk di satu meja dan mencapai kesepakatan damai, yang diawali dengan proses gencatan senjata,” ungkap Menteri Luar Negeri Chili, Heraldo Munoz.
Namun, Munez melihat perdamaian yang sesungguhnya masih akan sangat sulit tercapai di wilayah itu. “Perdamaian antara kedua pihak nampaknya akan terjadi di masa depan, tapi di masa depan yang sangat jauh,” ucapnya.
Munez menegaskan, keputusan untuk memulangkan Dubes mereka didapat setelah melalui diskusi panjang. Di lain sisi, pemanggilan Dubes El Salvador terkesan mendadak, karena menurut Dubes El Salvador untuk Israel Susana Edith Gun, dirinya baru mendapatkan telepon untuk kembali ke negaranya semalam.
Sebelumnya Ekuador, Brazil dan Peru telah terlebih dahulu menarik Dubes mereka dari Israel. Brazil sendiri merupakan salah satu negara yang mengutuk agresi militer Israel ke Gaza. Menurut mereka, Israel tengah melakukan pembantaian terhadap warga Gaza.(esn)Selebriti Dunia Ramai-Ramai Dukung Gaza Javier Bardem dan sang istri Penelope Cruz (CNN)
Tidak disangka ternyata banyak selebriti dunia yang mendukung perjuangan warga Palestina di Gaza untuk melawan Israel. Bahkan, beberapa selebriti turut mengecam tindakan Israel yang dianggap sebagai aksi genosida.
Melansir CNN, Rabu (30/7/2014), pernyataan mengecam itu dikeluarkan oleh aktor peraih penghargaan Oscar, Javier Bardem. Menurut Bardem, apa yang dilakukan oleh tentara Israel kepada warga Palestina sudah termasuk ke dalam aksi genosida.
"Ini adalah perang antara sebuah negara melawan sebuah kota dengan tujuan yang tidak jelas. Kita memiliki wilayah yang mini, tanpa air dan di mana rumah sakit, ambulans dan anak-anak adalah menjadi target karena diduga sebagai teroris,” ungkap Bardem.
“Sulit untuk memahami dan tidak mungkin untuk membenarkan. Satu hal yang memalukan, bahwa posisi masyarakat internasional di Barat adalah seperti mendukung genosida tersebut," ujar Bardem.
Pernyataan itu dia tulis dalam sebuah surat terbuka yang juga ditandatangani oleh selebritis lainnya termasuk Istri Bardem, aktris pemenang Oscar Penelope Cruz, dan Sutradara pemenang Oscar, Pedro Almodovar.
Sementara itu, salah seorang penyanyi dari boyband asal Inggris One Direction, Zayn Malik secara terang-terangan mendukung pemebebasan Palestina dari tangan Israel. Di akun Twitter pribadinya Zayn menulis “Free Palestine” sebagai dukungngan terhadap Palestina.
Namun, menurut Michael Levine, seorang humas veteran di Holywood, para selebritis tersebut seharusnya tidak ikut campur dalam konflik semacam ini. Hal ini bisa menjadi bumerang bagi sang selebriti.(esn)
Pemerintah Israel melalui Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah memintah bantuan ke Amerika Serikat untuk mengupayakan gencatan senjata di Gaza. Hal ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri AS John Kerry saat berkunjung ke Israel.
"Tadi malam kami berbicara, dan perdana menteri berbicara kepada saya tentang ide dan kemungkinan gencatan senjata," kata Kerry seperti dilansir AFP, Selasa (29/7/2014).
"Ini bukan tentang saya, ini tentang Israel dan hak untuk membela diri," ujar Kerry setelah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Ukraina Pavlo Klimkin.
Menurut Kerry, pihaknya sangat hati-hati untuk menemukan solusi atas serangan militer di jalur Gaza. Hal ini, bagi Kerry, sangat penting untuk mengurangi korban sipil.
"Kami bekerja sangat hati-hati dengan teman-teman Israel kita, agar dapat menemukan cara untuk mengurangi korban sipil. Kedua belah pihak mengalami kesulitan menemukan solusi ke depan," ujar Kerry.
Sementara itu, Israel semakin gencar melakukan serangan ke Gaza di hari ke-22 invasi militer tersebut. Korban sudah mencapai 1.000 orang lebih, dan sebagian besar adalah wanita serta anak-anak yang tinggal di Gaza.
Beberapa kali gencatan senjata disepakati, namun tak berlangsung lama. Hingga saat ini, gerilyawan Hamas menolak gencatan senjata kembali dengan Israel.
"Hal ini lebih tepat untuk mencoba menyelesaikan masalah mendasar di meja perundingan, daripada melanjutkan perang kekerasan, yang akan jauh lebih sulit untuk dipulihkan kembali," kata Kerry.
Ikuti sejumlah peristiwa menarik yang terjadi sepanjang hari ini hanya di "Reportase" TRANS TV Senin - Jumat pukul 12.45 WIB.(vid/vid)Video Ungkap al-Qassam Menyusup dan Bunuh 10 Tentara Israel Cuplikan aksi militan al-Qassan menyusup ke Israel. | (Maan)
Sebuah video penyusupan militan al-Qassam diputar oleh stasiun televisi al-Aqsa. Di video itu, para militan sayap militer Hamas itu menyusup ke wilayah Israel melalui terowongan dan membunuh 10 tentara Israel.
Beberapa militan al-Qassam tampak memanjat keluar dari terowongan dan masuk ke pangkalan militer Israel. Di sanalah, para militan al-Qassam dan tentara Israel terlibat baku tembak.(Lihat video aksi penyusupan al-Qassam di sini)
Dalam video itu, seorang militan yang mengenakan topeng memamerkan senapan serbu milik Israel yang diduga telah dia rebut dari tentara Israel.
Insiden itu terjadi pangkalan militer Israel Nahal Oz pada Senin lalu. Militer Israel mengkonfirmasi lima tentaranya tewas, namun al-Qassam menegaskan mereka telah membunuh 10 tentara Zionis Israel.
Sebelum video itu ditayangkan, komandan Brigade Al-Qassam, Muhammad Deif, membuat pernyataan di stasiun televisi al-Aqsa. “Kami sengaja menargetkan sasaran militer Israel, sementara musuh kami menargetkan warga sipil dan anak-anak,” ujar Deif, seperti dikutip Ma’an, Rabu (30/7/2014).
”Kami tidak akan menerima solusi tengah,” ucapnya.”Tidak akan ada gencatan senjata tanpa penghentian serangan dan pencabutan blokade (di Gaza oleh Israel),” imbuh dia.
Setelah penayangan video itu, suara roket terdengar di Tel Aviv. Sampai saat data resmi militer Israel menyatakan, 53 tentaranya tewas selama perang darat di Gaza. Sedangkan dua warga sipil Israel tewas, dan satu lagi warga Thailand yang bekerja di Israel ikut tewas terkena serangan roket dari Gaza.(mas)Hamas Minta Bantuan Turki Wujudkan Gencatan Senjata Menteri Luar Negeri Turki, Ahmet Davutoglu bersama dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat , John Kerry dan Menteri Luar Negeri Qatar Khalid Al-Attiyah (Reuters)
Kelompok Hamas dikabarkan meminta bantuan kepada Turki untuk membantu mereka dalam proses gencatan senjata dengan Israel. Turki sendiri merupakan salah satu negara yang sangat mendukung Palestina dan Hamas.
Melansir Kuwait News Agenci (KUNA), Rabu (30/7/2014), hal tersebut disampaikan langsung oleh Menteri Luar Negeri Turki, Ahmet Davutoglu. Dirinya menegaskan, Turki akan mengeluarkan kemampuan terbaik mereka untuk membantu Hamas.
“Kami (Turki) akan mengerahkan usaha terbaik kami untuk membantu menghentikan agresi militer Israel di Gaza yang saat ini sudah memasuki pekan ketiga,” ungkap Davutoglu saat melakukan wawancara dengan televisi setempat.
Davutoglu juga menyatakan, saat ini dirinya sudah melakukan kontak dengan beberapa pihak terkait proses gencatan senjata ini. Dirinya menyatakan, dia dan beberapa Menteri Luar Negeri telah mempersiapkan proposal gencatan senjata baru yang akan segera diserahkan kepada kedua belah pihak yang bertikai.
“Saya sudah melakukan kontak dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), John Kerry dan Menteri Luar Negeri Qatar Khalid Al-Attiyah untuk membahas situasi terkini di Gaza,” Davutoglu menambahkan.
Davutoglu menegaskan, pemerintah Turki tidak akan menerima usulan yang kemungkinan merugikan bangsa Palestina. Salah satunya ada usulan pelucutan senjata Hamas. “Rakyat Palestina memiliki hak untuk membela diri, pelucutan senjata tidak bisa diterima,” ucapnya.(esn)Negara-Negara Amerika Latin Tarik Dubes dari Israel Pertempuran masih terjadi antara Hamas dan Israel, tank Israel menembakan peluru mereka ke arah Gaza (Reuters)
Beberapa negara di kawasan Amerika latin dikabarkan telah menarik Duta Besar (Dubes) mereka dari Israel. Penarikan Dubes ini dikarenakan beberapa negara menganggap kondisi di Israel sudah tak lagi kondusif paska roket Hamas mulai sering menghantam wilayah Israel.
Melansir Itar-tas, Rabu (30/7/2014), dua negara Amerika Latin terakhir yang menarik Dubes mereka dari Israel adalah Chili dan El Salvador. Negara-negara Amerika Latin berharap gencatan senjata antara Hamas dan Israel segera terwujud agar stabilitas kembali hadir di wilayah Israel dan Palestina.
"Kami berharap, tekanan internasional akan membuat kedua pihak yang bertikai duduk di satu meja dan mencapai kesepakatan damai, yang diawali dengan proses gencatan senjata,” ungkap Menteri Luar Negeri Chili, Heraldo Munoz.
Namun, Munez melihat perdamaian yang sesungguhnya masih akan sangat sulit tercapai di wilayah itu. “Perdamaian antara kedua pihak nampaknya akan terjadi di masa depan, tapi di masa depan yang sangat jauh,” ucapnya.
Munez menegaskan, keputusan untuk memulangkan Dubes mereka didapat setelah melalui diskusi panjang. Di lain sisi, pemanggilan Dubes El Salvador terkesan mendadak, karena menurut Dubes El Salvador untuk Israel Susana Edith Gun, dirinya baru mendapatkan telepon untuk kembali ke negaranya semalam.
Sebelumnya Ekuador, Brazil dan Peru telah terlebih dahulu menarik Dubes mereka dari Israel. Brazil sendiri merupakan salah satu negara yang mengutuk agresi militer Israel ke Gaza. Menurut mereka, Israel tengah melakukan pembantaian terhadap warga Gaza.(esn)Selebriti Dunia Ramai-Ramai Dukung Gaza Javier Bardem dan sang istri Penelope Cruz (CNN)
Tidak disangka ternyata banyak selebriti dunia yang mendukung perjuangan warga Palestina di Gaza untuk melawan Israel. Bahkan, beberapa selebriti turut mengecam tindakan Israel yang dianggap sebagai aksi genosida.
Melansir CNN, Rabu (30/7/2014), pernyataan mengecam itu dikeluarkan oleh aktor peraih penghargaan Oscar, Javier Bardem. Menurut Bardem, apa yang dilakukan oleh tentara Israel kepada warga Palestina sudah termasuk ke dalam aksi genosida.
"Ini adalah perang antara sebuah negara melawan sebuah kota dengan tujuan yang tidak jelas. Kita memiliki wilayah yang mini, tanpa air dan di mana rumah sakit, ambulans dan anak-anak adalah menjadi target karena diduga sebagai teroris,” ungkap Bardem.
“Sulit untuk memahami dan tidak mungkin untuk membenarkan. Satu hal yang memalukan, bahwa posisi masyarakat internasional di Barat adalah seperti mendukung genosida tersebut," ujar Bardem.
Pernyataan itu dia tulis dalam sebuah surat terbuka yang juga ditandatangani oleh selebritis lainnya termasuk Istri Bardem, aktris pemenang Oscar Penelope Cruz, dan Sutradara pemenang Oscar, Pedro Almodovar.
Sementara itu, salah seorang penyanyi dari boyband asal Inggris One Direction, Zayn Malik secara terang-terangan mendukung pemebebasan Palestina dari tangan Israel. Di akun Twitter pribadinya Zayn menulis “Free Palestine” sebagai dukungngan terhadap Palestina.
Namun, menurut Michael Levine, seorang humas veteran di Holywood, para selebritis tersebut seharusnya tidak ikut campur dalam konflik semacam ini. Hal ini bisa menjadi bumerang bagi sang selebriti.(esn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.