4 WNI Masih Disandera Militan Abu Sayyaf
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menegaskan tidak akan memberikan uang kepada pemberontak untuk melepaskan 4 WNI yang masih disandera kelompok Abu Sayyaf. Ia mengupayakan jalan diplomasi dan negosiasi.
"Ya akan kita tetap diusahakan tapi dari kelompok itu kita belum tahu. Yang jelas, negara tidak akan memberi tebusan, tidak akan mengeluarkan 1 sen pun," ujar Ryamizard Ryacudu di Universitas Suryakancana, Cianjur, Jawa Barat, Rabu, (4/5/2016).
Ryamizard menyampaikan hal tersebut usai memberikan kuliah umum tentang Bela Negara di depan mahasiswa yang merupakan anggota Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Jawa Barat.
Menurut dia, pembebasan para sandera sebaiknya tidak menggunakan cara operasi militer. Ia menilai operasi militer pasti menimbulkan korban jiwa. "Gerakan militer adalah pilihan terakhir kalau terpaksa karena pasti ada korban. Kemarin kalau kita paksakan dengan kegiatan bersenjata pasti mati. Si pemberontak ini daripada satu yang mati matiin saja semua, kalau mati semua kita akan tuntut Filipina," tuturnya.
"Itu kan nggak baik, persahabatan akan terganggu. Kita pilih yang bagus, pilih yang sandera itu selamat kalau nggakselamat ya nggak usah saja dibebasin. Yang kedua adalah negara harus bersahabat, itu harus dipilih," sambungnya. (aan/aan)
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menegaskan tidak akan memberikan uang kepada pemberontak untuk melepaskan 4 WNI yang masih disandera kelompok Abu Sayyaf. Ia mengupayakan jalan diplomasi dan negosiasi.
"Ya akan kita tetap diusahakan tapi dari kelompok itu kita belum tahu. Yang jelas, negara tidak akan memberi tebusan, tidak akan mengeluarkan 1 sen pun," ujar Ryamizard Ryacudu di Universitas Suryakancana, Cianjur, Jawa Barat, Rabu, (4/5/2016).
Ryamizard menyampaikan hal tersebut usai memberikan kuliah umum tentang Bela Negara di depan mahasiswa yang merupakan anggota Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Jawa Barat.
Menurut dia, pembebasan para sandera sebaiknya tidak menggunakan cara operasi militer. Ia menilai operasi militer pasti menimbulkan korban jiwa. "Gerakan militer adalah pilihan terakhir kalau terpaksa karena pasti ada korban. Kemarin kalau kita paksakan dengan kegiatan bersenjata pasti mati. Si pemberontak ini daripada satu yang mati matiin saja semua, kalau mati semua kita akan tuntut Filipina," tuturnya.
"Itu kan nggak baik, persahabatan akan terganggu. Kita pilih yang bagus, pilih yang sandera itu selamat kalau nggakselamat ya nggak usah saja dibebasin. Yang kedua adalah negara harus bersahabat, itu harus dipilih," sambungnya. (aan/aan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.