Dalam Rangka Senior Officers Exchange Programe Tahun 2016 Dalam tugasnya mengemban amanah untuk meningkatkan kualitas sumberdaya personel TNI AL yang berkelas internasional sekaligus turut serta menjaga keharmonisan hubungan antar negara di kawasan ASEAN, Dinas Pendidikan Angkatan Laut (Disdikal) telah menyelenggarakan kegiatan pertukaran kunjungan perwira atau disebut juga Senior Officer Exchange Program (SOEP) ke Malaysia. Kegiatan selama 4 hari ini bersifat reciprocal dimana kedua institusi Angkatan Laut masing-masing negara akan saling mengunjungi untuk menambah wawasan dan mempererat persahabatan kedua negara.
Kegiatan hari pertama Senior Officers Exchange Programme (SOEP) Senin, 25 Oktober 2016 di Malaysia adalah melaksanakan kunjungan ke Markas Angkatan Bersama Malaysia (MAB) yang diterima oleh Ketua Staf Markas Angkatan Bersama Laksamana Muda Dato’ Adib yang didampingi oleh Asisten Ketua Staf G-5/Rancang Laksamana Pertama Zulhelmi.
Delegasi perwira senior dari Indonesia yang datang ke Malaysia diketuai oleh Letkol Marinir Arif Handono bersama Letkol Marinir Reza Suud, Letkol Laut (P) Sapta Raharja dan Letkol Laut (KH) Dr. Anshori, S.Si., M.Si., S.H.
Kunjungan diawali dengan Courtesy Call yang dilaksanakan di ruang kerja Ketua Staf, dilanjutkan dengan menerima pemaparan tentang MAB di ruang rapat. Pada kesempatan tersebut dijelaskan tentang sejarah terbentuknya MAB, organisasi, visi dan misi serta peranan dalam kegiatan-kegiatan operasi dan latihan yang dilaksanakan.
Sejarah dibentuknya MAB dilatarbelakangi terjadinya penculikan 26 penduduk sipil pada bulan April dan September 2010 di P. Sipadan dan P. Pandanan dan meminta uang tebusan untuk membebaskan mereka yang ditawan. Dengan adanya peristiwa tersebut kemudian Kabinet memutuskan untuk melaksanakan pengawalan terhadap pulau-pulau strategik di wilayah timur Sabah. Untuk kepentingan itulah perlunya dibentuk MAB yang merencanakan dan melaksanakan operasi-operasi yang bersifat gabungan unsur darat, laut dan udara. Pada tanggal 6 September 2004, MAB diresmikan oleh Perdana Menteri dan selanjutnya pada tanggal 16 Juli 2007 seluruh bagian organisasi sudah terpenuhi.
Dalam struktur organisasi Komandan MAB berpangkat bintang tiga bertanggung jawab kepada Panglima Angkatan Tentara (PAT), yang memiliki tugas sebagai penyelenggara pada tingkat operasional bertanggung jawab dalam merencanakan dan melaksanakan operasi besama, berpotensi bersama, gabungan dan terpadu serta latihan dengan beberapa Negara.
Dengan visinya “Menjadi Angkatan Bersama yang Kredibel”, dan misi ”Melaksanakan Operasi Bersama dengan Jayanya”, MAB memiliki tugas pokok: melaksanakan operasi bersama/gabungan; melaksanakan latihan integrasi bersama/gabungan untuk pasukan yang dilibatkan dalam Angkatan Tentara Bersama (ATB); mengatur pengerahan personel untuk misi PBB; merancang dan melaksanakan latihan bersama/gabungan; serta mengevaluasi dan memperbaharui doktrin dan prosedur bersama/gabungan.
Untuk operasi-operasi dan latihan yang dilaksanakan meliputi operasi dalam negeri, operasi global dan latihan bersama/gabungan. Operasi yang dilakukan di dalam negeri meliputi: menyelenggarakan Pusat Operasi Wilayah Bersama; melaksanakan pengawasa dengan radar pantai; patroli kapal perbatasan; pengamanan pangkalan, dan penggunakan pesawat tanpa awak (UAV). Operasi global terdiri dari: sebagai pengamat militer di Sudan, Liberia dan Kongo; Pasukan penjaga perdamaian di Unifil dan staf UN; dan melaksanakan monitoring tim di Philipina. Pada bidang latihan MAB merencanakan dan melaksanakan latihan meliputi: Latihan bersama Five Power Defence Arrangement (FPDA) yang teriri dari latihan SIELD, LIMA, SUMAN PROTECTOR dan SUMAN WARIOR; Multilateral COBRA GOLD, bilateral antara lain Malaysia-US (arior, CARAD, MALUS), Malaysia-China (Peace & Friendship), Malaysia–Perancis (MALFRAN), Malaysia-Indonesia (LATGABMA MALINDO DASARSA), Malaysia-Thailand (JCEX THAMAL) dan latihan Unilateral (EX JERUNG EMAS).
Dalam kesempatan itu pula dijelaskan rencana kerjasama dalam rangka menjaga keamanan dan menindaklanjuti isu permasalahan di wilayah perairan Timur Sabah, perbatasan antara Malaysia-Filipina dan Indonesia. Dengan isu tersebut akan dirancang patroli terkoordinasi bersama antara Malaysia, Indonesia dan Filipina yang sampai sekarang masih dalam bentuk kerangka.
Kunjungan di MAB diakhiri dengan tanya jawab dan diteruskan dengan tukar menukar plakat dari ketua delegasi Indonesia Letkol Marinir Arif Handono kepada Ketua Staf MAB Laksamana Muda Dato’ Adib sebagai tanda hubungan kedua Negara yang diharapkan semakin erat dan berpengaruh positif dalam menjaga stabilitas kawasan bersama kedua Negara.
Kunjungan selanjutnya adalah ke Sapura LTAT Communications Technologies yang masih berada di Kuala Lumpur berjarak kurang lebih 10 km dari MAB. Delegasi Indonesia diterima langsung oleh Chief Operating Officer Abddul Nadzeem Bin Abdul Rahman.
Sapura LTAT Communications Technologies adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang teknologi komunikasi oleh pemerintah Malaysia diberikan peranan mendukung komunikasi di Angkatan Tentara Malaysia.
Dalam penjelasanya bahwa komunikasi yang digunakan menggunakan system Network Centric Operations (NCO). Komunikasi yang termonitor di pusat informasi diperoleh dari integrasi radio yang terpancar pada medan paling depan baik dari radio komunikasi yang ada di darat, di laut dan tertangkap oleh radar kemudian diolah dan menjadi informasi yang lebih detail kemudian diteruskan ke sarana yang lain seperti pesawat. Pergerakan seluruh unsur dapat termonitor dalam layar yang kemudian dapat diidentifikasi apakah yang bergerak dari unsur kawan atau lawan, sehingga dapat diambil keputusan tindakan secara tepat dan cepat. Dalam kesempatan itu juga ditunjukan workshop dari mulai perakitan sampai dengan monitoring operasi yang ada di medan sebagai gambaran sistem kerja NCO.
Dari hasil kunjungan yang dilaksanakan pada hari pertama delegasi dari Indonesia dapat mengambil gambaran tentang bagaimana adanya ancaman dan gangguan stabilitas Malaysia di wilayah tertentu sebagai latar belakang organisasi MAB dibentuk. Di lain hal pemerintah Malaysia memberikan peluang kepada perusahaan dalam negerinya dalam hal komunikasi dengan peralatan yang dibuat oleh industri lokal dan berintegrasi untuk kepentingan pertahanan ketiga Angkatan Tentara Malaysia.
Selanjutnya delegasi Indonesia akan melanjutkan kunjunganya ke tempat lain dihari berikutnya dengan harapan besar hubungan kedua Negara khususnya Tentara Nasional Angkatan Laut Indonesia (TNI AL) dan Tentara Laut Diraja Malaysia akan semakin kuat.
Kegiatan hari pertama Senior Officers Exchange Programme (SOEP) Senin, 25 Oktober 2016 di Malaysia adalah melaksanakan kunjungan ke Markas Angkatan Bersama Malaysia (MAB) yang diterima oleh Ketua Staf Markas Angkatan Bersama Laksamana Muda Dato’ Adib yang didampingi oleh Asisten Ketua Staf G-5/Rancang Laksamana Pertama Zulhelmi.
Delegasi perwira senior dari Indonesia yang datang ke Malaysia diketuai oleh Letkol Marinir Arif Handono bersama Letkol Marinir Reza Suud, Letkol Laut (P) Sapta Raharja dan Letkol Laut (KH) Dr. Anshori, S.Si., M.Si., S.H.
Kunjungan diawali dengan Courtesy Call yang dilaksanakan di ruang kerja Ketua Staf, dilanjutkan dengan menerima pemaparan tentang MAB di ruang rapat. Pada kesempatan tersebut dijelaskan tentang sejarah terbentuknya MAB, organisasi, visi dan misi serta peranan dalam kegiatan-kegiatan operasi dan latihan yang dilaksanakan.
Sejarah dibentuknya MAB dilatarbelakangi terjadinya penculikan 26 penduduk sipil pada bulan April dan September 2010 di P. Sipadan dan P. Pandanan dan meminta uang tebusan untuk membebaskan mereka yang ditawan. Dengan adanya peristiwa tersebut kemudian Kabinet memutuskan untuk melaksanakan pengawalan terhadap pulau-pulau strategik di wilayah timur Sabah. Untuk kepentingan itulah perlunya dibentuk MAB yang merencanakan dan melaksanakan operasi-operasi yang bersifat gabungan unsur darat, laut dan udara. Pada tanggal 6 September 2004, MAB diresmikan oleh Perdana Menteri dan selanjutnya pada tanggal 16 Juli 2007 seluruh bagian organisasi sudah terpenuhi.
Dalam struktur organisasi Komandan MAB berpangkat bintang tiga bertanggung jawab kepada Panglima Angkatan Tentara (PAT), yang memiliki tugas sebagai penyelenggara pada tingkat operasional bertanggung jawab dalam merencanakan dan melaksanakan operasi besama, berpotensi bersama, gabungan dan terpadu serta latihan dengan beberapa Negara.
Dengan visinya “Menjadi Angkatan Bersama yang Kredibel”, dan misi ”Melaksanakan Operasi Bersama dengan Jayanya”, MAB memiliki tugas pokok: melaksanakan operasi bersama/gabungan; melaksanakan latihan integrasi bersama/gabungan untuk pasukan yang dilibatkan dalam Angkatan Tentara Bersama (ATB); mengatur pengerahan personel untuk misi PBB; merancang dan melaksanakan latihan bersama/gabungan; serta mengevaluasi dan memperbaharui doktrin dan prosedur bersama/gabungan.
Untuk operasi-operasi dan latihan yang dilaksanakan meliputi operasi dalam negeri, operasi global dan latihan bersama/gabungan. Operasi yang dilakukan di dalam negeri meliputi: menyelenggarakan Pusat Operasi Wilayah Bersama; melaksanakan pengawasa dengan radar pantai; patroli kapal perbatasan; pengamanan pangkalan, dan penggunakan pesawat tanpa awak (UAV). Operasi global terdiri dari: sebagai pengamat militer di Sudan, Liberia dan Kongo; Pasukan penjaga perdamaian di Unifil dan staf UN; dan melaksanakan monitoring tim di Philipina. Pada bidang latihan MAB merencanakan dan melaksanakan latihan meliputi: Latihan bersama Five Power Defence Arrangement (FPDA) yang teriri dari latihan SIELD, LIMA, SUMAN PROTECTOR dan SUMAN WARIOR; Multilateral COBRA GOLD, bilateral antara lain Malaysia-US (arior, CARAD, MALUS), Malaysia-China (Peace & Friendship), Malaysia–Perancis (MALFRAN), Malaysia-Indonesia (LATGABMA MALINDO DASARSA), Malaysia-Thailand (JCEX THAMAL) dan latihan Unilateral (EX JERUNG EMAS).
Dalam kesempatan itu pula dijelaskan rencana kerjasama dalam rangka menjaga keamanan dan menindaklanjuti isu permasalahan di wilayah perairan Timur Sabah, perbatasan antara Malaysia-Filipina dan Indonesia. Dengan isu tersebut akan dirancang patroli terkoordinasi bersama antara Malaysia, Indonesia dan Filipina yang sampai sekarang masih dalam bentuk kerangka.
Kunjungan di MAB diakhiri dengan tanya jawab dan diteruskan dengan tukar menukar plakat dari ketua delegasi Indonesia Letkol Marinir Arif Handono kepada Ketua Staf MAB Laksamana Muda Dato’ Adib sebagai tanda hubungan kedua Negara yang diharapkan semakin erat dan berpengaruh positif dalam menjaga stabilitas kawasan bersama kedua Negara.
Kunjungan selanjutnya adalah ke Sapura LTAT Communications Technologies yang masih berada di Kuala Lumpur berjarak kurang lebih 10 km dari MAB. Delegasi Indonesia diterima langsung oleh Chief Operating Officer Abddul Nadzeem Bin Abdul Rahman.
Sapura LTAT Communications Technologies adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang teknologi komunikasi oleh pemerintah Malaysia diberikan peranan mendukung komunikasi di Angkatan Tentara Malaysia.
Dalam penjelasanya bahwa komunikasi yang digunakan menggunakan system Network Centric Operations (NCO). Komunikasi yang termonitor di pusat informasi diperoleh dari integrasi radio yang terpancar pada medan paling depan baik dari radio komunikasi yang ada di darat, di laut dan tertangkap oleh radar kemudian diolah dan menjadi informasi yang lebih detail kemudian diteruskan ke sarana yang lain seperti pesawat. Pergerakan seluruh unsur dapat termonitor dalam layar yang kemudian dapat diidentifikasi apakah yang bergerak dari unsur kawan atau lawan, sehingga dapat diambil keputusan tindakan secara tepat dan cepat. Dalam kesempatan itu juga ditunjukan workshop dari mulai perakitan sampai dengan monitoring operasi yang ada di medan sebagai gambaran sistem kerja NCO.
Dari hasil kunjungan yang dilaksanakan pada hari pertama delegasi dari Indonesia dapat mengambil gambaran tentang bagaimana adanya ancaman dan gangguan stabilitas Malaysia di wilayah tertentu sebagai latar belakang organisasi MAB dibentuk. Di lain hal pemerintah Malaysia memberikan peluang kepada perusahaan dalam negerinya dalam hal komunikasi dengan peralatan yang dibuat oleh industri lokal dan berintegrasi untuk kepentingan pertahanan ketiga Angkatan Tentara Malaysia.
Selanjutnya delegasi Indonesia akan melanjutkan kunjunganya ke tempat lain dihari berikutnya dengan harapan besar hubungan kedua Negara khususnya Tentara Nasional Angkatan Laut Indonesia (TNI AL) dan Tentara Laut Diraja Malaysia akan semakin kuat.
♖ TNI AL
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.