Kembangkan Optik Senapan Optik Pindad Mepro X4 ☆
Masa-masa ketika seorang prajurit harus mengintip ke lubang pisir dan menyelaraskannya ke tiang pejera mekanik sudah lama berlalu di negara-negara maju. Penggunaan optik sudah menggejala bahkan sudah lama menjadi standar.
Bukan apa-apa, optik yang terpasang di atas senapan standar prajurit memang sudah merevolusi doktrin infanteri. Tidak hanya meningkatkan kecepatan akuisisi sasaran, kewaspadaan situasional penembak jadi meningkat drastis berkat penggunaan sistem optik tersebut. Hal ini krusial dalam situasi pertempuran jarak dekat di dalam ruangan sempit, karena banyaknya sudut dan titik mati yang butuh kewaspadaan.
Nah, dalam Indo Defence 2016, PT Pindad tampil beda. Jika pada IDEF 2014 Pindad menggunakan ragam optik dari perusahaan yang berbeda-beda untuk dipasangkan ke atas senjata produksinya seperti Finmeccanica Thermal Sight, Trijicon ACOG dan Trijicon Reflex, maka pada IDEF 2016 Pindad sudah merujuk ke satu merk saja yang menjadi penyedia optik untuk senapan-senapannya.
Perusahaan yang digandeng untuk menyediakan optik adalah Meprolight, perusahaan yang bernaung di bawah Mako Group asal Israel. Optik buatan Meprolight sudah menjadi standar dari prajurit IDF (Israeli Defense Force). Di dalam TNI, Kostrad tercatat menggunakan optik jarak dekat Meprolight M21I berbasis tritium untuk senapan serbu SS-1R5 yang digunakan Batalion Raider Kostrad.
Ada dua jenis optik Mepro yang dibawa Pindad, yang satu adalah optik jarak menengah Mepro X4 yang dipasangkan dengan senapan tempur SS-3. Mepro X4 bolehlah dikatakan sebanding dengan Trijicon ACOG, menawarkan pembesaran tetap 4x yang berguna untuk menyasar sasaran pada jarak 400-600 meter. Retikulanya dilengkapi kompensator untuk titik jatuh peluru sehingga penembak tak perlu sulit menyetel kenop elevasi.
Satu-satunya kenop pengatur retikula yang tersedia adalah kenop putar di sisi kanan untuk mengatur simpangan angin pada retikula. Berbeda dengan ACOG yang mengandalkan tritium, X4 menggunakan pencahayaan berbasis baterai sehingga tingkat kecerlangannya dapat diatur melalui kenop di sisi atas tubuh X4. X4 memiliki fitur mati otomatis apabila tidak digunakan dalam jangka waktu lama untuk mengantisipasi apabila penembak lupa mematikannya.
Untuk optik jarak dekat, tersedia Meprolight M21I yang dipasangkan ke PM3, pistol mitraliur atau submachinegun baru gacoan Pindad. Berbeda dengan X4 yang masih memasang logo Meprolight kecil, pada M21I sudah ada label Pindad berukuran besar yang disablonkan ke sisi kiri badan optik.
Pemasangan logo Pindad sudah pasti menunjukkan adanya suatu skema kerjasama antara Meprolight dengan Pindad, terutama untuk alih teknologi sebagai syarat penjualan alutsista ke dalam negeri. M21I dilengkapi pencahayaan tritium untuk retikula, sehingga tidak membutuhkan baterai untuk sumber tenaga. Tritium pada M21I dapat bertahan menyala selama 10-15 tahun, sesuai dengan penggunaan di lapangan.
Dengan lensa berawarna biru, M21I memudahkan transisi dari tempat terang ke gelap dan sebaliknya, sehingga tidak membuat mata penembak cepat lelah. M21I versi Pindad sudah dilengkapi ARD (Anti Reflective Device) berbentuk silinder yang dipasang di depan lensa optik, untuk meminimkan pantulan dan mengurangi glare pada lensa optik. Menurut pengalaman pribadi penulis yang pernah menggunakan optik ini beberapa kali, akuisisi sasaran dan nyala retikulanya memang memadai untuk kondisi di luar dan dalam ruangan, dengan FoV (Field of Vision) alias bidang pandang lebar yang lebih baik dari Aimpoint Comp M2.
Dengan lengkapnya portofolio Pindad yang sudah memiliki lini optik sendiri, tentu diharapkan akan ditindaklanjuti dengan pembelian oleh para penggunannya. Tidak hanya demi standarisasi alutsista dan kompetisi dengan negara lain, tetapi tentu juga untuk mendukung kemajuan TNI maupun Polri dalam menghadapi ancaman dalam dan luar negeri.
Author: Aryo Nugroho
Masa-masa ketika seorang prajurit harus mengintip ke lubang pisir dan menyelaraskannya ke tiang pejera mekanik sudah lama berlalu di negara-negara maju. Penggunaan optik sudah menggejala bahkan sudah lama menjadi standar.
Bukan apa-apa, optik yang terpasang di atas senapan standar prajurit memang sudah merevolusi doktrin infanteri. Tidak hanya meningkatkan kecepatan akuisisi sasaran, kewaspadaan situasional penembak jadi meningkat drastis berkat penggunaan sistem optik tersebut. Hal ini krusial dalam situasi pertempuran jarak dekat di dalam ruangan sempit, karena banyaknya sudut dan titik mati yang butuh kewaspadaan.
Nah, dalam Indo Defence 2016, PT Pindad tampil beda. Jika pada IDEF 2014 Pindad menggunakan ragam optik dari perusahaan yang berbeda-beda untuk dipasangkan ke atas senjata produksinya seperti Finmeccanica Thermal Sight, Trijicon ACOG dan Trijicon Reflex, maka pada IDEF 2016 Pindad sudah merujuk ke satu merk saja yang menjadi penyedia optik untuk senapan-senapannya.
Perusahaan yang digandeng untuk menyediakan optik adalah Meprolight, perusahaan yang bernaung di bawah Mako Group asal Israel. Optik buatan Meprolight sudah menjadi standar dari prajurit IDF (Israeli Defense Force). Di dalam TNI, Kostrad tercatat menggunakan optik jarak dekat Meprolight M21I berbasis tritium untuk senapan serbu SS-1R5 yang digunakan Batalion Raider Kostrad.
Ada dua jenis optik Mepro yang dibawa Pindad, yang satu adalah optik jarak menengah Mepro X4 yang dipasangkan dengan senapan tempur SS-3. Mepro X4 bolehlah dikatakan sebanding dengan Trijicon ACOG, menawarkan pembesaran tetap 4x yang berguna untuk menyasar sasaran pada jarak 400-600 meter. Retikulanya dilengkapi kompensator untuk titik jatuh peluru sehingga penembak tak perlu sulit menyetel kenop elevasi.
Satu-satunya kenop pengatur retikula yang tersedia adalah kenop putar di sisi kanan untuk mengatur simpangan angin pada retikula. Berbeda dengan ACOG yang mengandalkan tritium, X4 menggunakan pencahayaan berbasis baterai sehingga tingkat kecerlangannya dapat diatur melalui kenop di sisi atas tubuh X4. X4 memiliki fitur mati otomatis apabila tidak digunakan dalam jangka waktu lama untuk mengantisipasi apabila penembak lupa mematikannya.
Untuk optik jarak dekat, tersedia Meprolight M21I yang dipasangkan ke PM3, pistol mitraliur atau submachinegun baru gacoan Pindad. Berbeda dengan X4 yang masih memasang logo Meprolight kecil, pada M21I sudah ada label Pindad berukuran besar yang disablonkan ke sisi kiri badan optik.
Pemasangan logo Pindad sudah pasti menunjukkan adanya suatu skema kerjasama antara Meprolight dengan Pindad, terutama untuk alih teknologi sebagai syarat penjualan alutsista ke dalam negeri. M21I dilengkapi pencahayaan tritium untuk retikula, sehingga tidak membutuhkan baterai untuk sumber tenaga. Tritium pada M21I dapat bertahan menyala selama 10-15 tahun, sesuai dengan penggunaan di lapangan.
Dengan lensa berawarna biru, M21I memudahkan transisi dari tempat terang ke gelap dan sebaliknya, sehingga tidak membuat mata penembak cepat lelah. M21I versi Pindad sudah dilengkapi ARD (Anti Reflective Device) berbentuk silinder yang dipasang di depan lensa optik, untuk meminimkan pantulan dan mengurangi glare pada lensa optik. Menurut pengalaman pribadi penulis yang pernah menggunakan optik ini beberapa kali, akuisisi sasaran dan nyala retikulanya memang memadai untuk kondisi di luar dan dalam ruangan, dengan FoV (Field of Vision) alias bidang pandang lebar yang lebih baik dari Aimpoint Comp M2.
Dengan lengkapnya portofolio Pindad yang sudah memiliki lini optik sendiri, tentu diharapkan akan ditindaklanjuti dengan pembelian oleh para penggunannya. Tidak hanya demi standarisasi alutsista dan kompetisi dengan negara lain, tetapi tentu juga untuk mendukung kemajuan TNI maupun Polri dalam menghadapi ancaman dalam dan luar negeri.
Author: Aryo Nugroho
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.