Panser Badak Pindad ☆
Parlemen Indonesia yang meliputi perwakilan MPR, Fraksi-Fraksi DPR, serta DPD mendorong penguatan kerjasama Indonesia-Belgia di berbagai bidang. Delegasi parlemen Indonesia pun mendapat sambutan hangat dari Chamber of Representatives (Setingkat Ketua DPR Belgia) Siegfried Bracke saat berkunjung ke Brussel, Belgia, Jumat (17/3/2017).
Delegasi parlemen Indonesia yang ikut dalam pertemuan itu adalah H. Mahyudin (Wakil Ketua MPR), M. Asri Anas (pepresentasi DPD), Agati Sulie dan Bambang Atmanto Wiyogo (keduanya dari Fraksi Partai Golkar), Daryatmo Mardiyanto dan Andi Ridwan Wittri (keduanya dari Fraksi PDIP), Lukman Edy (Fraksi PKB), Guntur Sasono (Fraksi Partai Demokrat), Syarifuddin Suding (Fraksi Hanura), dan Luther Kombong (Fraksi Gerindra).
Dalam pertemuan itu, Asri Anas selaku perwakilan dari kelompok DPD menyampaikan bahwa Indonesia dan Belgia sama-sama negara demokrasi, sehingga parlemen kedua negara memainkan peranan penting dalam pengambilan kebijakan.
“Karena itulah, parlemen Indonesia dan Belgia perlu mendorong penguatan kerjasama, baik govermance to govermance, business to business, person to person, maupun parliament to parliament,” ujar Asri.
Senator asal Sulawesi Barat ini menambahkan, beberapa bidang kerjasama yang dapat dikembangkan Indonesia dan Belgia meliputi bidang keamanan dan counter terorism, bidang ekonomi, pendidikan, pertahanan, dan berbagai bidang lainnya.
Dalam dialog dengan pimpinan parlemen Belgia, Asri Anas ditegaskan bahwa Indonesia dan Belgia sama-sama menghadapi ancaman terorisme sehingga upaya pencegahan dan perelawanan terhadap terorisme bisa dibangun bersama-sama. Isu counter-terrorism ini mendapat perhatian penting Uni Eropa dan parlemen kedua negara tentu melakukan langkah-langkah untuk mendukung uapaya counter-terrorism.
“Kami sampaikan bahwa Indonesia memiliki Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang pada saat bersamaan juga berkunjung ke Belgia dan menggali kerjasama dengan markas besar Uni Eropa,” imbuh Asri.
Pada kesempatan itu, Asri Anas juga menegaskan bahwa Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia telah mampu hidup toleran, rukun, dan saling membantu. Islam di Indonesia memegang teguh prinsip Islam Rohmatan Lil`alamiin. Indonesia pun memerangi kelompok ISIS dan pelaku kekerasan karena telah menodai kesucian agama.
“Kami menekankan bahwa mayoritas umat muslim Indonesia mengutuk ISIS dan menolak jika Islam disamakan dengan ISIS,” tegas Asri.
Dalam bidang pertahanan, parlemen Indonesia sangat mendukung adanya kerjasama Indonesia-Belgia dalam pengembangan sistem pertahanan. Misalnya ketika PT Pindad dan CMI Defense membangun panser Badak bersama-sama.
Kerjasama juga dikembangkan pada bidang ekonomi yang cukup kuat. Misalnya ketika Puteri Astrid bersama 300 pengusaha Belgia telah melakukan misi dagang yang cukup berhasil.
“Data menunjukkan bilateral trade kedua negara tahun 2016 mencapai USD1.67 miliar, dan investasi Belgia di Indonesia mencapai USD193 juta di 111 proyek,” imbuhnya.
Terkait bidang pendidikan, Asri dan para anggota DPD menyampaikan bahwa Indonesia telah menjalankan kebijakan yang diamanatkan undang-undang bahwa 20% anggaran negara dalam APBN disalurkan untuk pendidikan. Termasuk didalamnya untuk memberikan beasiswa kepada putra-putri Indonesia dalam memilih pendidikan terbaik di manapun.
Parlemen Indonesia juga mengetahui bahwa mutu pendidikan di Belgia sangat baik dan biayanya cukup murah. Karena itu, DPD akan mendorong agar LPDP membuka kemungkinan penyaluran beasiswa untuk pelajar di Belgia.
“Kami juga menyampaikan kepada Ketua DPR Belgia agar perguruan tinggi di Belgia pro-aktif jemput bola dengan mengikuti ekshibisi pendidikan di Indonesia sehingga mendapat informasi tentang pendidikan yang dibutuhkan,” jelas Asri.
Parlemen Indonesia yang meliputi perwakilan MPR, Fraksi-Fraksi DPR, serta DPD mendorong penguatan kerjasama Indonesia-Belgia di berbagai bidang. Delegasi parlemen Indonesia pun mendapat sambutan hangat dari Chamber of Representatives (Setingkat Ketua DPR Belgia) Siegfried Bracke saat berkunjung ke Brussel, Belgia, Jumat (17/3/2017).
Delegasi parlemen Indonesia yang ikut dalam pertemuan itu adalah H. Mahyudin (Wakil Ketua MPR), M. Asri Anas (pepresentasi DPD), Agati Sulie dan Bambang Atmanto Wiyogo (keduanya dari Fraksi Partai Golkar), Daryatmo Mardiyanto dan Andi Ridwan Wittri (keduanya dari Fraksi PDIP), Lukman Edy (Fraksi PKB), Guntur Sasono (Fraksi Partai Demokrat), Syarifuddin Suding (Fraksi Hanura), dan Luther Kombong (Fraksi Gerindra).
Dalam pertemuan itu, Asri Anas selaku perwakilan dari kelompok DPD menyampaikan bahwa Indonesia dan Belgia sama-sama negara demokrasi, sehingga parlemen kedua negara memainkan peranan penting dalam pengambilan kebijakan.
“Karena itulah, parlemen Indonesia dan Belgia perlu mendorong penguatan kerjasama, baik govermance to govermance, business to business, person to person, maupun parliament to parliament,” ujar Asri.
Senator asal Sulawesi Barat ini menambahkan, beberapa bidang kerjasama yang dapat dikembangkan Indonesia dan Belgia meliputi bidang keamanan dan counter terorism, bidang ekonomi, pendidikan, pertahanan, dan berbagai bidang lainnya.
Dalam dialog dengan pimpinan parlemen Belgia, Asri Anas ditegaskan bahwa Indonesia dan Belgia sama-sama menghadapi ancaman terorisme sehingga upaya pencegahan dan perelawanan terhadap terorisme bisa dibangun bersama-sama. Isu counter-terrorism ini mendapat perhatian penting Uni Eropa dan parlemen kedua negara tentu melakukan langkah-langkah untuk mendukung uapaya counter-terrorism.
“Kami sampaikan bahwa Indonesia memiliki Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang pada saat bersamaan juga berkunjung ke Belgia dan menggali kerjasama dengan markas besar Uni Eropa,” imbuh Asri.
Pada kesempatan itu, Asri Anas juga menegaskan bahwa Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia telah mampu hidup toleran, rukun, dan saling membantu. Islam di Indonesia memegang teguh prinsip Islam Rohmatan Lil`alamiin. Indonesia pun memerangi kelompok ISIS dan pelaku kekerasan karena telah menodai kesucian agama.
“Kami menekankan bahwa mayoritas umat muslim Indonesia mengutuk ISIS dan menolak jika Islam disamakan dengan ISIS,” tegas Asri.
Dalam bidang pertahanan, parlemen Indonesia sangat mendukung adanya kerjasama Indonesia-Belgia dalam pengembangan sistem pertahanan. Misalnya ketika PT Pindad dan CMI Defense membangun panser Badak bersama-sama.
Kerjasama juga dikembangkan pada bidang ekonomi yang cukup kuat. Misalnya ketika Puteri Astrid bersama 300 pengusaha Belgia telah melakukan misi dagang yang cukup berhasil.
“Data menunjukkan bilateral trade kedua negara tahun 2016 mencapai USD1.67 miliar, dan investasi Belgia di Indonesia mencapai USD193 juta di 111 proyek,” imbuhnya.
Terkait bidang pendidikan, Asri dan para anggota DPD menyampaikan bahwa Indonesia telah menjalankan kebijakan yang diamanatkan undang-undang bahwa 20% anggaran negara dalam APBN disalurkan untuk pendidikan. Termasuk didalamnya untuk memberikan beasiswa kepada putra-putri Indonesia dalam memilih pendidikan terbaik di manapun.
Parlemen Indonesia juga mengetahui bahwa mutu pendidikan di Belgia sangat baik dan biayanya cukup murah. Karena itu, DPD akan mendorong agar LPDP membuka kemungkinan penyaluran beasiswa untuk pelajar di Belgia.
“Kami juga menyampaikan kepada Ketua DPR Belgia agar perguruan tinggi di Belgia pro-aktif jemput bola dengan mengikuti ekshibisi pendidikan di Indonesia sehingga mendapat informasi tentang pendidikan yang dibutuhkan,” jelas Asri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.