Serang Kamp GerilyawanMesir lancarka serangan udara ke kamp-kamp gerilyawan yang ada di Libya setelah serangan mematikan terhadap bus jamaah Kristen Koptik. [Foto/Istimewa] ☆
Pesawat angkatan udara Mesir melakukan serangan yang ditujukan ke kamp-kamp gerilyawan di Libya. Kairo meyakini kelompok gerilyawan Libya bertanggung jawab atas serangan mematikan terhadap orang-orang Kristen Koptik, kata sumber militer Mesir.
Sumber tersebut mengatakan enam serangan terjadi di dekat Derna di Libya timur pada waktu matahari terbenam. Serangan dilakukan beberapa jam setelah kelompok bersenjata bertopeng menyerang bus yang mengangkut jamaah Kristen Koptik yang sedang melakukan perjalanan ke sebuah biara di Mesir tengah. Sedikitnya 28 orang tewas dalam serangan brutal tersebut.
Militer Mesir mengatakan operasi itu sedang berlangsung dan dilakukan setelah dipastikan bahwa kamp tersebut telah menciptakan kelompok yang menjadi pelaku serangan.
Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi mengatakan bahwa dia telah memerintahkan penyerangan terhadap apa yang dia sebut sebagai kamp-kamp teroris. Pernyataan itu dinyatakannya dalam pidato di televisi semabri menambahkan bahwa mereka yang turut membantu aksi terorisme akan dihukum.
"Insiden teroris yang terjadi hari ini tidak akan luput dari perhatian. Kami saat ini menargetkan kamp tempat para teroris dilatih," kata Sisi seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (27/5/2017).
Dia mengatakan bahwa Mesir tidak akan ragu untuk melakukan serangan lebih lanjut terhadap kamp-kamp yang melatih orang-orang untuk melakukan operasi melawan Mesir, apakah kamp-kamp tersebut berada di dalam atau di luar negeri.
Militer Mesir memasang rekaman online pilot yang diberi pengarahan dan pesawat perang berangkat untuk penyerangan tersebut.
Tidak ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab langsung atas serangan terhadap orang-orang Kristen, yang terjadi menjelang bulan suci Ramadhan. Peristiwa ini mengikuti serangkaian pemboman gereja yang diklaim oleh ISIS dalam sebuah kampanye kekerasan terhadap umat Kristen Koptik.
Pendukung ISIS telah memposting ulang video dari awal tahun ini yang mendesak aksi kekerasan terhadap umat Kristen Koptik di Mesir.
Di sebuah desa terdekat, ribuan orang kemudian menghadiri sebuah upacara pemakaman yang berubah menjadi protes marah terhadap kegagalan pihak berwenang untuk melindungi orang-orang Kristen.
"Kami akan membalas dendam mereka atau mati seperti mereka," kata pelayat, sambil berbaris dengan salib kayu raksasa. (ian)
Bentuk Pertahanan Diri
Kementerian Luar Negeri Mesir menyatakan, mereka telah menginformasikan serangan ke Libya kepada Dewan Keamanan (DK) PBB. Kairo menyebut, dalam pemberitahuannya, mereka juga menjelaskan alasan mengapa mereka melakukan serangan ke Libya.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Mesir, Ahmed Abu Zeid menyatakan, pemberitahuan itu disampaikan pihaknya melalui sebuah surat kepada DK PBB. Zeid kemudian menyebut, serangan ke Libya adalah bentuk pertahanan diri Mesir, setelah adanya serangan bersenjata beberapa hari lalu.
Zeid, seperi dilansir Al Arabiya pada Minggu (28/5), menuturkan, target serangan mereka adalah sebuah basis teroris di kota Darna di Libya timur. Basis teroris itu diduga adalah tempat pelatihan militan yang melakukan serangan bersenjata terhadap umat Kristen Koptik Mesir di Minya pada Jumat lalu.
Dalam konteks yang terkait, Zeid mengatakan, Menteri Luar Negeri Sameh Shoukry telah menerima telepon dari Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Rex Tillerson. Dalam pembicaraan itu Tillerson mengungkapkan belasungkawa kepada para korban serangan Minya.
"Dia (Tllerson) mengucapkan belasungkawa dan solidaritas tulusnya kepada pemerintah dan masyarakat Mesir serta keluarga korban. Dia menyampaikan dukungan AS atas usaha Mesir dalam memerangi terorisme, serta kesiapannya untuk bekerja sama dalam bidang kontra-terorisme dalam informasi, intelijen dan militer," ucap Zeid.
Zeid menambahkan, dalam pembicaraan itu Shoukry memberi tahu Tillerson mengenai serangan udara yang dilakukan oleh Angkatan Udara Mesir di benteng-benteng teroris di timur Libya dalam kerangka pembelaan diri.
"Shoukry juga memastikan tersedianya semua informasi dan bukti yang menunjukkan pelatihan elemen teroris yang terlibat dalam serangan Minya di dalam kamp tersebut, selain keterlibatan mereka dalam insiden lainnya," tukasnya. (esn)
Pesawat angkatan udara Mesir melakukan serangan yang ditujukan ke kamp-kamp gerilyawan di Libya. Kairo meyakini kelompok gerilyawan Libya bertanggung jawab atas serangan mematikan terhadap orang-orang Kristen Koptik, kata sumber militer Mesir.
Sumber tersebut mengatakan enam serangan terjadi di dekat Derna di Libya timur pada waktu matahari terbenam. Serangan dilakukan beberapa jam setelah kelompok bersenjata bertopeng menyerang bus yang mengangkut jamaah Kristen Koptik yang sedang melakukan perjalanan ke sebuah biara di Mesir tengah. Sedikitnya 28 orang tewas dalam serangan brutal tersebut.
Militer Mesir mengatakan operasi itu sedang berlangsung dan dilakukan setelah dipastikan bahwa kamp tersebut telah menciptakan kelompok yang menjadi pelaku serangan.
Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi mengatakan bahwa dia telah memerintahkan penyerangan terhadap apa yang dia sebut sebagai kamp-kamp teroris. Pernyataan itu dinyatakannya dalam pidato di televisi semabri menambahkan bahwa mereka yang turut membantu aksi terorisme akan dihukum.
"Insiden teroris yang terjadi hari ini tidak akan luput dari perhatian. Kami saat ini menargetkan kamp tempat para teroris dilatih," kata Sisi seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (27/5/2017).
Dia mengatakan bahwa Mesir tidak akan ragu untuk melakukan serangan lebih lanjut terhadap kamp-kamp yang melatih orang-orang untuk melakukan operasi melawan Mesir, apakah kamp-kamp tersebut berada di dalam atau di luar negeri.
Militer Mesir memasang rekaman online pilot yang diberi pengarahan dan pesawat perang berangkat untuk penyerangan tersebut.
Tidak ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab langsung atas serangan terhadap orang-orang Kristen, yang terjadi menjelang bulan suci Ramadhan. Peristiwa ini mengikuti serangkaian pemboman gereja yang diklaim oleh ISIS dalam sebuah kampanye kekerasan terhadap umat Kristen Koptik.
Pendukung ISIS telah memposting ulang video dari awal tahun ini yang mendesak aksi kekerasan terhadap umat Kristen Koptik di Mesir.
Di sebuah desa terdekat, ribuan orang kemudian menghadiri sebuah upacara pemakaman yang berubah menjadi protes marah terhadap kegagalan pihak berwenang untuk melindungi orang-orang Kristen.
"Kami akan membalas dendam mereka atau mati seperti mereka," kata pelayat, sambil berbaris dengan salib kayu raksasa. (ian)
Bentuk Pertahanan Diri
Kementerian Luar Negeri Mesir menyatakan, mereka telah menginformasikan serangan ke Libya kepada Dewan Keamanan (DK) PBB. Kairo menyebut, dalam pemberitahuannya, mereka juga menjelaskan alasan mengapa mereka melakukan serangan ke Libya.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Mesir, Ahmed Abu Zeid menyatakan, pemberitahuan itu disampaikan pihaknya melalui sebuah surat kepada DK PBB. Zeid kemudian menyebut, serangan ke Libya adalah bentuk pertahanan diri Mesir, setelah adanya serangan bersenjata beberapa hari lalu.
Zeid, seperi dilansir Al Arabiya pada Minggu (28/5), menuturkan, target serangan mereka adalah sebuah basis teroris di kota Darna di Libya timur. Basis teroris itu diduga adalah tempat pelatihan militan yang melakukan serangan bersenjata terhadap umat Kristen Koptik Mesir di Minya pada Jumat lalu.
Dalam konteks yang terkait, Zeid mengatakan, Menteri Luar Negeri Sameh Shoukry telah menerima telepon dari Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Rex Tillerson. Dalam pembicaraan itu Tillerson mengungkapkan belasungkawa kepada para korban serangan Minya.
"Dia (Tllerson) mengucapkan belasungkawa dan solidaritas tulusnya kepada pemerintah dan masyarakat Mesir serta keluarga korban. Dia menyampaikan dukungan AS atas usaha Mesir dalam memerangi terorisme, serta kesiapannya untuk bekerja sama dalam bidang kontra-terorisme dalam informasi, intelijen dan militer," ucap Zeid.
Zeid menambahkan, dalam pembicaraan itu Shoukry memberi tahu Tillerson mengenai serangan udara yang dilakukan oleh Angkatan Udara Mesir di benteng-benteng teroris di timur Libya dalam kerangka pembelaan diri.
"Shoukry juga memastikan tersedianya semua informasi dan bukti yang menunjukkan pelatihan elemen teroris yang terlibat dalam serangan Minya di dalam kamp tersebut, selain keterlibatan mereka dalam insiden lainnya," tukasnya. (esn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.