MAGELANG]
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta para Tentara Nasional
Indonesia (TNI) dan Polri, terutama para calon perwira remaja agar tidak
menjadi generasi "video games" yaitu generasi yang autis dan asyik
dengan dunia information technology (IT) tanpa memperdulikan dunia
sekitarnya. Anggota TNI dan Polri memang wajib mengikuti perkembangan
IT, tetapi tidak sibuk dan menjadi "hamba" dunia elektonik seperti sibuk
main handphone dan blackberry sendiri
"Kalian adalah penerus bangsa. Perkembangan sekarang memang membutuhkan IT. Tetapi kalian jangan menjadi generasi video games," kata SBY saat memberikan pembekalan kepada Calon Perwira Remaja (CAPAJA) Akademi TNI dan Polri Tahun 2012 di Akademi Militer, Magelang, Rabu (11/7) malam.
SBY berbicara di hadapan 836 Taruna Akademi TNI (Akmil, AAL dan AAU) serta Taruna Akpol Tingkat IV. Mereka telah menyelesaikan pendidikan dan menjadi calon perwira remaja.
Hadir pada acara tersebut antara lain, Ibu Negara Hj Ani Bambang Yudhoyono, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menhan Purnomo Yusgiantoro, dan Mendagri Gamawan Fauzi.
Kamis (12/7) pagi ini, SBY melantik mereka menjadi perwira TNI berpangkat Letnan Dua (Letda) dan perwira Polri berpangkat Inspektur Dua Polisi (Ipda).
SBY menggunakan istilah generasi "video games" tidak hanya merujuk pada kecenderungan anak muda untuk bermain dengan dunia virtual, melainkan juga merujuk pada perilaku pemuda pada umumnya yang cenderung antisosial.
Menurut SBY, generasi "video games" pada umumnya tidak peduli dengan apa yang terjadi di sekitarnya. Hal itu berbahaya bila terjadi di kalangan perwira.
Ia menegaskan seorang perwira dituntut untuk selalu waspada dengan kenyataan sosial. Hal itu diperlukan untuk membangun kesadaran dan kebersamaan.
Meski demikian, SBY menegaskan anggota TNI dan Polri tidak berarti mengabaikan kemajuan teknologi.
Teknologi informasi dan komunikasi tetap harus dikuasai untuk menjawab tantangan masa depan.
"Teknologi penting, informasi penting, tapi yang memenangkan pertempuran adalah mentalitas," ujarnya.
Pada kesempatan itu, SBY juga menyampaikan beberapa pesan kepada para Capaja Akademi TNI dan Polri. Pertama, SBY meminta para Capaja agar jaga idealisme. Hal itu penting agar nanti dalam perjalanan karirnya para Capaja tidak kehilangan arah dan kuat menghadapi cobaan dan ujian. "Idealisme harus terus hidup, tidak boleh padam. Kalau idealisme kalian padam, kalian tidak akan bisa maju dan sukses," tegas SBY.
Kedua, SBY meminta anggota TNI dan Polri khususnya Capaja agar berbuat yang terbaik ketika menjalankan tugas apapun. Jangan asal-asalan, jangan sekedar tugas selesai. Capai yang terbaik, capai prestasi sebaik-baiknya.
Ketiga, SBY mengimbau agar para Capaja terus mengasah dan membangun kemampuan mereka dan membangun daya saing. "Memang kompetisi di antara kalian adalah cara untuk mencapai keunggulan dan kemajuan, tapi kompetisi tersebut harus sehat," tuturnya.
Keempat, SBY meminta agar mereka terus menjaga dan dan menegakkan etika professonalisme sebagai anggota militer dan polri.
"Kalian juga harus bermental tangguh, ulet, jangan takut gagal. Kalau kalian takut gagal, takut salah, kalian pasti berhenti. Harus percaya diri," lanjutnya. Kelima, para Capaja tidak pilih-pilih tugas dan jabatan, serta tahan terhadap godaan harta, wanita, dan tahta. "Jangan baru berdinas 3-4 tahun ingin memiliki harta yang tidak pantas. Kesejahteraan akan mengikuti jenjang, jabatan, dan tugas," tegasnya.[R-14]
"Kalian adalah penerus bangsa. Perkembangan sekarang memang membutuhkan IT. Tetapi kalian jangan menjadi generasi video games," kata SBY saat memberikan pembekalan kepada Calon Perwira Remaja (CAPAJA) Akademi TNI dan Polri Tahun 2012 di Akademi Militer, Magelang, Rabu (11/7) malam.
SBY berbicara di hadapan 836 Taruna Akademi TNI (Akmil, AAL dan AAU) serta Taruna Akpol Tingkat IV. Mereka telah menyelesaikan pendidikan dan menjadi calon perwira remaja.
Hadir pada acara tersebut antara lain, Ibu Negara Hj Ani Bambang Yudhoyono, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menhan Purnomo Yusgiantoro, dan Mendagri Gamawan Fauzi.
Kamis (12/7) pagi ini, SBY melantik mereka menjadi perwira TNI berpangkat Letnan Dua (Letda) dan perwira Polri berpangkat Inspektur Dua Polisi (Ipda).
SBY menggunakan istilah generasi "video games" tidak hanya merujuk pada kecenderungan anak muda untuk bermain dengan dunia virtual, melainkan juga merujuk pada perilaku pemuda pada umumnya yang cenderung antisosial.
Menurut SBY, generasi "video games" pada umumnya tidak peduli dengan apa yang terjadi di sekitarnya. Hal itu berbahaya bila terjadi di kalangan perwira.
Ia menegaskan seorang perwira dituntut untuk selalu waspada dengan kenyataan sosial. Hal itu diperlukan untuk membangun kesadaran dan kebersamaan.
Meski demikian, SBY menegaskan anggota TNI dan Polri tidak berarti mengabaikan kemajuan teknologi.
Teknologi informasi dan komunikasi tetap harus dikuasai untuk menjawab tantangan masa depan.
"Teknologi penting, informasi penting, tapi yang memenangkan pertempuran adalah mentalitas," ujarnya.
Pada kesempatan itu, SBY juga menyampaikan beberapa pesan kepada para Capaja Akademi TNI dan Polri. Pertama, SBY meminta para Capaja agar jaga idealisme. Hal itu penting agar nanti dalam perjalanan karirnya para Capaja tidak kehilangan arah dan kuat menghadapi cobaan dan ujian. "Idealisme harus terus hidup, tidak boleh padam. Kalau idealisme kalian padam, kalian tidak akan bisa maju dan sukses," tegas SBY.
Kedua, SBY meminta anggota TNI dan Polri khususnya Capaja agar berbuat yang terbaik ketika menjalankan tugas apapun. Jangan asal-asalan, jangan sekedar tugas selesai. Capai yang terbaik, capai prestasi sebaik-baiknya.
Ketiga, SBY mengimbau agar para Capaja terus mengasah dan membangun kemampuan mereka dan membangun daya saing. "Memang kompetisi di antara kalian adalah cara untuk mencapai keunggulan dan kemajuan, tapi kompetisi tersebut harus sehat," tuturnya.
Keempat, SBY meminta agar mereka terus menjaga dan dan menegakkan etika professonalisme sebagai anggota militer dan polri.
"Kalian juga harus bermental tangguh, ulet, jangan takut gagal. Kalau kalian takut gagal, takut salah, kalian pasti berhenti. Harus percaya diri," lanjutnya. Kelima, para Capaja tidak pilih-pilih tugas dan jabatan, serta tahan terhadap godaan harta, wanita, dan tahta. "Jangan baru berdinas 3-4 tahun ingin memiliki harta yang tidak pantas. Kesejahteraan akan mengikuti jenjang, jabatan, dan tugas," tegasnya.[R-14]
Sumber : SuaraPembaruan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.