RI Cinta Damai, Tapi Kedaulatan Wilayah Harga Mati
PRESIDEN Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan, tujuan utama modernisasi Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) adalah semata-mata untuk menegakkan kedaulatan negara dan keutuhan wilayah Indonesia. “Benar, bangsa Indonesia cinta damai, tetapi kedaulatan dan keutuhan wilayah adalah harga mati,” kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada upacara pelantikan Perwira TNI dan Polri Tahun 2012 di GOR Sapta Marga, Akademi Militer, Magelang, Jawa Tengah, Kamis (12/7).
Menurut Presiden, postur militer dan kepolisian yang dibangun dan ditingkatkan untuk meningkatkan kapasitas TNI dalam melindungi perbatasan, melawan ancaman transnasional, serta untuk meningkatkan kontribusi dalam operasi pemeliharaan perdamaian di seluruh dunia. “Melalui modernisasi alutsista, kita juga menjadi lebih siap, baik dalam melakukan operasi militer selain perang, maupun untuk melakukan berbagai operasi khusus pertahanan dan keamanan,” kata Presiden.
Menurut Kepala Negara, seiring dengan modernisasi alutsista yang sedang dilaksanakan, utamanya di jajaran TNI saat ini, tentu diperlukan perwira-perwira muda yang handal, untuk mengawaki berbagai alutsista modern. “Persiapkan diri kalian baik-baik, dan asahlah terus pengetahuan dan kemampuan kalian, agar bisa mengemban tugas-tugas yang penting ini,” katanya.
Kebijakan Luar Negeri RI, Aktif, Kontributif, dengan Pendekatan Damai
PERWIRA TNI dan Polri harus paham, kebijakan negara dalam menghadapi persoalan dunia adalah dengan pendekatan yang bersifat damai, tapi aktif dan kontributif di dalam menemukan solusi. Hal itu disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam amanatnya pada upacara pelantikan perwira TNI dan Polri Tahun 2012 di GOR Sapta Marga, Akademi Militer, Magelang, Jawa Tengah, Kamis (12/7).
Menurut Presiden SBY, sesuai amanah UUD 1945, Indonesia aktif berperan dan bekerja sama dengan negara-negara lain untuk mengatasi masalah global, termasuk menjaga keamanan dan perdamaian dunia. Untuk itu, segenap perwira TNi dan Polri, termasuk para Perwira Remaja, harus siap mengemban tugas yang penuh tantangan itu. “Saat ini dan ke depan, TNI sebagai komponen utama pertahanan negara akan menghadapi tantangan yang tidak ringan dan semakin kompleks,” kata Kepala Negara.
Presiden mengatakan, ketidakstabilan di kawasan regional tidak terlepas dari kepentingan, persaingan, dan ketegangan di antara negara-negara tertentu. Pada saat yang sama, belanja militer negara-negara di kawasan, khususnya Asia juga cenderung meningkat, yang berdampak pada perubahan konstelasi kekuatan dan kemampuan militer di kawasan.
Namun, menurut Presiden, dinamika perkembangan seperti itu harus pula dipandang sebagai konsekuensi logis dari perekonomian Asia yang terus tumbuh. Negara-negara di Asia, termasuk Indonesia, semakin mampu, membelanjakan anggaran yang lebih banyak untuk pertahanan negaranya.
Diakui Presiden, beberapa waktu yang lalu, karena keterbatasan anggaran, negara hanya mengalokasikan sedikit sumber daya bagi anggaran pertahanan. Akibatnya postur pertahanan Indonesia berada pada tingkat yang sangat minimal. “Alhamdulillah, saat ini ekonomi Indonesia tumbuh baik, menjadi negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara, dan bahkan nomor 16 di dunia,” katanya.
Dengan kemampuan yang makin tinggi, kata Presiden, pemerintah dapat mengalokasikan porsi anggaran nasional yang lebih besar untuk kepentingan pertahanan dan keamanan. "Pada kurun waktu 5 tahun ini, kita melaksanakan pembangunan kekuatan dan modernisasi alutsista secara sangat signifikan, "jelasnya.
Berharap Perwira Remaja TNI/Polri Perkuat Profesionalisme
PRESIDEN Susilo Bambang Yudhoyono berharap para taruna TNI yang baru dilantik sebagai perwira untuk mendukung dan perkuat kapabilitas dan profesionalisme TNI. Presiden juga memintanya untuk terus memelihara, meningkatkan, dan mengaplikasikan keterampilan dan pengetahuan yang telah diperoleh selama mengikuti pendidikan di Akademi. “Dukung dan perkuat kapabilitas dan profesionalitas TNI, sebagai alat dan komponen utama pertahanan negara yang makin profesional, kuat, dan mandiri, sebagaimana yang diinginkan dan didambakan oleh seluruh rakyat Indonesia,” kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada upacara pelantikan Perwira TNI dan Polri Tahun 2012 di GOR Sapta Marga, Akademi Militer, Magelang, Jawa Tengah, Kamis (12/7).
Presiden SBY juga menginstruksikan kepada para Perwira Polri yang baru dilantik, untuk selalu menjunjung tinggi profesionalisme, serta bersikap antisipatif dan responsif untuk menegakkan hukum dan mengatasi gangguan terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat. “Cegah dan bebaskan tuduhan sejumlah pihak, bahwa seolah Polri melakukan pembiaran atas perilaku kalangan masyarakat tertentu yang melakukan kekerasan dan pelanggaran hukum,” kata Presiden.
Presiden SBY juga memintanya agar memberikan rasa aman, tentram, dan tertib, di lingkungan masyarakat. “Tugas kalian sering berat dan kompleks. Oleh karena itu, cegah penyimpangan dan tetaplah bertindak secara profesional dan proporsional,” kata SBY.
Pada bagian akhir amanatnya, Presiden mengucapkan selamat kepada para orangtua perwira TNI dan Polri atas keberhasilan putra-putrinya. “Iringilah dengan doa, perjalanan para kesatria muda ini, agar senantiasa sukses dalam karier, dan kelak menjadi pemimpin-pemimpin TNI dan Polri yang handal, teguh, dan berhasil,” kata Presiden.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.