DUA
Prajurit TNI Angkatan Darat mendapat penghargaan kenaikan pangkat luar
biasa. Penghargaan diberikan langsung oleh Kepala Staf TNI Angkatan
Darat (KSAD) Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo.
Penghargaan tersebut diberikan kepada Sersan Dua (Serda) Nicolas Sandi Harewan yang mendapat kenaikan pangkat menjadi Sersan Satu (Sertu), dan Sersan Mayor Melkior Nandi menjadi Pembantu Letnan Dua (Pelda).
"Penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi terhadap prajurit yang memiliki perhatian pada lingkungan dan sekitarnya,"kata KSAD dalam sambutannya upacara pemberian penghargaan tersebut di lapangan Mabes AD Jakarta, Senin (6/8).
Menurutnya, pemberian penghargaan ini telah diatur UU No 34/2004 Pasal 44 ayat (1) yang menyatakan setiap prajurit yang mempertaruhkan jiwa dan raganya dapat dianugerahi pangkat luar biasa.
Sertu Nicolas Sandi Harewan diberi penghargaan karena keberaniannya menggagalkan aksi perampokan dan percobaan pemerkosaan yang hendak dilakukan pengemudi mikrolet C-O1 bersana kawan-kawannya terhadap seorang penumpang wanita berinisial IS. Sedangkan Pelda Melkior Nandi, Babinsa (Bintara Pembina Desa) Kelurahan Tangge Koramil 1612-06/Lembor, Kodim 1612/Manggarai, Nusa Tenggara Timur dianugrahi penghargaan atas keberhasilannya menggagalkan aksi anarkhis massa yang akan membakar Kantor Polsek Lembor pada 26 Desember 2011.
KSAD berharap, kemanunggalan TNI tak hanya dipandang sempit dengan hanya membangun desa ataupun infrastruktur desa. Tapi juga dalam kebersamaan berbagai kehidupan, sehingga kehadiran satuan tempur dan teritorial harus menjadi pemecah solusi permasalahan yang terjadi di masyarakat.
SERSAN Dua (Serda) Nicolas Sandi Harewan, prajurit Kopassus TNI AD yang berhasil menggagalkan aksi perampokan dan perkosaan terhadap penumpang angkot, memperoleh kenaikan pangkat luar biasa menjadi Sersan Satu (Sertu).
Sementara itu, Sersan Mayor Melkior Nandi, yang berhasil menggagalkan aksi anarkis massa yang mau membakar Polsek Lembor, Manggarai, NTT, pada 26 Desember 2011 lalu, juga dinaikkan pangkatnya menjadi Pembantu Letnan Dua (Pelda).
Pemberian penghargaan berupa kenaikkan pangkat luar biasa dilakukan langsung oleh Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo, di Mabes TNI AD, Jakarta, Senin, (6/8/).
Menurut Pramono Edhie, kenaikan pangkat luar biasa ini diberikan pada mereka yang menunjukkan tugas melebihi panggilan tugasnya. "Pemberian penghargaan ini sering diberikan hanya di daerah operasi saja. Padahal sudah lama kita tidak melakukan operasi militer. Biasanya hanya sekedar pengamanan perbatasan, jadi sudah cukup lama sebetulnya tidak diberikan penghargaan kenaikan pangkat luar biasa ini,"kata Pramono Edhie.
Diakui Pramono Edhie, selama ini pemberian penghargaan jarang dilakukan, tapi hukuman terhadap pelanggaran selalu dilakukan. "Kalau salah di hukum kalau perlu diakhiri ikatan dinasnya karena dia adalah aparat. Tetapi kita terkadang lupa memberikan penghargaan mereka yang hebat, salah satunya adalah ini akan saya berikan kepada mereka yang menujukkan tugas melebihi panggilan tugasnya,"kata Edhie.
Proses pemberian penghargaan, lanjutnya, dimulai dengan laporan tertulis yang sampai hingga ke Pusat. Tim yang ada di pusat kemudian melakukan penilaian.
Karenanya, Edhie membantah jika penghargaan yang diberikan pada kedua prajurit tersebut dilakukan tergesa-gesa.
Penghargaan tersebut diberikan kepada Sersan Dua (Serda) Nicolas Sandi Harewan yang mendapat kenaikan pangkat menjadi Sersan Satu (Sertu), dan Sersan Mayor Melkior Nandi menjadi Pembantu Letnan Dua (Pelda).
"Penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi terhadap prajurit yang memiliki perhatian pada lingkungan dan sekitarnya,"kata KSAD dalam sambutannya upacara pemberian penghargaan tersebut di lapangan Mabes AD Jakarta, Senin (6/8).
Menurutnya, pemberian penghargaan ini telah diatur UU No 34/2004 Pasal 44 ayat (1) yang menyatakan setiap prajurit yang mempertaruhkan jiwa dan raganya dapat dianugerahi pangkat luar biasa.
Sertu Nicolas Sandi Harewan diberi penghargaan karena keberaniannya menggagalkan aksi perampokan dan percobaan pemerkosaan yang hendak dilakukan pengemudi mikrolet C-O1 bersana kawan-kawannya terhadap seorang penumpang wanita berinisial IS. Sedangkan Pelda Melkior Nandi, Babinsa (Bintara Pembina Desa) Kelurahan Tangge Koramil 1612-06/Lembor, Kodim 1612/Manggarai, Nusa Tenggara Timur dianugrahi penghargaan atas keberhasilannya menggagalkan aksi anarkhis massa yang akan membakar Kantor Polsek Lembor pada 26 Desember 2011.
KSAD berharap, kemanunggalan TNI tak hanya dipandang sempit dengan hanya membangun desa ataupun infrastruktur desa. Tapi juga dalam kebersamaan berbagai kehidupan, sehingga kehadiran satuan tempur dan teritorial harus menjadi pemecah solusi permasalahan yang terjadi di masyarakat.
SERSAN Dua (Serda) Nicolas Sandi Harewan, prajurit Kopassus TNI AD yang berhasil menggagalkan aksi perampokan dan perkosaan terhadap penumpang angkot, memperoleh kenaikan pangkat luar biasa menjadi Sersan Satu (Sertu).
Sementara itu, Sersan Mayor Melkior Nandi, yang berhasil menggagalkan aksi anarkis massa yang mau membakar Polsek Lembor, Manggarai, NTT, pada 26 Desember 2011 lalu, juga dinaikkan pangkatnya menjadi Pembantu Letnan Dua (Pelda).
Pemberian penghargaan berupa kenaikkan pangkat luar biasa dilakukan langsung oleh Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo, di Mabes TNI AD, Jakarta, Senin, (6/8/).
Menurut Pramono Edhie, kenaikan pangkat luar biasa ini diberikan pada mereka yang menunjukkan tugas melebihi panggilan tugasnya. "Pemberian penghargaan ini sering diberikan hanya di daerah operasi saja. Padahal sudah lama kita tidak melakukan operasi militer. Biasanya hanya sekedar pengamanan perbatasan, jadi sudah cukup lama sebetulnya tidak diberikan penghargaan kenaikan pangkat luar biasa ini,"kata Pramono Edhie.
Diakui Pramono Edhie, selama ini pemberian penghargaan jarang dilakukan, tapi hukuman terhadap pelanggaran selalu dilakukan. "Kalau salah di hukum kalau perlu diakhiri ikatan dinasnya karena dia adalah aparat. Tetapi kita terkadang lupa memberikan penghargaan mereka yang hebat, salah satunya adalah ini akan saya berikan kepada mereka yang menujukkan tugas melebihi panggilan tugasnya,"kata Edhie.
Proses pemberian penghargaan, lanjutnya, dimulai dengan laporan tertulis yang sampai hingga ke Pusat. Tim yang ada di pusat kemudian melakukan penilaian.
Karenanya, Edhie membantah jika penghargaan yang diberikan pada kedua prajurit tersebut dilakukan tergesa-gesa.
(Jurnas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.