Sejumlah personel Batalyon Linud 330 Kostrad terjun
payung di udara Bandara Lanud Ranai, Natuna dalam latihan Pasukan
Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) dengan target latihan menyerang musuh yang
menguasai Bandara Lanud Ranai, Natuna pada Selasa (4/9). Latihan
tersebut melibatkan sekitar 2.500 TNI dari sejumlah kesatuan baik TNI
AD, AL maupun AU untuk melatih prajurit tanggap dalam mengatasi "trouble
spot" yang dapat mengancam integritas NKRI.(Rusdianto)
Natuna - "Baku tembak" dalam jarak dekat mewarnai latihan gabungan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI saat menyergap "gerombolan bersenjata" di Desa Ceruk, Kecamatan Bunguran Timur Laut, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, Kamis.Sejumlah personel TNI melakukan penyergapan di dua titik yang menjadi target dalam skenario latihan gabungan.
Kontak senjata terjadi ketika kelompok penyerbu PPRC mengepung beberapa rumah di perkampungan Bukit Seleman.
Letusan senjata laras panjang bersahut-sahutan saat matahari mulai menyembulkan sinarnya di ufuk timur.
Dalam beberapa menit beberapa anggota gerombolan dengan penanda kain merah di kepala berjatuhan terkena tembakan. Beberapa di antaranya melarikan diri ke hutan dan dikejar pihak TNI.
Drama penyergapan tersebut merupakan bagian dari skenario latihan dengan taktik serangan permukiman terhadap musuh yang telah menguasai suatu perkampungan.
Pasukan yang terlibat dalam latihan serangan darat gabungan itu adalah Batalyon Linud 330 Kostrad dan Pasukan Marinir II Wilayah Barat.
Komandan Kodim 0318 Natuna Letkol CZI Sujadi, Kamis mengatakan, latihan operasi serangan darat gabungan tersebut akan dilanjutkan Jumat (7/9) pagi dengan target melumpuhkan musuh yang masih menduduki beberapa perumahan warga di lima lokasi.
"Latihan dilanjutkan besok pukul 05.00 WIB. Kemudian, pada pukul 08.00 WIB dilanjutkan upacara penutupan latihan di lapangan sepak bola Desa Tanjung," katanya.
Asisten Operasi Kostrad yang juga Kepala Wasit dan Pengendali Latihan PPRC Kolonel (Inf) Ainurrahman mengatakan, latihan yang melibatkan 600 tentara itu merupakan puncak dari latihan gabungan PPRC yang dibuka Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono di Bandara Lanud Ranai pada Selasa (4/9).
"Ada tujuh titik dengan 12 rumah yang akan direbut dari Tim Penimbul Situasi (Bulsi) yang diskenariokan sebagai musuh," kata Ainurrahman.
Sebelumnya, Batalyon Linud juga melakukan latihan operasi lintas udara dengan target merebut Bandara Lanud Ranai, sedangkan Pasukan Marinir melakukan pendaratan di Pantai Sengiap yang berjarak lebih dari 20 kilometer dari Ranai, ibu kota Natuna.
"Latihan ini bertujuan untuk mengasah kemampuan PPRC dalam mengatasi 'trouble spot' yang mengancam integritas NKRI. Latihan ini kali melibatkan sekitar 2.500 personel dari berbagai kesatuan," tambahnya.(RDT/A013)
Natuna - "Baku tembak" dalam jarak dekat mewarnai latihan gabungan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI saat menyergap "gerombolan bersenjata" di Desa Ceruk, Kecamatan Bunguran Timur Laut, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, Kamis.Sejumlah personel TNI melakukan penyergapan di dua titik yang menjadi target dalam skenario latihan gabungan.
Kontak senjata terjadi ketika kelompok penyerbu PPRC mengepung beberapa rumah di perkampungan Bukit Seleman.
Letusan senjata laras panjang bersahut-sahutan saat matahari mulai menyembulkan sinarnya di ufuk timur.
Dalam beberapa menit beberapa anggota gerombolan dengan penanda kain merah di kepala berjatuhan terkena tembakan. Beberapa di antaranya melarikan diri ke hutan dan dikejar pihak TNI.
Drama penyergapan tersebut merupakan bagian dari skenario latihan dengan taktik serangan permukiman terhadap musuh yang telah menguasai suatu perkampungan.
Pasukan yang terlibat dalam latihan serangan darat gabungan itu adalah Batalyon Linud 330 Kostrad dan Pasukan Marinir II Wilayah Barat.
Komandan Kodim 0318 Natuna Letkol CZI Sujadi, Kamis mengatakan, latihan operasi serangan darat gabungan tersebut akan dilanjutkan Jumat (7/9) pagi dengan target melumpuhkan musuh yang masih menduduki beberapa perumahan warga di lima lokasi.
"Latihan dilanjutkan besok pukul 05.00 WIB. Kemudian, pada pukul 08.00 WIB dilanjutkan upacara penutupan latihan di lapangan sepak bola Desa Tanjung," katanya.
Asisten Operasi Kostrad yang juga Kepala Wasit dan Pengendali Latihan PPRC Kolonel (Inf) Ainurrahman mengatakan, latihan yang melibatkan 600 tentara itu merupakan puncak dari latihan gabungan PPRC yang dibuka Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono di Bandara Lanud Ranai pada Selasa (4/9).
"Ada tujuh titik dengan 12 rumah yang akan direbut dari Tim Penimbul Situasi (Bulsi) yang diskenariokan sebagai musuh," kata Ainurrahman.
Sebelumnya, Batalyon Linud juga melakukan latihan operasi lintas udara dengan target merebut Bandara Lanud Ranai, sedangkan Pasukan Marinir melakukan pendaratan di Pantai Sengiap yang berjarak lebih dari 20 kilometer dari Ranai, ibu kota Natuna.
"Latihan ini bertujuan untuk mengasah kemampuan PPRC dalam mengatasi 'trouble spot' yang mengancam integritas NKRI. Latihan ini kali melibatkan sekitar 2.500 personel dari berbagai kesatuan," tambahnya.(RDT/A013)
16 Prajurit PPRC Dirawat di Rumah Sakit
Seorang prajurit Batalyon Linud 330 Kostrad berlari dalam latihan gabungan TNI AD, AL dan AU Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) di Bandara Pangkalan TNI AU Ranai, Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, Selasa (4/9). Sekitar satu Batalyon Linud 330 terjun payung dari pesawat Hercules dalam Latihan Lapangan Kilat XXIX TA 2012 dengan target latihan menguasai kembali Bandara Lanud Ranai yang diduduki musuh.(Rusdianto)
Natuna - Sebanyak 16 prajurit yang mengikuti latihan
gabungan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI yang digelar sejak 4
September 2012 di Natuna, Provinsi Kepulauan Riau mendapat perawatan di
rumah sakit karena luka-luka dan terkena penyakit malaria."Dari
16 personel TNI yang menjalani perawatan medis, dua di antaranya yaitu
anggota Linud dievakuasi ke RSPAD Gatot Subroto karena mengalami patah
tulang belakang saat terjun payung pada hari kedua latihan," kata
Direktur RSUD Natuna M Syamsu Rizal di Ranai, Natuna, Kamis.
Syamsu Rizal mengatakan, kedua anggota lintas udara (Linud) itu mengalami patah tulang karena panggulnya terhempas ke tanah saat melakukan pendaratan di areal Bandara Lanud Ranai.
Sedangkan prajurit yang mengalami luka-luka ringan di antaranya cidera lutut, robek di telinga dan bibir masing-masing dua orang, cidera engkel dan tumit kanan masing-masing 1 orang.
Kemudian, 6 personel diduga terserang penyakit malaria dan satu orang menderita kram pada bagian perut.
"14 orang yang mengalami luka-luka dirujuk ke RS AURI Natuna. Sedangkan yang masih dirawat hingga saat ini sebanyak 8 orang dan 6 lainnya sudah bergabung dalam latihan," ucapnya.
Dia mengatakan RSUD Natuna mengerahkan tim medis serta bantuan obat-obatan untuk pelaksanaan bedah ringan. Selain itu, Kostrad juga mengerahkan tim medis sebanyak empat orang, RS Auri empat orang, puskesmas satu dokter serta 3 unit mobil ambulans.
"RSUD siap memberikan bantuan terhadap prajurit yang mengikuti latihan penyerangan di Desa Tanjung," tambahnya.
Latihan PPRC TNI melibatkan sekitar 2.500 prajurit dari berbagai kesatuan, di antaranya Batalyon Linud 330 Kostrad, Pasukan Marinir (Pasmar) II Wilayah Barat, kesatuan pengangkut, infanteri dan kesatuan lainnya.
Latihan PPRC terdiri atas pendaratan Linud, pendaratan amfibi pasukan marinir, operasi penggabungan, operasi serangan darat gabungan yang dilaksanakan di Desa Ceruk dan Desa Tanjung, Kecamatan Bunguran Timur Laut.(RDT/D009)
Syamsu Rizal mengatakan, kedua anggota lintas udara (Linud) itu mengalami patah tulang karena panggulnya terhempas ke tanah saat melakukan pendaratan di areal Bandara Lanud Ranai.
Sedangkan prajurit yang mengalami luka-luka ringan di antaranya cidera lutut, robek di telinga dan bibir masing-masing dua orang, cidera engkel dan tumit kanan masing-masing 1 orang.
Kemudian, 6 personel diduga terserang penyakit malaria dan satu orang menderita kram pada bagian perut.
"14 orang yang mengalami luka-luka dirujuk ke RS AURI Natuna. Sedangkan yang masih dirawat hingga saat ini sebanyak 8 orang dan 6 lainnya sudah bergabung dalam latihan," ucapnya.
Dia mengatakan RSUD Natuna mengerahkan tim medis serta bantuan obat-obatan untuk pelaksanaan bedah ringan. Selain itu, Kostrad juga mengerahkan tim medis sebanyak empat orang, RS Auri empat orang, puskesmas satu dokter serta 3 unit mobil ambulans.
"RSUD siap memberikan bantuan terhadap prajurit yang mengikuti latihan penyerangan di Desa Tanjung," tambahnya.
Latihan PPRC TNI melibatkan sekitar 2.500 prajurit dari berbagai kesatuan, di antaranya Batalyon Linud 330 Kostrad, Pasukan Marinir (Pasmar) II Wilayah Barat, kesatuan pengangkut, infanteri dan kesatuan lainnya.
Latihan PPRC terdiri atas pendaratan Linud, pendaratan amfibi pasukan marinir, operasi penggabungan, operasi serangan darat gabungan yang dilaksanakan di Desa Ceruk dan Desa Tanjung, Kecamatan Bunguran Timur Laut.(RDT/D009)
(Antara)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.