Pro-kontra mengenai adanya sebuah wahana tanpa awak tak dikenal yang ditemukan nelayan di perairan Pulau Pucung, Malang Rapat, Bintan, Kepulauan Riau, Senin (12/11) kemarin, ikut dikomentari oleh anggota Komisi I dari fraksi Partai Hanura, Susaningtyas Nefo Handayani Kertapati.
Kepada itoday, Selasa (13/11), politisi yang akrab dipanggil dengan sebutan Nuning ini mengatakan, berdasarkan informasi dari pihak terkait, benda yang jatuh di Kepulauan Riau bukanlah pesawat tanpa awak/Unmanned Aerial Vehicle (UAV).
Informasi sementara dari Pangkoops, benda tersebut bukan pesawat tanpa awak, tetapi pesawat target penembakan udara, mungkin tidak tertembak dan jatuh di wilayah kita, ujarnya.
Dari informasi yang dikumpulkan itoday, pesawat target penembakan udara/drone yang disebut Banshee itu merupakan produk buatan Meggitt Defence Systems, sebuah perusahaan asal Inggris, spesialis mengembangkan produk aviasi untuk keperluan pertahanan. Dimana produknya sudah digunakan di berbagai negara, termasuk NATO.
Meggitt Banshee sendiri adalah sebuah sistem target yang menyediakan simulasi penembakan untuk pelatihan senjata pertahanan udara, baik dari darat maupun dari laut.
Drone ini memiliki kecepatan maksimum 200 knot, dapat digunakan berkali-kali, diluncurkan dengan menggunakan katapel dari dek kapal, memiliki jangka waktu penggunaan hingga 25 tahun, dan mudah mendapatkan suku cadangnya.
Di ASEAN, Brunei Darussalam dan Malaysia adalah negara pengguna drone ini. Brunei misalnya, negara kaya minyak ini sudah menggunakan Banshee sejak 1987 dan menambahnya pada 2010 dengan memesan Banshee 600.
Sedangkan Malaysia sendiri sudah menandatangi kontrak senilai 0.6 juta dengan Meggitt Defence Systems pada September 2012, untuk pengadaa Banshee Aerial Target Systems selama lima tahun, lengkap dengan pelatihannya.
Walau fungsi utama Banshee adalah drone, namun Indonesia harus tetap waspada, karena Meggitt ternyata mengembangkan Banshee dengan kemampuan tambahan jika diperlukan. Yakni mampu mengangkut chaff & flare, penjejak infra merah untuk mengarahkan rudal, kamera untuk pencitraan dan lainnya, sehingga Banshee mampu melakukan operasi militer terbatas.*
Kepada itoday, Selasa (13/11), politisi yang akrab dipanggil dengan sebutan Nuning ini mengatakan, berdasarkan informasi dari pihak terkait, benda yang jatuh di Kepulauan Riau bukanlah pesawat tanpa awak/Unmanned Aerial Vehicle (UAV).
Informasi sementara dari Pangkoops, benda tersebut bukan pesawat tanpa awak, tetapi pesawat target penembakan udara, mungkin tidak tertembak dan jatuh di wilayah kita, ujarnya.
Dari informasi yang dikumpulkan itoday, pesawat target penembakan udara/drone yang disebut Banshee itu merupakan produk buatan Meggitt Defence Systems, sebuah perusahaan asal Inggris, spesialis mengembangkan produk aviasi untuk keperluan pertahanan. Dimana produknya sudah digunakan di berbagai negara, termasuk NATO.
Meggitt Banshee sendiri adalah sebuah sistem target yang menyediakan simulasi penembakan untuk pelatihan senjata pertahanan udara, baik dari darat maupun dari laut.
Drone ini memiliki kecepatan maksimum 200 knot, dapat digunakan berkali-kali, diluncurkan dengan menggunakan katapel dari dek kapal, memiliki jangka waktu penggunaan hingga 25 tahun, dan mudah mendapatkan suku cadangnya.
Di ASEAN, Brunei Darussalam dan Malaysia adalah negara pengguna drone ini. Brunei misalnya, negara kaya minyak ini sudah menggunakan Banshee sejak 1987 dan menambahnya pada 2010 dengan memesan Banshee 600.
Sedangkan Malaysia sendiri sudah menandatangi kontrak senilai 0.6 juta dengan Meggitt Defence Systems pada September 2012, untuk pengadaa Banshee Aerial Target Systems selama lima tahun, lengkap dengan pelatihannya.
Walau fungsi utama Banshee adalah drone, namun Indonesia harus tetap waspada, karena Meggitt ternyata mengembangkan Banshee dengan kemampuan tambahan jika diperlukan. Yakni mampu mengangkut chaff & flare, penjejak infra merah untuk mengarahkan rudal, kamera untuk pencitraan dan lainnya, sehingga Banshee mampu melakukan operasi militer terbatas.*
betul pesawat UAV ini bikinan Inggris...
BalasHapushttp://www.meggittdefenceuk.com/HTML/Banshee/banshee-1.htm
kemungkinan dibeli & digunakan oleh Singapore/Malaysia/Thailand/negara Asean lain.. GAWAT juga kalau UAV ini menembus udara Indonesia tanpa terdeteksi radar.. Kelihatannya UAV ini digunakan juga oleh NATO, jadi boleh juga dipelajari desain sistem dllnya untuk mengembangkan UAV dalam negeri...