Lanud Supadio Gelar Latihan Survival
Pontianak | Latihan survival merupakan latihan yang sangat penting bagi para perwira umumnya dan para awak pesawat khususnya. Selain sebagai mekanisme program latihan, juga merupakan metode yang berguna menguji kemampuan fisik dan mental para perwira dalam menghadapi keadaan bahaya atau keadaan darurat. Dengan kondisi dan keadaan yang serba terbatas mereka harus mampu mengatasi situasi tersebut dengan baik.
Hal tersebut disampaikan Komandan Lanud Supadio Kolonel Pnb Ir. Novyan Samyoga pada upacara pembukaan Latihan Survival Dasar Elang Mandau tahun 2013 di Apron Hanggar Lanud Supadio, Kamis siang (28/2).
Latihan survival dasar ini, lanjut Danlanud, dilaksanakan selama dua hari dimaksudkan sebagai ajang melatih diri dan menambah pengetahuan para awak pesawat dan para perwira tentang cara-cara mempertahankan hidup dari kesulitan-kesulitan, baik di darat maupun di air apabila sewaktu-waktu pesawatnya mengalami masalah pada saat melaksanakan tugas operasi.
“Dalam situasi darurat para awak pesawat Skadron udara 1 selaku satuan pemukul TNI Angkatan Udara, tentunya selalu berada pada barisan terdepan dalam menghalau musuh yang datang Oleh sebab itu, harus mampu menguasai situasi darurat. Selain itu latihan survival ini dapat dijadikan sebagai bekal dasar para perwira untuk mengikuti combat survival yang dilaksanakan di tingkat Koopsau I,” tambah Danlanud.
Latihan Survival kali ini melibatkan pelaku sebanyak 50 perwira Lanud Supadio dan Skadron Udara 1, terdiri dari Penerbang, Teknisi dan Perwira Staf yang terbagi dalam lima tim, 20 personel sebagai Komando Latihan (Kolat) dan 15 personel pelatih dari Batalyon 465 Paskhasau serta 40 personel pendukung. Adapun tahap Latihan survival ini dibagi menjadi beberapa tahapan antara lain pengetahuan kompas, jalan patroli, pelolosan dari daerah musuh, menembak, caraka malam dan survival air.
Pontianak | Latihan survival merupakan latihan yang sangat penting bagi para perwira umumnya dan para awak pesawat khususnya. Selain sebagai mekanisme program latihan, juga merupakan metode yang berguna menguji kemampuan fisik dan mental para perwira dalam menghadapi keadaan bahaya atau keadaan darurat. Dengan kondisi dan keadaan yang serba terbatas mereka harus mampu mengatasi situasi tersebut dengan baik.
Hal tersebut disampaikan Komandan Lanud Supadio Kolonel Pnb Ir. Novyan Samyoga pada upacara pembukaan Latihan Survival Dasar Elang Mandau tahun 2013 di Apron Hanggar Lanud Supadio, Kamis siang (28/2).
Latihan survival dasar ini, lanjut Danlanud, dilaksanakan selama dua hari dimaksudkan sebagai ajang melatih diri dan menambah pengetahuan para awak pesawat dan para perwira tentang cara-cara mempertahankan hidup dari kesulitan-kesulitan, baik di darat maupun di air apabila sewaktu-waktu pesawatnya mengalami masalah pada saat melaksanakan tugas operasi.
“Dalam situasi darurat para awak pesawat Skadron udara 1 selaku satuan pemukul TNI Angkatan Udara, tentunya selalu berada pada barisan terdepan dalam menghalau musuh yang datang Oleh sebab itu, harus mampu menguasai situasi darurat. Selain itu latihan survival ini dapat dijadikan sebagai bekal dasar para perwira untuk mengikuti combat survival yang dilaksanakan di tingkat Koopsau I,” tambah Danlanud.
Latihan Survival kali ini melibatkan pelaku sebanyak 50 perwira Lanud Supadio dan Skadron Udara 1, terdiri dari Penerbang, Teknisi dan Perwira Staf yang terbagi dalam lima tim, 20 personel sebagai Komando Latihan (Kolat) dan 15 personel pelatih dari Batalyon 465 Paskhasau serta 40 personel pendukung. Adapun tahap Latihan survival ini dibagi menjadi beberapa tahapan antara lain pengetahuan kompas, jalan patroli, pelolosan dari daerah musuh, menembak, caraka malam dan survival air.
Dua Pilot TNI AU Eject Di Daerah Gunung Lawu
Magetan | Karena mendapat kerusakan pada sisten navigasi dan kerusakan engine,
pada pesawat double seat, akibat tembakan di daerah Gunung Lawu,
sehingga penerbang kehilangan orientasi dan tidak dapat mempertahankan
ketinggian, akhirnya kedua penerbang melaksanakan eject untuk
menyelamatkan diri, Jumat (1/3).
Kedua penerbang yang berasal dari Lanud Iswahjudi tersebut dapat
mendarat dilokasi yang tidak berjauhan sehingga berhasil berkumpul,
namun salah satu penerbang mengalami cedere patah tulang pada bagian
lengan sehingga harus mendapatkan pertolongan dan berusaha berkomunikasi
dengan SAR COMBAT.
Setelah mendapatkan informasi untuk menuju titik kumpul dari SAR
COMBAT, Selama perjalanan kedua penerbang dihadapkan persoalan-persoalan
yang tidak mudah, yang mengharuskan mereka bekerjasama untuk memecahkan
permasalahan, mulai dari hambatan pagar kawat, tebing curam dan rasa
lapar karena kehilangan bahan makanan yang berada di survival pack, maka
mengharuskan membuat jebakan untuk menangkap satwa liar untuk dimakan.
Dalam melanjutkan perjalanan menuju ke tempat penjemputan, para
penerbang terkejut karena ternyata tempat penjemputan tersebut terdapat
pasukan musuh yang sedang beristirahat, setelah mengamati ternyata
kekuatan musuh tersebut dapat dikalahkan apabila dilaksanakan
penyerangan dengan mendadak maka mereka memutuskan untuk menyerang dan
akhirnya berhasil menang dan menguasai daerah tersebut dengan menewaskan
seluruh pasukan musuh yang ada. Sehingga mereka bisa beristirahat di
tempat tersebut dan memanfaatkan logistik musuh hingga datangnya
penjemputan.
Demikian skenario latihan survival dasar yang dilaksanakan oleh 30
personel Lanud Iswahjudi yang terdiri para penerbang tempur dan ground
crew. Hal tersebut dilatihkan mengingat Lanud Iswahjudi merupakan Lanud
operasional, sehingga perlu membekali diri seperti kegiatan SAR dan
Survival tersebut sehingga dapat lebih meningkatkan kesiapan opersional
Lanud Iswahjudi dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
Tidak hanya Survival darat survival air juga di laksanakan di telaga
Sarangan, yang disaksikan langsung oleh Komandan Lanud Iswahjudi
Marsekal Pertama TNI Yuyu Sutisna, S.E., dan segenap para pejabat Lanud
Iswahjudi.
Dalam pelaksanaan latihan Survival Dasar merupakan latihan yang
bertujuan untuk memberikan penyegaran pengetahuan secara teorikal dan
praktikal kepada personel Lanud Iswahjudi dalam bertahan hidup
(Survive),apabila mengalami kondisi Emergency dan jatuh didaerah lawan
pada saat melaksanakan misi udara dan melakukan tindakan “SERE”
(Survival, Evasion, Resistance and Escape).
Usai simulasi pelaksanaan Survival Air di Telaga Sarangan, kegiatan
Survival Dasar yang didukung pelatih dari Batalyon 463 Paskhas, ditutup
langsung bersamaan dengan berakhirnya latihan Elang Gesit tahun 2013,
oleh Danlanud Iswahjudi Marsma TNI Yuyu Sutisna, SE., di Telaga
Sarangan.
● TNI AU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.