Ketegangan di Ukraina Timur masih terjadi menyusul persiapan pasukan Kiev untuk melanjutkan operasi "anti teror" dan kelompok bersenjata pro Rusia memperkuat barikade. Kebakaran di gedung pemerintahan regional di Odessa Ukraina
Tentara Ukraina diterjunkan ke sejumlah kota pada Sabtu (03/05) untuk mengambilalih penguasaan gedung dari kelompok bersenjata.
Tetapi disalah satu kota, Luhansk, pasukan pemberontak menyerang sebuah markas layanan keamanan.
Bentrokan di bagian selatan kota Odessa yang menewaskan 42 orang, telah meningkatkan ketegangan di negara tersebut.
Kebakaran gedung pemerintahan regional menyebabkan puluhan pemrotes tewas.
Pemrotes pro-Rusia berkumpul di Trade Unions House Odessa setelah bentrok dengan aktivis pro-Kiev, lalu laporan menyebutkan kedua kelompok ini Klik saling melempar bom molotov.
Juru bicara pemerintah Rusia menuduh pemerintah Ukraina mendorong ekstimis nasionalis dan mengatakan kondisi tersebut menyebabkan rencana penyelenggaraan pemilu pada 25 Mei mendatang menjadi "tidak masuk akal".
Kekerasan yang terjadi di Odessa merupakan yang paling parah sejak Februari lalu, ketika 80 orang tewas dalam sebuah demonstrasi di Kiev menentang Presiden terguling Viktor Yanukovych.
Menlu AS John Kerry dan Menlu Rusia Sergei Lavrov, kembali melakukan pembicaraan melalui telepon mengenai krisis Ukraina.
Lavrov mendesak Kerry untuk menekan Kiev agar menghentikan operasi militer, yang dia sebut berisiko "menyebabkan negara itu dalam konflik saudara".
Ketegangan di Odessa disebutkan yang terparah Ukraina
Kerry mengatakan Moskow seharusnya berhenti mendukung separatis pro-Rusia dan memperingatkan kemungkinan diterapkan sanksi lanjutan dari negara Barat.
Menlu AS dan Rusia juga mendiskusikan kemungkinan keterlibatan Organisasi Keamanan dan Kerjasama Eropa (OSCE) dalam upaya menyelesaikan krisis Ukraina.(BBC)Tentara Ukraina perluas operasi militer di timur Pasukan Ukraina telah merebut kembali markas dinas keamanan di kota timur Kramatorsk, kubu pemberontak selatan Slaviansk, kata Kementerian Dalam Negeri negara itu Sabtu.
"Sekarang berada di bawah kontrol Garda Nasional," kata kementerian dalam sebuah pernyataan.
TV lokal menunjukkan gambar-gambar kendaraan lapis baja pengangkut personel bergerak di seluruh kota itu.
Tentara Ukraina Sabtu memperluas serangan militer untuk merebut kembali kota-kota besar dan kecil di daerah timur negara itu, kata kementerian dalam negeri Ukraina.
"Tahap aktif operasi itu akan berlanjut. Kami tidak akan berhenti," kata Arsen Avakov di halaman Facebook.
"Jumat malam, pasukan yang ikut dalam operasi anti-teroris di Kramatorsk menguasai menara TV yang sebelumnya diduduki teroris-teroris," tambah menteri itu.
Kramatorsk terletak sekitar 17km di selatan kota Slayansk, di mana tentara melakukaa satu serangan besar-besaran Jumat yang menewaskan setidaknya sembilan orang termasuk dua tentara ketika pemberontak menembak jatuh dua helikopter militer.
Serangan Jumat terhadap Kramatorsk terjadi setelah Ukraina mengalami hari paling berdarah sejak pemerintah dukungan Barat di Kiev berkuasa.
Selain sembilan orang tewas di Slavyansk, lebih dari 30 orang tewas dalam apa yang Avakov sebut seorang "penjahat" membakar kota pelabuhan selatan Odessa setelah bentrokan senjata mematikan antara milisi pro-Rusia dan para pendukung persatuan nasional.
Pihak berwenang di Kiev mengakui polisi "tidak berdaya" untuk menghadapi pemberontakan pro-Moskow yang melanda lebih dari 12 kota besar dan kecil di bagian timur negara itu.
Pemerintah Ukraina dan Barat yakin Kremlin menggerakkan kekacauan dalam usaha untuk menggoyahkan bekas republik Sovyet itu menjelang pemilu 25 Mei.
Moskow membantah tuduhan-tuduhan itu dan memperingatkan bahwa Kiev akan menghadapi "konsekuensi yang bencana besar" jika terus apa yang dianggapnya sebagai operasi miiter terhadap rakyatnya sendiri.
Rusia memiliki sekitar 40.000 tentara di perbatasan Ukraina dan Kiev telah memanggil tentara cadangan dan menempatkan angkatan bersenjatanya dalam siaga tempur penuh, khawatir akan segera terjadi invasi. Demikian laporan Reuters dan AFP.(Uu.H-AK)Rusia minta Kiev hentikan bantai rakyatnya Seorang pria pro-Rusia melintas di depan jendela yang rusak di dalam balai kota Mariupol, Ukraina timur, Sabtu (26/4).(REUTERS/Baz Ratner)
Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev, Jumat, meminta pihak berwenang Kiev menghentikan pembunuhan atas warga negara mereka sendiri, dengan menyatakan penggunaan kekuatan terhadap warga adalah tanda ketidakberdayaan dan jahat.
"Yang berkuasa di ibu kota Ukraina itu harus menggunakan perasaan dan berhenti membunuh warganya. Jika tidak memberhentikannya maka nasib negara itu berubah menjadi betul-betul menyedihkan," kata Medvedev di Facebook.
"Penggunaan kekerasan di Ukraina tenggara adalah tanda ketidakberdayaan serta merupakan tindakan jahat penguasa Kiev," katanya seperti dikutip AFP.
Ia menuduh pemerintah itu melancarkan serangan pembalasan pada Jumat pagi setelah tentara menyerang pemberontak pendukung Moskow di kota Slavyansk, Ukraina timur.
Medvedev menyatakan Kiev menggerakan tentaranya, bukan memulai pembicara dalam semangat perjanjian Jenewa, untuk membawa semua pihak bertikai ke meja perundingan, membahas kesepakatan dan jalan keluar.
"Rakyat sekarat. Darah tumpah," kata Medvedev.
"Tanggung jawab perang melawan rakyatnya sendiri terletak pada pembuat keputusan jahat di Kiev," katanya.
Istilah "serangan pembalasan" digunakan dalam buku sejarah Rusia untuk menggambarkan gerakan pasukan Nazi terhadap warga selama Perang Dunia II.
Serangan pada Jumat itu menyebabkan kemarahan Moskow, tempat juru bicara Presiden Vladimir Putin, Dmitry Peskov, menyebutnya peristiwa itu merupakan pukulan terakhir atas kesepakatan perdamaian, yang disepakati di Jenewa pada bulan lalu.
Putin belum mengeluarkan tangapan umum apa pun mengenai serangan terkini di Ukraina tersebut.
Rusia pada Jumat menyerukan sidang darurat Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk membahas peningkatan tajam kekerasan di Ukraina, tempat pasukan keamanan bentrok dengan pemberontak pembela Moskow.
Diplomat menyatakan pertemuan itu, sidang ke-13 badan itu membahas Ukraina sejak awal kemelut, dijadwalkan berlangsung pada pukul 16.00 GMT (01.00 Sabtu WIB).
Pertemuan ini diminta di tengah peningkatan pemberontakan di Ukraina timur, tempat pemberontak menguasai lebih dari selusin kota besar dan kecil.
Pemerintah Ukraina dukungan Barat menuduh Rusia mengobarkan pemberontakan di wilayahnya dan melakukan serangan balik, melancarkan gerakan tentara untuk merebut kendali atas kota Slavyansk yang memanas.
Sebagai tanggapan, Rusia pada Jumat memperingatkan bahwa penggunaan tentara oleh Ukraina terhadap rakyat sendiri di timur akan mengakibatkan bencana dan mendesak Barat meninggalkan kebijakan merusak terhadap Ukraina.(B002) Kanselir Merkel Bertemu Obama di Washington Kanselir Jerman Angela Merkel berkunjung ke Washington dan bertemu dengan Presiden Obama dan anggota senat. Tema utama adalah krisis Ukraina dan kerjasama ekonomi AS-Eropa.
Angela Merkel dijadwalkan melakukan pertemuan khusus selama empat jam dengan Presiden Obama hari Jumat (02/05) di Washington. Inilah kunjungan Merkel yang pertama ke Amerika Serikat setelah skandal penyadapan NSA. Namun tema utama yang dibahas bukan masalah spionase, melainkan soal krisis di Ukraina.
Amerika Serikat dan Uni Eropa baru-baru ini memperluas sanksi terhadap Rusia. Mereka menuduh Presiden Putin tidak melakukan langkah konkrit untuk menghentikan destabilisasi di Ukraina. Obama dan Merkel sebelumnya menyatakan siap untuk meningkatkan sanksi lagi, jika Rusia tetap tidak bereaksi positif.
"Mereka (Merkel dan Obama) akan berkoordinasi dengan erat untuk menerapkan sanksi-sanksi terhadap Rusia, yang terus melanggar kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina", kata Jay Carney, juru bicara Gedung Putih.
Sementara di Ukraina, pasukan pemerintah dilaporkan melancarkan kembali operasi militer ke kota Slovyansk, yang menjadi salah satu pusat utama gerakan separatis pro Rusia.
Pemerintah di Kiev menerangkan, kubu pemberontak menembak jatuh dua helikopter militer. Menurut kelompok separatis, seorang pilot tewas dan seorang lagi mereka tahan sebagai tawanan perang.
John McCain kritik Merkel
Kanselir Angela Merkel tiba di Washington hari Kamis (01/05) dan langsung melakukan pertemuan dengan anggota senat. Sebelum Merkel tiba, senator John McCain dari Partai Republik melontarkan kritik dan mengatakan, Jerman dan Eropa terlalu lunak terhadap Rusia.
McCain menyebut kepemimpinan politik di Eropa sangat lemah. "Mereka berada dibawah tekanan dan diperintah oleh kelompok industri Jerman", kata McCain.
Negara-negara Uni Eropa sampai saat ini memang menolak sanksi ekonomi lebih ketat terhadap Rusia, karena khawatir perekonomian mereka akan mengalami kerugian terlalu besar. Banyak negara Eropa, terutama Jerman, mendapat pasokan gas dari Rusia.
Senator Jeff Sessions dari kubu Republik menekankan, Amerika dan Eropa harus tetap saling mendukung. "Kita harus mengambil posisi yang lebih tegas" terhadap Rusia, katanya dan menambahkan, Jerman memainkan "peran kunci" dalam politik Eropa.
NSA tidak jadi tema
Presiden AS Barack Obama sedang berusaha memulihkan hubungan dengan Jerman setelah skandal NSA. Obama menjanjikan reformasi menyeluruh di lembaga dinas rahasia, namun menolak membuat perjanjian anti spionase (No Spy Agreement) dengan Jerman.
Pemerintah Jerman baru-baru ini menyatakan tidak akan mengundang Edward Snowden ke Jerman untuk memberi kesaksian, karena tidak ingin hubungan dengan Amerika memburuk. Kalangan oposisi di Jerman menuntut agar skandal penyadapan NSA diusut dengan jelas untuk mengungkapkan apa saja kegiatan dinas rahasia itu di Jerman.
Kementerian Dalam Negeri Jerman kini menyatakan, ada cara lain untuk mendengarkan kesaksian Snowden, tanpa harus mendatangkannya ke Jerman.
Edward Snowden saat ini mendapat suaka politik di Moskow sampai pertengahan tahun ini. Ia menyatakan bersedia memberi kesaksian di Jerman, tapi minta jaminan keamanan agar tidak diekstradisi ke Amerika Serikat.hp/ab (afp, dpa)
Tentara Ukraina diterjunkan ke sejumlah kota pada Sabtu (03/05) untuk mengambilalih penguasaan gedung dari kelompok bersenjata.
Tetapi disalah satu kota, Luhansk, pasukan pemberontak menyerang sebuah markas layanan keamanan.
Bentrokan di bagian selatan kota Odessa yang menewaskan 42 orang, telah meningkatkan ketegangan di negara tersebut.
Kebakaran gedung pemerintahan regional menyebabkan puluhan pemrotes tewas.
Pemrotes pro-Rusia berkumpul di Trade Unions House Odessa setelah bentrok dengan aktivis pro-Kiev, lalu laporan menyebutkan kedua kelompok ini Klik saling melempar bom molotov.
Juru bicara pemerintah Rusia menuduh pemerintah Ukraina mendorong ekstimis nasionalis dan mengatakan kondisi tersebut menyebabkan rencana penyelenggaraan pemilu pada 25 Mei mendatang menjadi "tidak masuk akal".
Kekerasan yang terjadi di Odessa merupakan yang paling parah sejak Februari lalu, ketika 80 orang tewas dalam sebuah demonstrasi di Kiev menentang Presiden terguling Viktor Yanukovych.
Menlu AS John Kerry dan Menlu Rusia Sergei Lavrov, kembali melakukan pembicaraan melalui telepon mengenai krisis Ukraina.
Lavrov mendesak Kerry untuk menekan Kiev agar menghentikan operasi militer, yang dia sebut berisiko "menyebabkan negara itu dalam konflik saudara".
Ketegangan di Odessa disebutkan yang terparah Ukraina
Kerry mengatakan Moskow seharusnya berhenti mendukung separatis pro-Rusia dan memperingatkan kemungkinan diterapkan sanksi lanjutan dari negara Barat.
Menlu AS dan Rusia juga mendiskusikan kemungkinan keterlibatan Organisasi Keamanan dan Kerjasama Eropa (OSCE) dalam upaya menyelesaikan krisis Ukraina.(BBC)Tentara Ukraina perluas operasi militer di timur Pasukan Ukraina telah merebut kembali markas dinas keamanan di kota timur Kramatorsk, kubu pemberontak selatan Slaviansk, kata Kementerian Dalam Negeri negara itu Sabtu.
"Sekarang berada di bawah kontrol Garda Nasional," kata kementerian dalam sebuah pernyataan.
TV lokal menunjukkan gambar-gambar kendaraan lapis baja pengangkut personel bergerak di seluruh kota itu.
Tentara Ukraina Sabtu memperluas serangan militer untuk merebut kembali kota-kota besar dan kecil di daerah timur negara itu, kata kementerian dalam negeri Ukraina.
"Tahap aktif operasi itu akan berlanjut. Kami tidak akan berhenti," kata Arsen Avakov di halaman Facebook.
"Jumat malam, pasukan yang ikut dalam operasi anti-teroris di Kramatorsk menguasai menara TV yang sebelumnya diduduki teroris-teroris," tambah menteri itu.
Kramatorsk terletak sekitar 17km di selatan kota Slayansk, di mana tentara melakukaa satu serangan besar-besaran Jumat yang menewaskan setidaknya sembilan orang termasuk dua tentara ketika pemberontak menembak jatuh dua helikopter militer.
Serangan Jumat terhadap Kramatorsk terjadi setelah Ukraina mengalami hari paling berdarah sejak pemerintah dukungan Barat di Kiev berkuasa.
Selain sembilan orang tewas di Slavyansk, lebih dari 30 orang tewas dalam apa yang Avakov sebut seorang "penjahat" membakar kota pelabuhan selatan Odessa setelah bentrokan senjata mematikan antara milisi pro-Rusia dan para pendukung persatuan nasional.
Pihak berwenang di Kiev mengakui polisi "tidak berdaya" untuk menghadapi pemberontakan pro-Moskow yang melanda lebih dari 12 kota besar dan kecil di bagian timur negara itu.
Pemerintah Ukraina dan Barat yakin Kremlin menggerakkan kekacauan dalam usaha untuk menggoyahkan bekas republik Sovyet itu menjelang pemilu 25 Mei.
Moskow membantah tuduhan-tuduhan itu dan memperingatkan bahwa Kiev akan menghadapi "konsekuensi yang bencana besar" jika terus apa yang dianggapnya sebagai operasi miiter terhadap rakyatnya sendiri.
Rusia memiliki sekitar 40.000 tentara di perbatasan Ukraina dan Kiev telah memanggil tentara cadangan dan menempatkan angkatan bersenjatanya dalam siaga tempur penuh, khawatir akan segera terjadi invasi. Demikian laporan Reuters dan AFP.(Uu.H-AK)Rusia minta Kiev hentikan bantai rakyatnya Seorang pria pro-Rusia melintas di depan jendela yang rusak di dalam balai kota Mariupol, Ukraina timur, Sabtu (26/4).(REUTERS/Baz Ratner)
Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev, Jumat, meminta pihak berwenang Kiev menghentikan pembunuhan atas warga negara mereka sendiri, dengan menyatakan penggunaan kekuatan terhadap warga adalah tanda ketidakberdayaan dan jahat.
"Yang berkuasa di ibu kota Ukraina itu harus menggunakan perasaan dan berhenti membunuh warganya. Jika tidak memberhentikannya maka nasib negara itu berubah menjadi betul-betul menyedihkan," kata Medvedev di Facebook.
"Penggunaan kekerasan di Ukraina tenggara adalah tanda ketidakberdayaan serta merupakan tindakan jahat penguasa Kiev," katanya seperti dikutip AFP.
Ia menuduh pemerintah itu melancarkan serangan pembalasan pada Jumat pagi setelah tentara menyerang pemberontak pendukung Moskow di kota Slavyansk, Ukraina timur.
Medvedev menyatakan Kiev menggerakan tentaranya, bukan memulai pembicara dalam semangat perjanjian Jenewa, untuk membawa semua pihak bertikai ke meja perundingan, membahas kesepakatan dan jalan keluar.
"Rakyat sekarat. Darah tumpah," kata Medvedev.
"Tanggung jawab perang melawan rakyatnya sendiri terletak pada pembuat keputusan jahat di Kiev," katanya.
Istilah "serangan pembalasan" digunakan dalam buku sejarah Rusia untuk menggambarkan gerakan pasukan Nazi terhadap warga selama Perang Dunia II.
Serangan pada Jumat itu menyebabkan kemarahan Moskow, tempat juru bicara Presiden Vladimir Putin, Dmitry Peskov, menyebutnya peristiwa itu merupakan pukulan terakhir atas kesepakatan perdamaian, yang disepakati di Jenewa pada bulan lalu.
Putin belum mengeluarkan tangapan umum apa pun mengenai serangan terkini di Ukraina tersebut.
Rusia pada Jumat menyerukan sidang darurat Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk membahas peningkatan tajam kekerasan di Ukraina, tempat pasukan keamanan bentrok dengan pemberontak pembela Moskow.
Diplomat menyatakan pertemuan itu, sidang ke-13 badan itu membahas Ukraina sejak awal kemelut, dijadwalkan berlangsung pada pukul 16.00 GMT (01.00 Sabtu WIB).
Pertemuan ini diminta di tengah peningkatan pemberontakan di Ukraina timur, tempat pemberontak menguasai lebih dari selusin kota besar dan kecil.
Pemerintah Ukraina dukungan Barat menuduh Rusia mengobarkan pemberontakan di wilayahnya dan melakukan serangan balik, melancarkan gerakan tentara untuk merebut kendali atas kota Slavyansk yang memanas.
Sebagai tanggapan, Rusia pada Jumat memperingatkan bahwa penggunaan tentara oleh Ukraina terhadap rakyat sendiri di timur akan mengakibatkan bencana dan mendesak Barat meninggalkan kebijakan merusak terhadap Ukraina.(B002) Kanselir Merkel Bertemu Obama di Washington Kanselir Jerman Angela Merkel berkunjung ke Washington dan bertemu dengan Presiden Obama dan anggota senat. Tema utama adalah krisis Ukraina dan kerjasama ekonomi AS-Eropa.
Angela Merkel dijadwalkan melakukan pertemuan khusus selama empat jam dengan Presiden Obama hari Jumat (02/05) di Washington. Inilah kunjungan Merkel yang pertama ke Amerika Serikat setelah skandal penyadapan NSA. Namun tema utama yang dibahas bukan masalah spionase, melainkan soal krisis di Ukraina.
Amerika Serikat dan Uni Eropa baru-baru ini memperluas sanksi terhadap Rusia. Mereka menuduh Presiden Putin tidak melakukan langkah konkrit untuk menghentikan destabilisasi di Ukraina. Obama dan Merkel sebelumnya menyatakan siap untuk meningkatkan sanksi lagi, jika Rusia tetap tidak bereaksi positif.
"Mereka (Merkel dan Obama) akan berkoordinasi dengan erat untuk menerapkan sanksi-sanksi terhadap Rusia, yang terus melanggar kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina", kata Jay Carney, juru bicara Gedung Putih.
Sementara di Ukraina, pasukan pemerintah dilaporkan melancarkan kembali operasi militer ke kota Slovyansk, yang menjadi salah satu pusat utama gerakan separatis pro Rusia.
Pemerintah di Kiev menerangkan, kubu pemberontak menembak jatuh dua helikopter militer. Menurut kelompok separatis, seorang pilot tewas dan seorang lagi mereka tahan sebagai tawanan perang.
John McCain kritik Merkel
Kanselir Angela Merkel tiba di Washington hari Kamis (01/05) dan langsung melakukan pertemuan dengan anggota senat. Sebelum Merkel tiba, senator John McCain dari Partai Republik melontarkan kritik dan mengatakan, Jerman dan Eropa terlalu lunak terhadap Rusia.
McCain menyebut kepemimpinan politik di Eropa sangat lemah. "Mereka berada dibawah tekanan dan diperintah oleh kelompok industri Jerman", kata McCain.
Negara-negara Uni Eropa sampai saat ini memang menolak sanksi ekonomi lebih ketat terhadap Rusia, karena khawatir perekonomian mereka akan mengalami kerugian terlalu besar. Banyak negara Eropa, terutama Jerman, mendapat pasokan gas dari Rusia.
Senator Jeff Sessions dari kubu Republik menekankan, Amerika dan Eropa harus tetap saling mendukung. "Kita harus mengambil posisi yang lebih tegas" terhadap Rusia, katanya dan menambahkan, Jerman memainkan "peran kunci" dalam politik Eropa.
NSA tidak jadi tema
Presiden AS Barack Obama sedang berusaha memulihkan hubungan dengan Jerman setelah skandal NSA. Obama menjanjikan reformasi menyeluruh di lembaga dinas rahasia, namun menolak membuat perjanjian anti spionase (No Spy Agreement) dengan Jerman.
Pemerintah Jerman baru-baru ini menyatakan tidak akan mengundang Edward Snowden ke Jerman untuk memberi kesaksian, karena tidak ingin hubungan dengan Amerika memburuk. Kalangan oposisi di Jerman menuntut agar skandal penyadapan NSA diusut dengan jelas untuk mengungkapkan apa saja kegiatan dinas rahasia itu di Jerman.
Kementerian Dalam Negeri Jerman kini menyatakan, ada cara lain untuk mendengarkan kesaksian Snowden, tanpa harus mendatangkannya ke Jerman.
Edward Snowden saat ini mendapat suaka politik di Moskow sampai pertengahan tahun ini. Ia menyatakan bersedia memberi kesaksian di Jerman, tapi minta jaminan keamanan agar tidak diekstradisi ke Amerika Serikat.hp/ab (afp, dpa)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.