BPPT Incar NC-212i buatan PTDI [PTDI]
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) berminat dan berencana untuk membeli pesawat terbang dari PT Dirgantara Indonesia (DI) melalui penandatanganan surat pernyataan minat. Pesawat itu secara khusus akan dibuat untuk membantu pelaksanaan hujan buatan.
"Sekarang ini sudah kita punya niat untuk diadakan pesawat pada tahun 2020-2021 itu untuk menyemai awan dengan garam supaya bisa melakukan percepatan hujan buatan," kata Kepala BPPT Hammam Riza di dalam acara Roll Out Pesawat Udara Nir Awak (PUNA) atau Drone tipe Medium Altitude Long Endurance (MALE) di PT Dirgantara Indonesia, Bandung, Jawa Barat, Senin (30/12).
Penandatanganan surat pernyataan minat itu dilakukan oleh Kepala BPPT dan Direktur utama PT Dirgantara Indonesia Elfien Goentoro di PT Dirgantara Indonesia di Bandung pada Senin. BPPT mengalokasikan anggaran Rp 260 miliar untuk membeli pesawat NC212 itu.
Dia berharap kontrak akan segera ditandatangani pada 2020 sehingga proses pengadaan pesawat terbang khusus untuk misi hujan buatan dapat dilakukan pada 2020 hingga 2021.
BPPT sejak tahun 1993 telah mengoperasikan pesawat NC212 buatan PT Dirgantara Indonesia untuk melakukan teknologi modifikasi cuaca mendatangkan hujan buatan. Sementara untuk melaksanakan misi hujan buatan, BPPT membutuhkan pesawat dengan konfigurasi hujan buatan (rain making).
Hammam mengatakan selama ini pergerakan BPPT terbatas untuk menyemai awan dalam upaya menciptakan hujan buatan karena hanya memiliki satu pesawat yang sudah beroperasi sejak 1993. Sementara, Thailand memiliki 20 pesawat untuk melakukan hujan buatan.
Untuk pengendalian kasus-kasus kebakaran hutan dan lahan yang terjadi sebelumnya, BPPT banyak mengandalkan pesawat dari TNI Angkatan Udara dengan meminjam pesawat mereka. Untuk memenuhi kebutuhan pelaksanaan teknologi modifikasi cuaca ke depan, BPPT akan menjajaki dan mengkaji pesawat terbang buatan PT DI yang sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan teknologi modifikasi cuaca.
Direktur utama PT Dirgantara Indonesia Elfien Goentoro mengatakan pesawat NC212 dapat mengangkut 3 ton sehingga bisa membawa banyak bahan yakni garam untuk proses penyemaian awan. "Kalau saya sebagai pembuat mudah-mudahan bisa kontrak bulan depan," ujarnya.
Dalam surat pernyataan minat itu, PT DI menyatakan sepakat melaksanakan pelaksanaan aspek teknis dan non teknis jenis pesawat terbang dengan konfigurasi hujan buatan.
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) berminat dan berencana untuk membeli pesawat terbang dari PT Dirgantara Indonesia (DI) melalui penandatanganan surat pernyataan minat. Pesawat itu secara khusus akan dibuat untuk membantu pelaksanaan hujan buatan.
"Sekarang ini sudah kita punya niat untuk diadakan pesawat pada tahun 2020-2021 itu untuk menyemai awan dengan garam supaya bisa melakukan percepatan hujan buatan," kata Kepala BPPT Hammam Riza di dalam acara Roll Out Pesawat Udara Nir Awak (PUNA) atau Drone tipe Medium Altitude Long Endurance (MALE) di PT Dirgantara Indonesia, Bandung, Jawa Barat, Senin (30/12).
Penandatanganan surat pernyataan minat itu dilakukan oleh Kepala BPPT dan Direktur utama PT Dirgantara Indonesia Elfien Goentoro di PT Dirgantara Indonesia di Bandung pada Senin. BPPT mengalokasikan anggaran Rp 260 miliar untuk membeli pesawat NC212 itu.
Dia berharap kontrak akan segera ditandatangani pada 2020 sehingga proses pengadaan pesawat terbang khusus untuk misi hujan buatan dapat dilakukan pada 2020 hingga 2021.
BPPT sejak tahun 1993 telah mengoperasikan pesawat NC212 buatan PT Dirgantara Indonesia untuk melakukan teknologi modifikasi cuaca mendatangkan hujan buatan. Sementara untuk melaksanakan misi hujan buatan, BPPT membutuhkan pesawat dengan konfigurasi hujan buatan (rain making).
Hammam mengatakan selama ini pergerakan BPPT terbatas untuk menyemai awan dalam upaya menciptakan hujan buatan karena hanya memiliki satu pesawat yang sudah beroperasi sejak 1993. Sementara, Thailand memiliki 20 pesawat untuk melakukan hujan buatan.
Untuk pengendalian kasus-kasus kebakaran hutan dan lahan yang terjadi sebelumnya, BPPT banyak mengandalkan pesawat dari TNI Angkatan Udara dengan meminjam pesawat mereka. Untuk memenuhi kebutuhan pelaksanaan teknologi modifikasi cuaca ke depan, BPPT akan menjajaki dan mengkaji pesawat terbang buatan PT DI yang sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan teknologi modifikasi cuaca.
Direktur utama PT Dirgantara Indonesia Elfien Goentoro mengatakan pesawat NC212 dapat mengangkut 3 ton sehingga bisa membawa banyak bahan yakni garam untuk proses penyemaian awan. "Kalau saya sebagai pembuat mudah-mudahan bisa kontrak bulan depan," ujarnya.
Dalam surat pernyataan minat itu, PT DI menyatakan sepakat melaksanakan pelaksanaan aspek teknis dan non teknis jenis pesawat terbang dengan konfigurasi hujan buatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.