Dibahas Luhut-Prabowo Rare earth. [istimewa] ★
Rare earth atau atau logam tanah jarang. Nama ini masih aneh di telinga publik. Tapi tidak lama lagi akan tenar sebab menjadi pembahasan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Kedua tokoh militer itu membahas potensi rare earth di Indonesia.
Asal tahu saja. Saat ini China memegang kendali produksi terbesar rare earth. Totalnya mencapai 95 persen dari total produksi di dunia. Sementara cadangan rare earth di negeri Tirai Bambu itu diperkirakan mencapai 36 juta ton atau setara 30 persen dari total cadangan di dunia yang mencapai 99 juta ton.
Rare earth menjadi salah satu kartu truf China untuk menekan Amerika Serikat (AS) di tengah perang dagang keduanya yang belum mereda. Karena, Paman Sam juga sedang memburu logam tanah jarang tersebut sebagai salah satu komponen penting dalam membuat alutsista.
Selain itu, rare earth juga erat kaitannya dengan produk industri berteknologi tinggi, seperti industri komputer, telekomunikasi, nuklir, hingga ruang angkasa. Tidak hanya AS dan China, beberapa negara sudah mengembangkan pengolahan rare earth sebagai kebutuhan industri.
Negara-negara ini di antaranya Jepang, India, Brasil, Australia, Afrika Selatan, hingga Malaysia memiliki cadangan rare earth. Berdasarkan data yang diolah VIVA Tekno, Selasa, 23 Juni 2020, rare earth adalah kumpulan 17 unsur kimia pada tabel periodik, terutama 15 lantanida ditambah skandium dan yttrium.
Skandium dan yttrium dianggap sebagai logam tanah jarang karena sering ditemukan pada deposit-deposit bijih lantanida dan memiliki karakteristik kimia yang mirip dengan lantanida.
Meskipun namanya logam tanah jarang, tetapi logam-logam ini cukup melimpah jumlahnya di kerak bumi, dengan serium sebagai unsur paling melimpah ke-25 dengan 68 bagian per juta (mirip tembaga).
Meski begitu, karena karakteristik geokimianya, logam tanah jarang ditemukan pada kondisi sangat tersebar dan sedikit ditemukan dalam jumlah yang banyak, sehingga nilai ekonominya kecil. Sumber-sumber deposit rare earth atau logam tanah jarang yang banyak dan bernilai ekonomis biasanya menyatu menjadi mineral tanah jarang.
Rare earth atau atau logam tanah jarang. Nama ini masih aneh di telinga publik. Tapi tidak lama lagi akan tenar sebab menjadi pembahasan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Kedua tokoh militer itu membahas potensi rare earth di Indonesia.
Asal tahu saja. Saat ini China memegang kendali produksi terbesar rare earth. Totalnya mencapai 95 persen dari total produksi di dunia. Sementara cadangan rare earth di negeri Tirai Bambu itu diperkirakan mencapai 36 juta ton atau setara 30 persen dari total cadangan di dunia yang mencapai 99 juta ton.
Rare earth menjadi salah satu kartu truf China untuk menekan Amerika Serikat (AS) di tengah perang dagang keduanya yang belum mereda. Karena, Paman Sam juga sedang memburu logam tanah jarang tersebut sebagai salah satu komponen penting dalam membuat alutsista.
Selain itu, rare earth juga erat kaitannya dengan produk industri berteknologi tinggi, seperti industri komputer, telekomunikasi, nuklir, hingga ruang angkasa. Tidak hanya AS dan China, beberapa negara sudah mengembangkan pengolahan rare earth sebagai kebutuhan industri.
Negara-negara ini di antaranya Jepang, India, Brasil, Australia, Afrika Selatan, hingga Malaysia memiliki cadangan rare earth. Berdasarkan data yang diolah VIVA Tekno, Selasa, 23 Juni 2020, rare earth adalah kumpulan 17 unsur kimia pada tabel periodik, terutama 15 lantanida ditambah skandium dan yttrium.
Skandium dan yttrium dianggap sebagai logam tanah jarang karena sering ditemukan pada deposit-deposit bijih lantanida dan memiliki karakteristik kimia yang mirip dengan lantanida.
Meskipun namanya logam tanah jarang, tetapi logam-logam ini cukup melimpah jumlahnya di kerak bumi, dengan serium sebagai unsur paling melimpah ke-25 dengan 68 bagian per juta (mirip tembaga).
Meski begitu, karena karakteristik geokimianya, logam tanah jarang ditemukan pada kondisi sangat tersebar dan sedikit ditemukan dalam jumlah yang banyak, sehingga nilai ekonominya kecil. Sumber-sumber deposit rare earth atau logam tanah jarang yang banyak dan bernilai ekonomis biasanya menyatu menjadi mineral tanah jarang.
♞ Vivanews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.