⚓️ Trump class
Trump Class (AFP/Detik)
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan kapal perang baru bersenjata berat yang akan dinamai namanya sendiri, Trump Class. Pemberian nama kapal perang merupakan sebuah kehormatan yang biasanya diberikan kepada para pemimpin AS usai meninggalkan jabatannya.
Dilansir AFP, Selasa (23/12/2025), dua kapal kelas Trump akan dibangun terlebih dahulu, tetapi jumlah tersebut dapat meningkat secara substansial di masa mendatang. Menurut Trump, kapal-kapal tersebut akan menjadi "beberapa kapal perang permukaan paling mematikan" dan "kapal perang terbesar dalam sejarah negara kita."
Trump membuat pengumuman tersebut di kediamannya di Mar-a-Lago, Florida, bersama Kepala Pentagon Pete Hegseth, Menteri Luar Negeri Marco Rubio, dan Menteri Angkatan Laut John Phelan, dengan gambar-gambar kapal berteknologi tinggi yang direncanakan dipajang di dekatnya.
Trump mengatakan kapal-kapal tersebut akan memiliki berat antara 30.000 dan 40.000 ton dan akan dipersenjatai dengan rudal dan senjata serta persenjataan yang masih dalam pengembangan, seperti laser dan rudal hipersonik.
"Kapal-kapal ini juga akan membawa rudal jelajah yang diluncurkan dari laut dan dilengkapi senjata nuklir yang saat ini sedang dikembangkan," kata Trump.
Kapal-kapal kelas Trump akan jauh lebih besar daripada kapal perusak dan kapal penjelajah AS yang ada saat ini, tetapi bobot yang diproyeksikan disebutkan oleh Trump agak lebih kecil daripada kapal perang Amerika terakhir--dari kelas Iowa--yang dipensiunkan pada tahun 1990-an.
Pengumuman Trump hanya beberapa hari setelah Angkatan Laut mempublikasikan rencana untuk kelas kapal baru lainnya-- jenis fregat disebut FF(X) yang menurut mereka akan "melengkapi kapal perang multi-misi yang lebih besar milik armada."
Phelan mengatakan FF(X) akan didasarkan pada desain yang sudah ada dari pembuat kapal HII yang sudah digunakan oleh Penjaga Lepas Pantai AS, dan tujuannya adalah agar fregat baru pertama dapat beroperasi pada tahun 2028.
Rencana fregat baru diumumkan setelah Phelan mengatakan pada akhir November bahwa empat dari enam kapal yang direncanakan dari kelas fregat Constellation akan dibatalkan, sementara dua kapal yang sudah dalam pembangunan "sedang ditinjau."
Washington telah tertinggal jauh dari Beijing dalam hal jumlah kapal di Angkatan Laut, dan sebuah laporan kepada Kongres awal tahun ini mencatat bahwa para pejabat militer AS dan pengamat lainnya prihatin dengan laju upaya pembangunan kapal China.
"Kita akan mengembalikan Amerika sebagai kekuatan pembangunan kapal utama," kata Trump, menambahkan: "Kita akan memastikan AS memiliki armada paling kuat di dunia, dan untuk jangka waktu yang lama di masa depan, dengan kapal perang membantu memimpin." (rfs/yld)
Kapal Perang 'Kelas Trump' Bagian dari 'Armada Emas'
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan rencana ambisius Angkatan Laut Amerika Serikat untuk membangun kategori baru kapal perang yang dia sebut sebagai "kapal tempur". Kapal ini diklaim akan bertindak sebagai tulang punggung kekuatan maritim AS di masa depan, dan mengemban nama "Golden Fleet" atau armada emas.
Dalam pengumuman di resor Mar-a-Lago, Florida itu, Trump menyebut kapal "kelas Trump" akan menjadi "yang tercepat, terbesar, dan seratus kali lebih kuat dibandingkan kapal tempur mana pun yang pernah dibangun." Kapal pertama dalam armada baru ini direncanakan bernama USS Defiant.
Trump mengatakan USS Defiant berdesain lebih panjang dan lebih besar dari kapal tempur kelas Iowa era Perang Dunia II. Persenjataannya disebut mencakup rudal hipersonik, rudal jelajah nuklir, meriam rel (railgun), serta senjata laser berdaya tinggi - teknologi yang sebagian besar belum teruji dan masih dalam tahap pengembangan di Angkatan Laut AS.
Pengumuman ini muncul hanya sebulan setelah Angkatan Laut membatalkan sebuah proyek pengembangan kapal frigat berpemandu rudal, akibat keterlambatan dan pembengkakan biaya produksi. Padahal kapal kelas Constellation itu awalnya direncanakan sebagai platform terjangkau untuk mengimbangi jumlah kapal Cina yang terus membengkak.
Sebagai gantinya, militer AS mengumumkan desain baru kapal kombatan berbobot ringan yang dimodifikasi dari kapal patroli penjaga pantai. Sejumlah proyek utama lain, seperti kapal induk kelas Ford dan kapal selam kelas Columbia, juga mengalami masalah serupa: terlambat dan melampaui anggaran.
Kebuntuan inovasi
Di sisi lain, teknologi yang dijanjikan Trump belum sepenuhnya terbukti. Angkatan Laut AS, misalnya, menghabiskan ratusan juta dolar selama lebih dari 15 tahun untuk mengembangkan railgun, sebelum akhirnya menghentikan proyek tersebut di tengah jalan pada 2021. Teknologi laser memang mulai dipasang di beberapa kapal, namun penggunaannya masih terbatas. Sistem laser untuk melumpuhkan sensor drone baru terpasang di delapan kapal perusak, itupun setelah melalui delapan tahun masa pengembangan.
Pengembangan dan penempatan rudal jelajah nuklir di atas kapal laut juga berpotensi melanggar perjanjian nonproliferasi yang telah ditandatangani Amerika Serikat bersama Rusia.
Seorang pejabat AS yang enggan disebutkan namanya mengatakan kepada Associated Press bahwa tahap perancangan kapal sudah dimulai, dengan konstruksi direncanakan pada awal 2030-an.
Trump dan Menteri Angkatan Laut John Phelan menyebut kapal baru ini sebagai penerus spiritual kapal tempur abad ke-20. Namun, secara historis, konsep "kapal tempur" merujuk pada kapal besar berlapis baja tebal dengan meriam raksasa—j enis kapal yang meredup setelah Perang Dunia II, tergantikan oleh kapal induk dan rudal jarak jauh.
Kapal tempur terbesar AS, kelas Iowa, berbobot sekitar 60 ribu ton. Meski dimodernisasi pada 1980-an dengan rudal jelajah dan radar modern, seluruh kapal kelas ini dipensiunkan pada dekade 1990-an.
Menurut situs resmi "Golden Fleet" yang baru diluncurkan, kapal tempur berpemandu rudal ini akan berukuran mendekati kelas Iowa, namun hanya berbobot sekitar 35 ribu ton dan diawaki 650 – 850 pelaut. Senjata utamanya adalah rudal, bukan meriam besar.
Binar imperial
Trump dikenal vokal dalam menyuarakan arah pengembangan armada laut. Pada masa jabatan pertamanya, dia sempat mendorong kembalinya ketapel bertenaga uap di kapal induk, menggantikan sistem elektromagnetik modern — gagasan yang akhirnya ditolak Angkatan Laut. Dia juga kerap mengkritik tampilan kapal perusak dan kondisi kapal yang berkarat.
Phelan mengungkapkan kepada Senat bahwa Trump sering mengirim pesan larut malam, mempertanyakan kapal yang berkarat atau mangkrak di galangan. Pada kunjungan ke galangan kapal proyek fregat kelas Constellation yang kini dibatalkan, Trump bahkan mengklaim mengubah desain kapal tersebut.
"Saya melihatnya dan bilang, 'Ini kapal yang jelek, mari kita buat indah,'" kata Trump kala itu.
Trump menegaskan akan kembali terlibat langsung dalam desain kapal baru ini. "Angkatan Laut AS akan memimpin desain kapal-kapal ini bersama saya, karena saya orang yang sangat estetis," ujarnya.
Phelan mengatakan USS Defiant diharapkan "membangkitkan rasa kagum dan penghormatan terhadap bendera Amerika setiap kali berlabuh di pelabuhan asing."
Trump Class (AFP/Detik) Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan kapal perang baru bersenjata berat yang akan dinamai namanya sendiri, Trump Class. Pemberian nama kapal perang merupakan sebuah kehormatan yang biasanya diberikan kepada para pemimpin AS usai meninggalkan jabatannya.
Dilansir AFP, Selasa (23/12/2025), dua kapal kelas Trump akan dibangun terlebih dahulu, tetapi jumlah tersebut dapat meningkat secara substansial di masa mendatang. Menurut Trump, kapal-kapal tersebut akan menjadi "beberapa kapal perang permukaan paling mematikan" dan "kapal perang terbesar dalam sejarah negara kita."
Trump membuat pengumuman tersebut di kediamannya di Mar-a-Lago, Florida, bersama Kepala Pentagon Pete Hegseth, Menteri Luar Negeri Marco Rubio, dan Menteri Angkatan Laut John Phelan, dengan gambar-gambar kapal berteknologi tinggi yang direncanakan dipajang di dekatnya.
Trump mengatakan kapal-kapal tersebut akan memiliki berat antara 30.000 dan 40.000 ton dan akan dipersenjatai dengan rudal dan senjata serta persenjataan yang masih dalam pengembangan, seperti laser dan rudal hipersonik.
"Kapal-kapal ini juga akan membawa rudal jelajah yang diluncurkan dari laut dan dilengkapi senjata nuklir yang saat ini sedang dikembangkan," kata Trump.
Kapal-kapal kelas Trump akan jauh lebih besar daripada kapal perusak dan kapal penjelajah AS yang ada saat ini, tetapi bobot yang diproyeksikan disebutkan oleh Trump agak lebih kecil daripada kapal perang Amerika terakhir--dari kelas Iowa--yang dipensiunkan pada tahun 1990-an.
Pengumuman Trump hanya beberapa hari setelah Angkatan Laut mempublikasikan rencana untuk kelas kapal baru lainnya-- jenis fregat disebut FF(X) yang menurut mereka akan "melengkapi kapal perang multi-misi yang lebih besar milik armada."
Phelan mengatakan FF(X) akan didasarkan pada desain yang sudah ada dari pembuat kapal HII yang sudah digunakan oleh Penjaga Lepas Pantai AS, dan tujuannya adalah agar fregat baru pertama dapat beroperasi pada tahun 2028.
Rencana fregat baru diumumkan setelah Phelan mengatakan pada akhir November bahwa empat dari enam kapal yang direncanakan dari kelas fregat Constellation akan dibatalkan, sementara dua kapal yang sudah dalam pembangunan "sedang ditinjau."
Washington telah tertinggal jauh dari Beijing dalam hal jumlah kapal di Angkatan Laut, dan sebuah laporan kepada Kongres awal tahun ini mencatat bahwa para pejabat militer AS dan pengamat lainnya prihatin dengan laju upaya pembangunan kapal China.
"Kita akan mengembalikan Amerika sebagai kekuatan pembangunan kapal utama," kata Trump, menambahkan: "Kita akan memastikan AS memiliki armada paling kuat di dunia, dan untuk jangka waktu yang lama di masa depan, dengan kapal perang membantu memimpin." (rfs/yld)
Kapal Perang 'Kelas Trump' Bagian dari 'Armada Emas'
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan rencana ambisius Angkatan Laut Amerika Serikat untuk membangun kategori baru kapal perang yang dia sebut sebagai "kapal tempur". Kapal ini diklaim akan bertindak sebagai tulang punggung kekuatan maritim AS di masa depan, dan mengemban nama "Golden Fleet" atau armada emas.
Dalam pengumuman di resor Mar-a-Lago, Florida itu, Trump menyebut kapal "kelas Trump" akan menjadi "yang tercepat, terbesar, dan seratus kali lebih kuat dibandingkan kapal tempur mana pun yang pernah dibangun." Kapal pertama dalam armada baru ini direncanakan bernama USS Defiant.
Trump mengatakan USS Defiant berdesain lebih panjang dan lebih besar dari kapal tempur kelas Iowa era Perang Dunia II. Persenjataannya disebut mencakup rudal hipersonik, rudal jelajah nuklir, meriam rel (railgun), serta senjata laser berdaya tinggi - teknologi yang sebagian besar belum teruji dan masih dalam tahap pengembangan di Angkatan Laut AS.
Pengumuman ini muncul hanya sebulan setelah Angkatan Laut membatalkan sebuah proyek pengembangan kapal frigat berpemandu rudal, akibat keterlambatan dan pembengkakan biaya produksi. Padahal kapal kelas Constellation itu awalnya direncanakan sebagai platform terjangkau untuk mengimbangi jumlah kapal Cina yang terus membengkak.
Sebagai gantinya, militer AS mengumumkan desain baru kapal kombatan berbobot ringan yang dimodifikasi dari kapal patroli penjaga pantai. Sejumlah proyek utama lain, seperti kapal induk kelas Ford dan kapal selam kelas Columbia, juga mengalami masalah serupa: terlambat dan melampaui anggaran.
Kebuntuan inovasi
Di sisi lain, teknologi yang dijanjikan Trump belum sepenuhnya terbukti. Angkatan Laut AS, misalnya, menghabiskan ratusan juta dolar selama lebih dari 15 tahun untuk mengembangkan railgun, sebelum akhirnya menghentikan proyek tersebut di tengah jalan pada 2021. Teknologi laser memang mulai dipasang di beberapa kapal, namun penggunaannya masih terbatas. Sistem laser untuk melumpuhkan sensor drone baru terpasang di delapan kapal perusak, itupun setelah melalui delapan tahun masa pengembangan.Pengembangan dan penempatan rudal jelajah nuklir di atas kapal laut juga berpotensi melanggar perjanjian nonproliferasi yang telah ditandatangani Amerika Serikat bersama Rusia.
Seorang pejabat AS yang enggan disebutkan namanya mengatakan kepada Associated Press bahwa tahap perancangan kapal sudah dimulai, dengan konstruksi direncanakan pada awal 2030-an.
Trump dan Menteri Angkatan Laut John Phelan menyebut kapal baru ini sebagai penerus spiritual kapal tempur abad ke-20. Namun, secara historis, konsep "kapal tempur" merujuk pada kapal besar berlapis baja tebal dengan meriam raksasa—j enis kapal yang meredup setelah Perang Dunia II, tergantikan oleh kapal induk dan rudal jarak jauh.
Kapal tempur terbesar AS, kelas Iowa, berbobot sekitar 60 ribu ton. Meski dimodernisasi pada 1980-an dengan rudal jelajah dan radar modern, seluruh kapal kelas ini dipensiunkan pada dekade 1990-an.
Menurut situs resmi "Golden Fleet" yang baru diluncurkan, kapal tempur berpemandu rudal ini akan berukuran mendekati kelas Iowa, namun hanya berbobot sekitar 35 ribu ton dan diawaki 650 – 850 pelaut. Senjata utamanya adalah rudal, bukan meriam besar.
Binar imperial
Trump dikenal vokal dalam menyuarakan arah pengembangan armada laut. Pada masa jabatan pertamanya, dia sempat mendorong kembalinya ketapel bertenaga uap di kapal induk, menggantikan sistem elektromagnetik modern — gagasan yang akhirnya ditolak Angkatan Laut. Dia juga kerap mengkritik tampilan kapal perusak dan kondisi kapal yang berkarat.
Phelan mengungkapkan kepada Senat bahwa Trump sering mengirim pesan larut malam, mempertanyakan kapal yang berkarat atau mangkrak di galangan. Pada kunjungan ke galangan kapal proyek fregat kelas Constellation yang kini dibatalkan, Trump bahkan mengklaim mengubah desain kapal tersebut.
"Saya melihatnya dan bilang, 'Ini kapal yang jelek, mari kita buat indah,'" kata Trump kala itu.
Trump menegaskan akan kembali terlibat langsung dalam desain kapal baru ini. "Angkatan Laut AS akan memimpin desain kapal-kapal ini bersama saya, karena saya orang yang sangat estetis," ujarnya.
Phelan mengatakan USS Defiant diharapkan "membangkitkan rasa kagum dan penghormatan terhadap bendera Amerika setiap kali berlabuh di pelabuhan asing."
⚓️ detik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.