TAHUN 2014 diperkirakan akan menjadi ajang pertempuran dua orang jenderal TNI-AD untuk menuju kursi RI 1. Kedua jenderal yang diperkirakan akan memasuki arena tersebut adalah Prabowo Subianto dan Pramono Edy Wibowo.
Pemenang dari pertempuran tersebut diyakini adalah dia yang mampu memenuhi keinginan maupun harapan masyarakat banyak. “Tergantung bagaimana mereka mengelola harapan rakyat,” kata pendiri Institute Presiden Imdonesia (IPI), Cristianto Wibisono dalam bedah buku karya Roy BB Janis berjudul "Soeharto Murid Soekarno" di ruang wartawan Gedung DPR RI, Selasa (23/10).
Dalam kesempatan itu pula, Cristian menilai negara ini sedang menghadapi persoalan besar, yakni dalam hal kepemimpinan nasional. Hal tesebut disebabkan sistem pemerintahan yang diwarisi oleh pemerintahan-pemerintahan sebelunya yang tidak mengatur secara jelas antara presidensial maupun parlementer.
“Persoalannya bagaimana memodifikasi dua unsur sistem pemerintahan itu agar kepemimpinan nasional mampu mengatasi berbagai intrik dan komflik politik yang ada disemua partai, DPR, dan pemerintahan. Apalagi sejarah telah membuktikan sejak awal para elite selalu membuat intrik-intrik politik demi kepentingannya," lanjut Cristianto.
Roy BB Janis dalam bukunya mengisahkan perbandingan antara kepemimpinan Soekarno dan Soeharto. Intinya, menurut Roy, Soeharto banyak memgambil ajaran-ajaran Bung Karno, dan memodifikasikannya untuk kepentingan melanggengkan kekuasaan Soeharto yang sering disebut jaman Orde Baru. Padahal dimasa Soeharto itu sebenarnya tidak ada yang baru.
Menurut Ketua Umum Partai Demokrasi Pembaruan (PDP), ada tiga klasifikasi murid yaitu murid yang pandai, yang bodoh dan nakal. "Soeharto adalah termasuk murid yang nakal dan melawan sang guru yakni Soekarno demi untuk mengejar kekuasaan," kata Roy.
Pemenang dari pertempuran tersebut diyakini adalah dia yang mampu memenuhi keinginan maupun harapan masyarakat banyak. “Tergantung bagaimana mereka mengelola harapan rakyat,” kata pendiri Institute Presiden Imdonesia (IPI), Cristianto Wibisono dalam bedah buku karya Roy BB Janis berjudul "Soeharto Murid Soekarno" di ruang wartawan Gedung DPR RI, Selasa (23/10).
Dalam kesempatan itu pula, Cristian menilai negara ini sedang menghadapi persoalan besar, yakni dalam hal kepemimpinan nasional. Hal tesebut disebabkan sistem pemerintahan yang diwarisi oleh pemerintahan-pemerintahan sebelunya yang tidak mengatur secara jelas antara presidensial maupun parlementer.
“Persoalannya bagaimana memodifikasi dua unsur sistem pemerintahan itu agar kepemimpinan nasional mampu mengatasi berbagai intrik dan komflik politik yang ada disemua partai, DPR, dan pemerintahan. Apalagi sejarah telah membuktikan sejak awal para elite selalu membuat intrik-intrik politik demi kepentingannya," lanjut Cristianto.
Roy BB Janis dalam bukunya mengisahkan perbandingan antara kepemimpinan Soekarno dan Soeharto. Intinya, menurut Roy, Soeharto banyak memgambil ajaran-ajaran Bung Karno, dan memodifikasikannya untuk kepentingan melanggengkan kekuasaan Soeharto yang sering disebut jaman Orde Baru. Padahal dimasa Soeharto itu sebenarnya tidak ada yang baru.
Menurut Ketua Umum Partai Demokrasi Pembaruan (PDP), ada tiga klasifikasi murid yaitu murid yang pandai, yang bodoh dan nakal. "Soeharto adalah termasuk murid yang nakal dan melawan sang guru yakni Soekarno demi untuk mengejar kekuasaan," kata Roy.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.