Jakarta - “Upaya
mencermati dan mengantisipasi kemungkinan diplomasi pemaksaan (Coercive
Diplomacy) oleh Negara maju terhadap Indonesia, perlu disikapi melalui
upaya pengembangan National Air Power yang handal, baik pemikiran,
konsep, postur maupun implementasinya”. Demikian
disampaikan Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Imam
Sufaat, S.IP pada pembekalannya kepada Perwira Siswa (Pasis) Sekkau
Angkatan ke-92 di ruang kelas utama Kampus Sekkau, Halim Perdanakusuma
Jakarta, Rabu (5/12).
Strategi
pelaksanaan Coercive Diplomacy biasanya dengan memberlakukan
ancaman/paksaan dengan kekuatan tertentu, untuk membuat lawan menunda
atau tidak melakukan pelanggaran-pelanggaran. Strategi diplomasi ini
menggunakan ancaman dan kekuatan terbatas, erat kaitannya dengan
hubungan yang perlu dijalin dengan pihak-pihak lawan untuk tawar-menawar
atau berunding. Dengan demikian diplomasi ini mengarah kepada tujuan
ekonomi. Untuk itu selain pengembangan National Air Power yang handal
tadi, juga dapat mengekplorasi potensi yang ada di wilayah Dirgantara
Nasional disamping tekad dan kerja keras segenap kekuatan bangsa
Indonesia.
Kemudian
menyinggung upaya peningkatan profesionalisme tanpa pamrih prajurit,
Kasau berujar agar para perwira siswa dapat memberikan profesionalisme
yang secara bulat mencerminkan kemampuan dan ketulusan untuk memimpin
dan membina organisasi TNI AU dan para perwira Angkatan Udara yang
diharapkan mampu bertindak sebagai patriot, ahli dalam bidangnya,
pembina serta pemikir.
Dipenghujung
pembekalannya Kasau berpesan kepada seluruh perwira siswa agar tetap
terus meningkatkan kualitas pribadi, mengembangkan dan memacu diri agar
punya daya saing dalam meniti jenjang karir selanjutnya, dengan tetap
menegakan disiplin dan hukum serta memperkokoh jatidiri TNI disamping
itu, “Moral Character” tetap tertanam di segala jenjang dengan
menampilkan kemampuan dan habit kerja terbaik bagi TNI Angkatan Udara.
Turut
hadir dalam pembekalan ini, Dankodikau Marsekal Muda TNI Ida Bagus
Anom,M.,S.E, Dansekkau Kolonel Pnb Hari Budianto, pejabat Kodikau, serta
seluruh pejabat dan perwira penuntun Sekkau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.