Penggerebekan teroris dilakukan Tim Densus 88 di Desa Kayamaya,
Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Sabtu (3/11/2012). Sempat terjadi baku
tembak yang menewaskan satu terduga teroris.
Foto: Kompas.com
Jakarta - Densus 88 Antiteror Polri kembali membekuk tiga terduga teroris kelompok Abu Hanifah di wilayah Solo.
Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Pol Agus Rianto menjelaskan bahwa penangkapan tiga orang terduga teroris tersebut belangsung selama dua hari, Kamis dan Jumat.
“Untuk Kamis kemarin (6/12/2012) kita tangkap satu orang berinisial W (28). Ditangkap di sekitar Karanganyar, dia diduga terlibat ikut pelatihan muiliter dan perakitan bom di Gunung Wilis, Madiun bersama Abu Hanifah,” kata Agus di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (7/12/2012).
Kemudian hari ini, Jumat (8/12/2012) Densus 88 Antiteor Polri kembali membekuk dua orang teroris lainnya di di wilayah Solo. Kedua terduga teroris tersebut masing-masing berinisial FS (23) dan BAM (45).
“FS peranannya menerima titipan cairan kimia dan bubuk bahan peledak dari Abu Hanifah, sementara BAM peranannya sama menerima titipan dari Abu Hanifah,” ucap Agus.
Untuk barang bukti yang diamankan, hingga saat ini kepolisian masih melakukan pencarian. Pasalnya dari dua orang yang ditangkap di Wilayah Solo memiliki peranan menerima titipan benda yang diduga sebagai campuran untuk membuat bahan peledak.
“Memang info pertama keterkaitan dengan kelompok Abu Hanifah. Tapi kita masih melakukan pendalaman terkait informasi dan bukti yang kita miliki. Kita berharap bisa mengungkap dan menunutaskan kasus-kasus selama ini, baik di Solo maupun wilayah lain di Indonesia,” ungkap Agus.
Seperti diketahui Densus 88 Antiteror Polri sebelumnya membekuk 11 orang teduga teoris pimpinan Abu Hanifah di sejumlah provinsi pada Sabtu (27/10/2012). Pengungkapan jaringan teroris tersebut berawal dari penemuan sebuah bom rakitan di Madiun, Jawa Timur.
Jaringan ini tergolong kelompok baru, anggota jaringan ini sudah belajar merakit bom dan telah menyiapkan sejumlah bom siap pakai. Ada empat lokasi yang dijadikan target aksi teror kelompok Abu Hanifah ini, Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Surabaya, Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta, Plaza 89 di depan Kedutaan Besar Australia di mana ada Kantor Freeport di sana, dan Mako Brimob di Jalan Srondol, Jawa Tengah. Untuk pimpinannya sendiri Abu Hanifah sudah ditangkap Sabtu (27/11/2012).
● Tribunnews
Foto: Kompas.com
Jakarta - Densus 88 Antiteror Polri kembali membekuk tiga terduga teroris kelompok Abu Hanifah di wilayah Solo.
Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Pol Agus Rianto menjelaskan bahwa penangkapan tiga orang terduga teroris tersebut belangsung selama dua hari, Kamis dan Jumat.
“Untuk Kamis kemarin (6/12/2012) kita tangkap satu orang berinisial W (28). Ditangkap di sekitar Karanganyar, dia diduga terlibat ikut pelatihan muiliter dan perakitan bom di Gunung Wilis, Madiun bersama Abu Hanifah,” kata Agus di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (7/12/2012).
Kemudian hari ini, Jumat (8/12/2012) Densus 88 Antiteor Polri kembali membekuk dua orang teroris lainnya di di wilayah Solo. Kedua terduga teroris tersebut masing-masing berinisial FS (23) dan BAM (45).
“FS peranannya menerima titipan cairan kimia dan bubuk bahan peledak dari Abu Hanifah, sementara BAM peranannya sama menerima titipan dari Abu Hanifah,” ucap Agus.
Untuk barang bukti yang diamankan, hingga saat ini kepolisian masih melakukan pencarian. Pasalnya dari dua orang yang ditangkap di Wilayah Solo memiliki peranan menerima titipan benda yang diduga sebagai campuran untuk membuat bahan peledak.
“Memang info pertama keterkaitan dengan kelompok Abu Hanifah. Tapi kita masih melakukan pendalaman terkait informasi dan bukti yang kita miliki. Kita berharap bisa mengungkap dan menunutaskan kasus-kasus selama ini, baik di Solo maupun wilayah lain di Indonesia,” ungkap Agus.
Seperti diketahui Densus 88 Antiteror Polri sebelumnya membekuk 11 orang teduga teoris pimpinan Abu Hanifah di sejumlah provinsi pada Sabtu (27/10/2012). Pengungkapan jaringan teroris tersebut berawal dari penemuan sebuah bom rakitan di Madiun, Jawa Timur.
Jaringan ini tergolong kelompok baru, anggota jaringan ini sudah belajar merakit bom dan telah menyiapkan sejumlah bom siap pakai. Ada empat lokasi yang dijadikan target aksi teror kelompok Abu Hanifah ini, Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Surabaya, Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta, Plaza 89 di depan Kedutaan Besar Australia di mana ada Kantor Freeport di sana, dan Mako Brimob di Jalan Srondol, Jawa Tengah. Untuk pimpinannya sendiri Abu Hanifah sudah ditangkap Sabtu (27/11/2012).
● Tribunnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.