Jakarta - Pembelian 164 tank Leopard
2A4 dari Jerman perlu dikomunikasikan dengan baik kepada negara-negara
tetangga, terutama yang memiliki perbatasan darat secara langsung dengan
Indonesia, di antaranya Malaysia dan Papua Nugini.
Pada sisi lain, dia menilai, sikap Jerman yang menyetujui penjualan kendaraan militer dapat diartikan sebagai sinyal positif terhadap proses demokratisasi di Indonesia yang sering disangkut-pautkan dengan pelanggaran HAM dan proses pemerintahan yang bersih.
Semula TNI AD ingin mengadakan tank-tank berat ini dari Belanda yang kelebihan arsenal militer. Akan tetapi parlemen Kerajaan Belanda tidak sepenuhnya sepakat dengan langkah pemerintahan mereka.
"Komunikasi
itu diperlukan agar tidak menimbulkan kecurigaan mengenai kebijakan
militer," kata pakar hubungan internasional Universitas Padjadjaran,
Teuku Razasyah, saat dihubungi dari Jakarta, Jumat.
"Supaya pembelian ini tidak menimbulkan rasa terancam, terutama sekali bagi Malaysia dan Papua Nugini yang memiliki perbatasan darat," katanya.
"Supaya pembelian ini tidak menimbulkan rasa terancam, terutama sekali bagi Malaysia dan Papua Nugini yang memiliki perbatasan darat," katanya.
Pada sisi lain, dia menilai, sikap Jerman yang menyetujui penjualan kendaraan militer dapat diartikan sebagai sinyal positif terhadap proses demokratisasi di Indonesia yang sering disangkut-pautkan dengan pelanggaran HAM dan proses pemerintahan yang bersih.
Semula TNI AD ingin mengadakan tank-tank berat ini dari Belanda yang kelebihan arsenal militer. Akan tetapi parlemen Kerajaan Belanda tidak sepenuhnya sepakat dengan langkah pemerintahan mereka.
Setelah melalui liku-liku perundingan, akhirnya negara produsernya, Jerman, yang malah memberi lampu hijau penjualan Leopard
2A4 ini kepada Indonesia. Pekan lalu, Kanselir Jerman, Angela Merkel,
telah memberi sinyal positif kepada produsen senjata Rheinmetall AG, di
Duesseldorf, Jerman, untuk menjual tank ke Indonesia.
Sejumlah kendaraan yang dipesan dari Jerman itu, sebagaimana dikutip AFP, termasuk 104 tank Leopard 2A4 dan 50 kendaraan tempur infanteri serta amunisi dan 10 kendaraan untuk medan pegunungan, pemasang jembatan dan penggusur tanah lapis baja. Seluruhnya dijual murah, hanya 3,3 juta euro saja.
Sejumlah kendaraan yang dipesan dari Jerman itu, sebagaimana dikutip AFP, termasuk 104 tank Leopard 2A4 dan 50 kendaraan tempur infanteri serta amunisi dan 10 kendaraan untuk medan pegunungan, pemasang jembatan dan penggusur tanah lapis baja. Seluruhnya dijual murah, hanya 3,3 juta euro saja.
Dari
sisi operasionalisasi, tank seberat hingga 70 ton itu memerlukan
infrastruktur penunjang, mulai dari bengkel dan manajemen pemeliharaan
hingga sarana transportasi darat yang tepat. Lazimnya pembelian arsenal
militer, paket suku cadang dan asistensi hanya diberikan sekali saja
untuk komponen-komponen yang tidak terlalu vital sampai masa garansi
berakhir.(I029/R010)
● Antara
PENAKUT...PENAKUT...PENAKUT
BalasHapusSINGAPURA AJA PUNYA BANYAK SENJATA, CUEK CUEK AJA ??????
bellom apa 2 teuku sudah gedapbross jadi corong asingggg , hanya leopart tra di ributin ,gimana nkri akusisi bomber pak ba bertaraf siluman , kita bangsa nusantara gak pernah nayak negara kutu akusisi apache ,rudal patriot kapal selam 10 buahh kita diam herannn ...yg patut di pertayakan pemerintah dari daholoo soal alutsista mutar 2 gak karuan alih tehnologi lah tot tot gak pernah jadi dan serba seyapp di telan agin.
BalasHapus