Jakarta - Pemerintah Indonesia dan Turki telah menandatangani nota kesepahaman mengenai pembuatan alat utama sistem senjata (alutsista) berupa tank ringan atau tank medium.

Penandatangan kerja sama itu dilakukan di sela kegiatan Internasional Defense Industri Fair (IDEF) ke-11 di Istanbul, Turki, awal Mei lalu, kata Direktur Jenderal Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan, Pos Hutabarat, yang mempin Delegasi Indonesia menghadiri kegiatan itu.

Kementerian Pertahanan, lanjut dia, juga menjalin kerja sama dalam pembuatan alat komunikasi.

Menurut dia, kerja sama pembuatan tank dan alat komunikasi itu melibatkan dua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yaitu PT Pindad dan PT LEN.

Ia menambahkan, dalam hal ini mitra PT LEN dari Turki adalah ASELSAN, perusahaan yang sudah memiliki pengalaman memproduksi  peralatan pertahanan dan keamanan.

Asisten Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) Bidang Kerjasama, Silmy Karim, menambahkan kerjasama itu merupakan bagian dari upaya mempercepat kemandirian produksi alutsista.

"Lebih dari itu pihak Turki siap untuk bekerjasama dari awal proses yaitu desain, sampai dengan akhir yaitu produksi. Bahkan tidak menutup kemungkinan pemasaran bersama," katanya.

Dalam pembuatan tank tersebut, kata Silmy, PT Pindad akan bekerja sama dengan pihak Turki yang diwakili oleh FNSS Defense System.

"Keduanya melakukan kerja sama untuk membuat tank. Waktu kerja sama diperkirakan tiga hingga lima tahun. Tahun ini diusahakan grand design tank selesai, sehingga tahun depan bisa dibuat prototipenya," katanya.