Pemboman baru-baru ini di Boston dan di banyak tempat lain di
seluruh dunia mengingatkan kita pada keberlanjutan ancaman radikalisme
dan terorisme.
Jakarta, PRESIDEN SBY, Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan perdamaian dan stabilitas global tidak tercipta begitu saja.
Kalangan militer dan sipil bisa bekerja sama menjaga perdamaian.
"Militer dan sipil bisa bergandengan tangan untuk menghadapi tantangan yang merusak perdamaian dan stabilitas," ujar SBY, di hadapan perwakilan militer dari 133 negara.
SBY mencontohkan terjadinya beberapa peristiwa yang mengganggu perdamaian dunia.
"Pemboman baru-baru ini di Boston dan di banyak tempat lain di seluruh dunia mengingatkan kita pada keberlanjutan ancaman radikalisme dan terorisme," ucapnya.
Berbagai tindak kekerasan, kata SBY, sudah seharusnya mendorong masyarakat untuk mendukung mekanisme pemberantasan kegiatan teror tersebut.
Dia mendorong upaya menjaga keamanan dan perdamaian internasional melibatkan militer, ahli-ahli kalangan sipil, dan para pembuat kebijakan.
SBY pun mencontohkan beberapa masalah perdamaian dan keamanan dunia yang terjadi saat ini. Antara lain, konflik antara Israel dan Palestina yang hingga kini tak terselesaikan.
Begitu juga dengan konflik di Suriah yang menjadi lebih kompleks lantaran ketidakpastian resolusi PBB.
Di samping itu, SBY menyoroti proses perdamaian di Mali juga membutuhkan konsolidasi lebih lanjut.
"Sedangkan ketegangan di Semenanjung Korea meski sedikit menurun, tapi resolusi konfliknya masih jauh dari selesai," kata SBY.
Di kawasan Asia Tenggara, menurut SBY, potensi konflik di Laut Cina Selatan harus terus dikelola.
"Kami semua harus menegakkan perdamaian dan stabilitas di sana, termasuk kebebasan navigasi," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.