Atraksi Kru Dewa Ruci di salah satu sekolah di Darwin. (Foto: Dispenarmatim) |
Selama kunjungan, para prajurit TNI AL ini melakukan atraksi drum band dan juga membagi-bagikan baju kaos.
Namun Serikat Buruh Pendidikan (AEU) Northern Territory mengecam kunjungan itu. Mereka menilai kedatangan prajurit TNI AL dalam seragam lengkap ke sekolah-sekolah di Australia tidak sepantasnya dilakukan tanpa persetujuan pihak orangtua siswa.
Kepada ABC, Presiden AEU NT, Matthew Cranitch, mengatakan memang penting bagi siswa untuk berkenalan dengan kebudayaan asing, namun hal itu harus dilakukan melalui prosedur yang benar.
"Pertukaran budaya sangat positif, namun jika itu terjadi tanpa konsultasi dengan guru namun semata-mata persetujuan birokrasi di pemerintahan, itu tidak sepantasnya terjadi," kata Cranitch.
Ia menuding Departemen Pendidikan Pemerintah NT bersikap munafik karena membiarkan personil militer Indonesia mengunjungi sekolah di Darwin namun melarang para politisi federal melakukan hal yang sama.
Ketiga sekolah yang dikunjungi adalah Darwin High School, Darwin Middle School dan St Johns Catholic College. Pihak orangtua siswa tidak mendapat pemberitahuan adanya kunjungan itu. Mereka khawatir karena selama kunjungan itu ada yang sibuk mengambil foto para siswa. Sejumlah siswa berasal dari Papua.
Namun Direktur Eksekutif Departemen Pendidikan Allan Baillie dikutip mengatakan, kunjungan kru marching band ini bukan untuk mempromosikan militer Indonesia, namun merupakan kesempatan bagi siswa Australia mempraktekkan bahasa Indonesia yang mereka pelajari, mendengarkan lagu dan tari-tarian Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.