Manila/Jakarta - Para peretas yang mengaku ada kaitannya dengan kelompok aktivis internasional Anonymous, merusak laman-laman bisnis Australia dan kantor pemeritah Filipina.
Satu kelompok yang menamakan dirinya "Anonymous Indonesia' memposting daftar berisi lebih dari 100 situs Australia yang diretas.
Mereka menyebut aksinya ini sebagai jawaban atas laporan aktivitas mata-mata Australia.
Laman-laman yang dibobol dengan pesan singkat "Stop Spying on Indonesia" kebanyakan milik usaha kecil Australia dan sepertinya diserang secara acak.
Menurut Reuters, berita peran Australia dalam program spionase pimpinan AS akan memburukkan hubungan negeri itu dengan Indonesia.
Indonesia sendiri sudah memanggil Dubes Australia menyusul laporan bahwa Kedubes Australia di Jakarta dipakai untuk kegiatan mata-mata.
Dalam kesempatan terpisah, sebuah grup yang menamakan dirinya "Anonymous Philippines" mengungkapkan di laman Facebook-nya bahwa mereka telah meretas situs-situs pemerintah Filipina dengan pesan dukungan untuk kampanye anti politik uang.
"Kami meminta maaf untuk ketidaknyamanan ini, tapi ini adalah cara termudah untuk menyampaikan pesan kami kepada Anda, saudara-saudara kami yang telah lelah oleh kebuasan dan demokrasi yang keliru ini, yang lelah oleh pemerintah ini dan para politisi yang hanya memikirkan dirinya sendiri," bunyi pesan itu seperti dikutip Reuters.
Satu kelompok yang menamakan dirinya "Anonymous Indonesia' memposting daftar berisi lebih dari 100 situs Australia yang diretas.
Mereka menyebut aksinya ini sebagai jawaban atas laporan aktivitas mata-mata Australia.
Laman-laman yang dibobol dengan pesan singkat "Stop Spying on Indonesia" kebanyakan milik usaha kecil Australia dan sepertinya diserang secara acak.
Menurut Reuters, berita peran Australia dalam program spionase pimpinan AS akan memburukkan hubungan negeri itu dengan Indonesia.
Indonesia sendiri sudah memanggil Dubes Australia menyusul laporan bahwa Kedubes Australia di Jakarta dipakai untuk kegiatan mata-mata.
Dalam kesempatan terpisah, sebuah grup yang menamakan dirinya "Anonymous Philippines" mengungkapkan di laman Facebook-nya bahwa mereka telah meretas situs-situs pemerintah Filipina dengan pesan dukungan untuk kampanye anti politik uang.
"Kami meminta maaf untuk ketidaknyamanan ini, tapi ini adalah cara termudah untuk menyampaikan pesan kami kepada Anda, saudara-saudara kami yang telah lelah oleh kebuasan dan demokrasi yang keliru ini, yang lelah oleh pemerintah ini dan para politisi yang hanya memikirkan dirinya sendiri," bunyi pesan itu seperti dikutip Reuters.
♞ Antara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.