TNI AU dalam hal ini Lanud Rembiga dibawah kendali Koopsau II mengerahkan pesawat intai strategis Boeing B-737 dari Skadron Udara 5 Makassar serta Pesawat CN-295 dari Skadron Udara 2 untuk melakukan penyisiran dan pencarian korban Kapal wisata Versace Amara yang diduga tenggelam setelah menabrak karang di perairan Pulau Sangeang, Kec Wera, Kab Bima, NTB. Kapal yang membawa 20 turis asing dan 5 awak kapal itu tenggelam pada hari sabtu 16 Agustus yang lalu sekitar pukul 20.00 WITA.
Sebagaimana konteks Lanud Rembiga sebagai pangkalan aju operasi, Komandan Lanud Rembiga Letkol Pnb Ardi Syahri, ST.,MM.,MMA beserta seluruh personel Lanud Rembiga siap mendukung dan membantu proses pencarian dua warga Negara spanyol korban kapal tenggelam di perairan pulau Sangeang, Kec Wera Kab. Bima NTB yang hingga kini masih belum diketemukan.
Pencarian sebelumnya telah menyisir sektor utara sampai 100 mil dari bima hingga ke pulau tengah kemudian kembali ke selatan menyusuri pantai utara ke pulau sangeang api hingga gili banta sampai pulau kelapa.
Di pencarian hari kedua Pesawat CN-295 tail number A-2907 dari Skadron 2 dengan Captain Pilot Mayor Pnb Dhian dan Copilot Kapten Pnb Anto bersama 6 crew menyisir wilayah pantai selatan bima hingga ke tambolaka hingga ke pantai timur lalu kembali ke pulau sangeang dan terbang sekitar 2 jam pencarian dengan menggunakan metode low level, dan terbang di ketinggian 2000 ft sampai dengan 1000 ft diatas laut untuk visual contact dengan sasaran.
Turut serta dalam pencarian menggunakan pesawat CN 295 Kabasarnas Marsdya TNI FH Bambang Soelistyo, S.Sos dan Deputy Operasi Basarnas Brigjend TNI Tatang Zaenudin.
Pesawat Boeing B-737 dari Skadron Udara 5 Makassar juga turut terlibat dalam pencarian dan penyisiran di perairan sangeang, dengan Captain Pilot Mayor Pnb Iwan dan Copilot Lettu Pnb Muslih.
Danlanud Rembiga Letkol Pnb Adi Syahri, ST.,MM.,MMA menjelaskan Keterlibatan TNI AU dalam hal ini Koopsau II dan Lanud Rembiga khususnya sebagai Pangkalan Aju Operasi dalam mendukung pelaksanaan tugas Operasi Militer Selain Perang (OMSP) TNI mutlak diperlukan sebagaimana diamanatkan dalam UU Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI.
Selain itu hal ini juga didasari oleh semangat jiwa kita untuk ingin bersatu padu menyelesaikan persoalan kesulitan manusia dalam memberikan perlindungan, pertolongan dan penyelamatan warga bangsa, khususnya para korban kecelakaan pelayaran, penerbangan dan di lokasi-lokasi ekstrim lainnya.
(Pentak Rembiga/sir)
Sebagaimana konteks Lanud Rembiga sebagai pangkalan aju operasi, Komandan Lanud Rembiga Letkol Pnb Ardi Syahri, ST.,MM.,MMA beserta seluruh personel Lanud Rembiga siap mendukung dan membantu proses pencarian dua warga Negara spanyol korban kapal tenggelam di perairan pulau Sangeang, Kec Wera Kab. Bima NTB yang hingga kini masih belum diketemukan.
Pencarian sebelumnya telah menyisir sektor utara sampai 100 mil dari bima hingga ke pulau tengah kemudian kembali ke selatan menyusuri pantai utara ke pulau sangeang api hingga gili banta sampai pulau kelapa.
Di pencarian hari kedua Pesawat CN-295 tail number A-2907 dari Skadron 2 dengan Captain Pilot Mayor Pnb Dhian dan Copilot Kapten Pnb Anto bersama 6 crew menyisir wilayah pantai selatan bima hingga ke tambolaka hingga ke pantai timur lalu kembali ke pulau sangeang dan terbang sekitar 2 jam pencarian dengan menggunakan metode low level, dan terbang di ketinggian 2000 ft sampai dengan 1000 ft diatas laut untuk visual contact dengan sasaran.
Turut serta dalam pencarian menggunakan pesawat CN 295 Kabasarnas Marsdya TNI FH Bambang Soelistyo, S.Sos dan Deputy Operasi Basarnas Brigjend TNI Tatang Zaenudin.
Pesawat Boeing B-737 dari Skadron Udara 5 Makassar juga turut terlibat dalam pencarian dan penyisiran di perairan sangeang, dengan Captain Pilot Mayor Pnb Iwan dan Copilot Lettu Pnb Muslih.
Danlanud Rembiga Letkol Pnb Adi Syahri, ST.,MM.,MMA menjelaskan Keterlibatan TNI AU dalam hal ini Koopsau II dan Lanud Rembiga khususnya sebagai Pangkalan Aju Operasi dalam mendukung pelaksanaan tugas Operasi Militer Selain Perang (OMSP) TNI mutlak diperlukan sebagaimana diamanatkan dalam UU Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI.
Selain itu hal ini juga didasari oleh semangat jiwa kita untuk ingin bersatu padu menyelesaikan persoalan kesulitan manusia dalam memberikan perlindungan, pertolongan dan penyelamatan warga bangsa, khususnya para korban kecelakaan pelayaran, penerbangan dan di lokasi-lokasi ekstrim lainnya.
(Pentak Rembiga/sir)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.