Jumat, 17 April 2015

F-16 dari AS Tak Dioperasikan Sementara

http://1.bp.blogspot.com/-c4F-4H1XGFk/VS--6uNuC2I/AAAAAAAAjfM/wcRGR38Cc1E/s1600/a2.jpgF-16C TS-1643 (MetroTVNews)

Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Agus Supriatna berkata, pesawat hibah dari Amerika Serikat (AS) tak akan dioperasikan sementara. Pihaknya akan melakukan penyelidikan.

"Jadi untuk sementara yang dari Pekanbaru, jenisnya sama, C/D akan kita hold dulu untuk penyelidikan," kata Agus dalam jumpa pers di Mabes TNI AU, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (16/4/2014).

Dijelaskan Agus, pesawat tempur F-16 yang terbakar di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, pagi tadi, merupakan 1 dari 24 pesawat yang dipesan dari Amerika Serikat. Baru ada 5 yang tiba di Indonesia.

Dari ke-5 pesawat tempur F-16 C/D 52ID itu, 2 ditempatkan di Skuadron Udara III Madiun, dan 3 di Skuadron Udara 16 Pekanbaru. 1 F-16 yang terbakar di Bandara Halim Perdanakusuma dengan tail number TS-1643 ini merupakan bagian dari Skuadron Udara 16 Pekanbaru.

Pesawat yang terbakar di Bandara Halim Perdanakusuma ini tadinya direncanakan akan melaksanakan pegamanan Peringatan KTT Asia-Afrika. Karena insiden tersebut, pesawat akan diganti dari dengan F-16 lainnya yang sudah lebih dulu dimiliki Indonesia.

"Nanti penggantinya F-16 yang dari Iswahyudi," jelas Agus.

Ditambahkan Agus, pihaknya akan melakukan penyelidikan dengan segera dalam kasus terbakarnya F-16 di Bandara Halim Perdanakusuma ini. Diharapkan penyelidikan selesai sebelum sisa 24 pesawat F-16 yang dipesan dari Amerika datang ke Indonesia.
Meski Satu Terbakar, Sisa 19 Pesawat F-16 Hibah AS akan Tetap Didatangkan http://jakartagreater.com/wp-content/uploads/2014/07/image61-e1405860691931.jpgPesawat F16 yang terbakar di Halim Perdanakusuma, Jaktim, merupakan hibah dari Amerika Serikat. Saat ini baru lima pesawat yang ada dari rencananya 24 pesawat. Setelah ada insiden ini, apakah sisa pesawat akan tetap didatangkan?

Pesawat F16 ini, bermarkas di Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru. Dengan hadirnya jet tempur buat Amerika, maka Panglima TNI membuat kesatuan baru di lingkup TNI AU yakni Skadron F16. Skadron F16 ini di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru ini langsung diresmikan KSAU saat itu, Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia pada Rabu (3/12/2014).

Saat itu, Marsekal Bagus menjelaskan, bahwa pesawat F16 menambah kekuatan udara untuk wilayah Indonesia Barat di bawah Lanud Roesmin Nurjadin yang sebelumnya sudah ada Skadron 12 dengan pesawat Hawk 100/200.

Dia menjelaskan, rencananya ada 24 pesawat F16 tipe C/D yang dihibahkan Amerika untuk Indonesia. Namun saat ini baru lima pesawat yang ada. Dari jumlah itu, pesawat ini akan dibagi, 16 unit di Skadron F16 dan 8 unit di Lanud Iswahyudi.

Pertanyaan adalah, dengan terjadi kasus kebakaran pesawat tempur F16 itu, akankah Indonesia masih mengharapkan sisa 19 pesawat lagi dari Amerika?

KSAU Marsekal Agus Supriatna mengatakan, program tersebut akan tetap berjalan sebab sudah disepakati sejak lama. Pihaknya masih menunggu sisa 19 pesawat.

"Ini sudah kita bayar. Tapi kita akan lebih mengevaluasi dengan pengalaman ini," kata Agus saat jumpa pers di Mabes TNI, Cilangkap, Jaktim.

Dari lima pesawat yang ada saat ini, kata Agus, dua di antaranya berstatus servicable atau dikategorikan layak operasi.
Antisipasi Kecelakaan, Pesawat F-16 Bakal Dipasangi Parasut http://cdn1-a.production.liputan6.static6.com/medias/853062/big/050797600_1429153565-F16_Meledak.jpgUntuk mengantisipasi kecelakaan akibat gangguan pada sistem pengereman, TNI Angkatan Udara bakal memasang drag chute, atau parasut, pada semua pesawat F-16.

Hal itu dikatakan Kepala Staf TNI AU Marsekal Agus Supriatna, dalam konferensi pers terkait terbakarnya pesawat F-16 di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (16/4/2015) pagi.

"Dengan adanya kejadian tadi pagi, kita sudah mulai melakukan evaluasi. Bulan Juni nanti semua F-16 sudah akan dilengkapi dengan drag chute," ujar Agus dalam konferensi pers di Gedung Pimpinan Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur.

Agus mengatakan, kecelakaan pesawat F-16 yang terjadi pada Kamis pagi, diduga disebabkan oleh gangguan pada sistem hidrolik pesawat. Sistem hidrolik digunakan sebagai sistem pengereman pada pesawat F-16.

Menurut Agus, penggunaan parasut pada F-16 dinilai dapat membantu sistem pengereman pesawat. Terutama, pada saat terjadi gangguan sistem hidrolik dan kondisi darurat, di mana pesawat membutuhkan pengereman penuh.

Pemerintah Indonesia melakukan kesepakatan dan menerima hibah 24 pesawat F-16 buatan tahun 1980, dari Amerika Serikat. Hingga saat ini, baru lima unit pesawat yang sudah berada di Indonesia, sementara sisanya akan dikirim secara bertahap.

  detik | Kompas  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...