Rabu, 29 April 2015

HUT ke-63, Kopassus rangkul mantan lawan, mulai GAM hingga Fretelin

Menghadapi era modern, Komando Pasukan Khusus (Kopassus) tak lagi hanya mengandalkan kemampuan medan seperti menembak tepat, pengintaian, perang hutan, buru senyap, survival, para dasar. Tapi, kemampuan non-konvensional juga harus dimiliki, mengingat ancaman faktual dan gangguan tak lagi terlihat secara kasat mata.

Pengamat militer Susaningtyas Kertopati mengatakan, di era modern tak lagi mengandalkan adu otot atau saling berhadapan secara langsung. Ancaman yang paling terlihat justru terdapat di dunia maya, maupun aksi-aksi terorisme.

"Seiring dengan pergeseran ancaman yang dihadapi Pasukan Khusus Militer secara global, Kopassus di bawah kepemimpinan Mayjen Doni Monardo seyogyanya bermetamorfosa menjadi pasukan khusus yang tetap memiliki ketangkasan dan kehebatan militer serta operasi Sandi Yudha, tetapi lebih humanis dan strategis," ujar pengamat militer Susaningtyas Kertopati kepada merdeka.com, Rabu (29/4).

Dengan kemampuan yang dimilikinya, Kopassus kini dituntut lebih piawai dalam melaksanakan berbagai medan operasi yang bersifat pencegahan, penangkalan dan cipta kondisi. Sehingga, peran Kopassus saat ini diharapkan menjadi agen informal early warning system atau early detection terhadap potensi gangguan keamanan bangsa.

"Ini penting utamanya dalam penanganan terorisme. Hal itu menurut saya memang harus demikian karena terorisme atau hal sejenis tak mungkin berhenti bila ideologinya tak kita ubah dengan ideologi yang benar," lanjutnya.

Menghadapi hari jadinya yang ke-63 tahun, Kopassus tak lagi memiliki musuh nyata seperti yang dihadapinya di masa-masa lampau. Lawan-lawan yang dahulu mereka hadapi saat ini harus dirangkul bagai sahabat.

"Bagi Kopassus tak punya musuh, musuhnya adalah musuh negara. Dalam peringatan HUT pada 29 April Kopassus mengundang beberapa tokoh penting dari berbagai pihak yang di masa lalu 'berhadapan' dengan Kopassus.

Rencananya tokoh-tokoh mantan OPM Papua, dari Timor Leste ada eks Falintil, Pasukan Clandestein, mahasiswa Timtim yang ada di Indonesia," lanjutnya.

"Saya melihat Kopassus memang didesain sebagai Pasukan Khusus bukan Satuan Khusus, dilatih secara khusus untuk laksanakan operasi khusus pada satuan strategis yang terpilih.

Karena itu Kopassus harus selalu seling lan waspada, tidak boleh digunakan semaunya apalagi oleh orang atau pihak tertentu."

  ♔ Merdeka  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...