Pembelian alutsista ketika ada pemotongan anggaranKapal selam Lada
Angkatan Laut Indonesia mengungkapkan awal pekan ini bahwa pihaknya berencana untuk membeli dua kapal selam baru untuk menambah kekuatan armadanya.
Juru bicara Angkatan Laut. Muhammad Zainuddin mengatakan kepada The Jakarta Post bahwa TNI AL telah memilih untuk mendapatkan dua kapal selam kelas Kilo dari Rusia sebagai bagian dari perencanaan strategis untuk beberapa tahun ke depan. Rencana pengadaan kapal selam juga dikonfirmasi oleh Menteri Pertahanan Indonesia Ryamizard Ryacudu, yang mencatat bahwa itu konsisten dengan rencana Presiden Joko "Jokowi" Widodo untuk membeli sistem persenjataan baru, bukan barang bekas.
Berita pilihan kapal selam Rusia cukup mengejutkan. Pemerintah Rusia telah berulang kali mendekati pemerintah Indonesia untuk menawarkan kapal selam Kilo class Type 636 sebagai bagian dari upaya yang lebih luas untuk memperluas hubungan pertahanan mereka. Pada bulan Januari, duta besar Rusia untuk Indonesia MY Galuzin menyatakan yang sama ketika ia bertemu dengan Ryacudu.
Komentar Zainuddin datang minggu lalu setelah berita bahwa pemerintah Indonesia di bawah pemerintah Jokowi akan memotong anggaran pertahanan negara untuk tahun depan karena perlambatan ekonomi.
Pembelian kapal selam ini membuat khawatir sebagian pemerhati militer Indonesia, dimana dalam visi poros maritim, Pejabat pemeritahan Jokowi dan legislator sepakat bahwa pembelian alutsista strategis termasuk kapal selam tidak akan kena dampak.
Ketua DPR Setya Novanto memastikan bahwa "pembelian prioritas" - termasuk kapal selam, helikopter dan pesawat - tidak akan terpengaruh, ungkapnya kepada Diplomat. Meskipun ada pemotongan anggaran, rencana pembelian kapal selam tetap berjalan dan menunggu pembahasan lebih lanjut dengan Departemen Pertahanan.
Indonesia saat ini hanya memiliki dua kapal selam tipe 209 Jerman, yang sangat tidak memadai untuk menjaga negara kepulauan terbesar di dunia.
Jika berhasil diperoleh, dua kapal selam Rusia, selain tiga kapal selam Korea Selatan yang diharapkan tiba sekitar April 2017, akan memberikan Indonesia total tujuh kapal selam. Tapi dua kapal selam tipe-209 akan dinonaktifkan pada tahun 2020, sehingga Indonesia masih membutuhkan banyak kapal selam untuk mencapai kebutuhan minimal kapal selam sebanyak 12 unit, seperti yang direncanakan sebelumnya.
Namun ini merupakan permulaan Jakarta membangun armada kapal selamnya di Asia Tenggara, dimana di kawasan Malaysia, Singapura dan Vietnam telah memiliki kapal selam, sedangkan Thailand dan Filipina masih mengincar kemampuannya dalam membangun militer yang lebih luas.
Juru bicara TNI AL, Zainuddin mengatakan bahwa Indonesia belum memutuskan jenis yang akan dibeli. Dia juga menolak untuk memberikan informasi lebih lanjut tentang cara pembelian akan dibiayai. Media Rusia juga mencatat bahwa tidak ada tanggal atau batas waktu yang ditentukan untuk penandatanganan kontrak potensial. [thediplomat]
Angkatan Laut Indonesia mengungkapkan awal pekan ini bahwa pihaknya berencana untuk membeli dua kapal selam baru untuk menambah kekuatan armadanya.
Juru bicara Angkatan Laut. Muhammad Zainuddin mengatakan kepada The Jakarta Post bahwa TNI AL telah memilih untuk mendapatkan dua kapal selam kelas Kilo dari Rusia sebagai bagian dari perencanaan strategis untuk beberapa tahun ke depan. Rencana pengadaan kapal selam juga dikonfirmasi oleh Menteri Pertahanan Indonesia Ryamizard Ryacudu, yang mencatat bahwa itu konsisten dengan rencana Presiden Joko "Jokowi" Widodo untuk membeli sistem persenjataan baru, bukan barang bekas.
Berita pilihan kapal selam Rusia cukup mengejutkan. Pemerintah Rusia telah berulang kali mendekati pemerintah Indonesia untuk menawarkan kapal selam Kilo class Type 636 sebagai bagian dari upaya yang lebih luas untuk memperluas hubungan pertahanan mereka. Pada bulan Januari, duta besar Rusia untuk Indonesia MY Galuzin menyatakan yang sama ketika ia bertemu dengan Ryacudu.
Komentar Zainuddin datang minggu lalu setelah berita bahwa pemerintah Indonesia di bawah pemerintah Jokowi akan memotong anggaran pertahanan negara untuk tahun depan karena perlambatan ekonomi.
Pembelian kapal selam ini membuat khawatir sebagian pemerhati militer Indonesia, dimana dalam visi poros maritim, Pejabat pemeritahan Jokowi dan legislator sepakat bahwa pembelian alutsista strategis termasuk kapal selam tidak akan kena dampak.
Ketua DPR Setya Novanto memastikan bahwa "pembelian prioritas" - termasuk kapal selam, helikopter dan pesawat - tidak akan terpengaruh, ungkapnya kepada Diplomat. Meskipun ada pemotongan anggaran, rencana pembelian kapal selam tetap berjalan dan menunggu pembahasan lebih lanjut dengan Departemen Pertahanan.
Indonesia saat ini hanya memiliki dua kapal selam tipe 209 Jerman, yang sangat tidak memadai untuk menjaga negara kepulauan terbesar di dunia.
Jika berhasil diperoleh, dua kapal selam Rusia, selain tiga kapal selam Korea Selatan yang diharapkan tiba sekitar April 2017, akan memberikan Indonesia total tujuh kapal selam. Tapi dua kapal selam tipe-209 akan dinonaktifkan pada tahun 2020, sehingga Indonesia masih membutuhkan banyak kapal selam untuk mencapai kebutuhan minimal kapal selam sebanyak 12 unit, seperti yang direncanakan sebelumnya.
Namun ini merupakan permulaan Jakarta membangun armada kapal selamnya di Asia Tenggara, dimana di kawasan Malaysia, Singapura dan Vietnam telah memiliki kapal selam, sedangkan Thailand dan Filipina masih mengincar kemampuannya dalam membangun militer yang lebih luas.
Juru bicara TNI AL, Zainuddin mengatakan bahwa Indonesia belum memutuskan jenis yang akan dibeli. Dia juga menolak untuk memberikan informasi lebih lanjut tentang cara pembelian akan dibiayai. Media Rusia juga mencatat bahwa tidak ada tanggal atau batas waktu yang ditentukan untuk penandatanganan kontrak potensial. [thediplomat]
★ Garuda Militer
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.