Pesawat US terdeteksi Sukhoi Indonesia [pengamatliar]
Ruang udara Pulau Natuna, Kepulauan Riau menjadi kawasan rentan yang seringkali dilewati pesawat asing tanpa izin. Terakhir, Rabu 23 September 2015, pesawat milik US Navy berhasil diintersepsi oleh jet tempur Sukhoi SU-27 milik TNI AU saat melintas di wilayah barat Natuna.
"Benar, sebuah pesawat tempur milik US Navy melintas di perarian Natuna kemarin kita usir," ujar Panglima Komando Pertahanan Udara Nasional (Pangkohanudnas), Marsda TNI, Hadiyan Sumintaatmadja saat dikonfirmasi, Kamis (24/9/2015).
Hadiyan menambahkan, pesawat milik negeri jiran Malaysia juga sering terbang di kawasan tersebut. Alhasil, ruang udara Natuna menjadi wilayah yang rentan terjadi pelanggaran. Jenderal TNI bintang dua itu menyebut, daerah tersebut sebagai 'jalan potong' penerbangan dari Jepang, Filipina yang termasuk jalur alur laut kepulauan Indonesia (Alki) 2.
"Walau kita sudah kasih jalur khusus di jalur alur laut kepulauan Indonesia (Alki) 1, mereka tetap melanggar. Tapi mereka terbang di luar jalur, mereka pesawat tanpa schedulle, harus izin kalau enggak lewat jalur itu," imbuhnya.
Sebab itu, lanjut Hadiyan, TNI AU berhak menghalau pesawat yang melintas di kawasan udara Alki 2. Prajurit matra udara, bakal mengusir mereka pergi dari jalur tanpa melakukan pendaratan paksa.
"Nah mereka yang lewat situ makanya kita halau. Kita bayangi sampai mereka pergi, cuma nggak sampe force down," pungkasnya. (MSR)
Ruang udara Pulau Natuna, Kepulauan Riau menjadi kawasan rentan yang seringkali dilewati pesawat asing tanpa izin. Terakhir, Rabu 23 September 2015, pesawat milik US Navy berhasil diintersepsi oleh jet tempur Sukhoi SU-27 milik TNI AU saat melintas di wilayah barat Natuna.
"Benar, sebuah pesawat tempur milik US Navy melintas di perarian Natuna kemarin kita usir," ujar Panglima Komando Pertahanan Udara Nasional (Pangkohanudnas), Marsda TNI, Hadiyan Sumintaatmadja saat dikonfirmasi, Kamis (24/9/2015).
Hadiyan menambahkan, pesawat milik negeri jiran Malaysia juga sering terbang di kawasan tersebut. Alhasil, ruang udara Natuna menjadi wilayah yang rentan terjadi pelanggaran. Jenderal TNI bintang dua itu menyebut, daerah tersebut sebagai 'jalan potong' penerbangan dari Jepang, Filipina yang termasuk jalur alur laut kepulauan Indonesia (Alki) 2.
"Walau kita sudah kasih jalur khusus di jalur alur laut kepulauan Indonesia (Alki) 1, mereka tetap melanggar. Tapi mereka terbang di luar jalur, mereka pesawat tanpa schedulle, harus izin kalau enggak lewat jalur itu," imbuhnya.
Sebab itu, lanjut Hadiyan, TNI AU berhak menghalau pesawat yang melintas di kawasan udara Alki 2. Prajurit matra udara, bakal mengusir mereka pergi dari jalur tanpa melakukan pendaratan paksa.
"Nah mereka yang lewat situ makanya kita halau. Kita bayangi sampai mereka pergi, cuma nggak sampe force down," pungkasnya. (MSR)
★ okezone
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.