Kembangkan Teknologi PertahananPerusahaan pertahanan dan pengamanan Saab dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah menandatangani surat perjanjian untuk kolaborasi di dalam lingkup teknologi pertahanan di Gedung BPPT, Serpong, Tangerang, Kamis, (27/8/15). Bentuk perjanjian ini adalah Memorandum of Understanding (MOU), dengan tujuan kolaborasi dalam teknologi pertahanan.
Kolaborasi dari kedua instansi tersebut antara lain mengenai kedirgantaraan, sensor dan sektor kemaritiman. Kolaborasi ini akan mengembangkan beberapa proyek yang akan mendukung kemandirian Indonesia di teknologi pertahanan. Ikatan yang kuat antara lembaga akademis, industri dan pemerintah yang disebut Triple Helix ini adalah sebuah contoh pengalaman sukses yang sudah diterapkan oleh Swedia dan Saab.
Chief Technology Officer dari Saab, Pontus De Laval menyampaikan kegembiraannya dalam rangkaian kerjasama ini. “Dengan senang hati kami bagikan pengembangan sistem pertempuran udara (Air Combat System) yang merupakan salah satu contoh dari kami dalam kerjasama seperti ini,” ujarnya.
Ke depan, Pontus berjanji, kerjasama seperti ini akan kerap dilakukan guna mengembangkan inovasi dalam mendukung teknologi pertahanan Indonesia. “Pengembangan dari kapabilitas teknologi mutakhir secara efisien tidak akan terjadi tanpa kolaborasi dengan lembaga akademis dan pihak pemerintah. Kerja sama ini akan memperkuat semua pihak dan memungkinkan untuk berkontribusi secara maksimal dalam pembuatan inovasi,” pungkasnya.
Kolaborasi dari kedua instansi tersebut antara lain mengenai kedirgantaraan, sensor dan sektor kemaritiman. Kolaborasi ini akan mengembangkan beberapa proyek yang akan mendukung kemandirian Indonesia di teknologi pertahanan. Ikatan yang kuat antara lembaga akademis, industri dan pemerintah yang disebut Triple Helix ini adalah sebuah contoh pengalaman sukses yang sudah diterapkan oleh Swedia dan Saab.
Chief Technology Officer dari Saab, Pontus De Laval menyampaikan kegembiraannya dalam rangkaian kerjasama ini. “Dengan senang hati kami bagikan pengembangan sistem pertempuran udara (Air Combat System) yang merupakan salah satu contoh dari kami dalam kerjasama seperti ini,” ujarnya.
Ke depan, Pontus berjanji, kerjasama seperti ini akan kerap dilakukan guna mengembangkan inovasi dalam mendukung teknologi pertahanan Indonesia. “Pengembangan dari kapabilitas teknologi mutakhir secara efisien tidak akan terjadi tanpa kolaborasi dengan lembaga akademis dan pihak pemerintah. Kerja sama ini akan memperkuat semua pihak dan memungkinkan untuk berkontribusi secara maksimal dalam pembuatan inovasi,” pungkasnya.
♔ JMOL
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.