Termasuk ke IndonesiaBrahMos [itoday] ○
India meningkatkan usahanya menjual peluru kendali atau rudal jelajah canggihnya ke Vietnam dan juga berencana untuk menarget pasar Indonesia.
Setidaknya India melirik 15 pasar lagi, yang disebut pakar menunjukkan kekhawatiran New Delhi terkait pengembangan militer China.
Menjual peluru kendali melebihi kecepatan suara BrahMos, yang dibuat atas kerjasama India dengan Rusia, seperti dilaporkan Reuters, Kamis (9/6/2016).
Hal itu akan menandai perubahan importir terbesar dunia itu, saat India berusaha mengirimkan persenjataan demi mengumpulkan rekan pertahanan dan meningkatkan pendapatan.
Pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi memerintahkan BrahMos Aerospace, yang membuat peluru kendali itu, meningkatkan penjualan ke lima negara, terutama Vietnam.
Negara lain dalam daftar pertama itu adalah Indonesia, Afrika Selatan, Chile, dan Brasil.
Filipina menjadi yang teratas dalam daftar kedua yang mencantumkan 11 negara. Termasuk di dalamnya adalah Malaysia, Thailand, dan Uni Emirat Arab.
Menurut India, negara-negara tersebut yang "menyampaikan ketertarikannya namun memerlukan pembicaraan dan analisis lebih lanjut"..Sumber dekat dengan masalah itu hanya mengatakan bahwa daftar itu dikeluarkan pada awal tahun ini.
New Delhi menangguhkan permintaan Hanoi terkait BrahMos pada 2011 karena takut akan membuat marah China.
China memandang senjata itu, yang dikenal sebagai rudal tercepat di dunia dengan kecepatan hingga tiga kali kecepatan suara itu, dapat menimbulkan keguncangan.
Indonesia dan Filipina juga berniat membeli BrahMos, yang memiliki jarak tempuh sejauh 290 kilometer dan dapat diluncurkan dari darat, laut dan dengan kapal selam.
Sedangkan sebuah varian yang dapat diluncurkan dari udara sedang dalam tahap pengujian.
Waspada
Tidak seperti Vietnam, Filipina, dan Malaysia, India tidak terkait dengan persengketaan teritoriak di Laut China Selatan, jalur niaga terpening yang sebagian besar diklaim China.
Namun, India memiliki sebuah isu terkait lahan perbatasan dengan China. Dalam beberapa tahun ini semakin khawatir terkait meluasnya pengaruh maritim China di Samudera Hindia.
"Anggota parlemen di New Delhi telah lama dikekang oleh keyakinan bahwa kerjasama pertahanan lanjut dengan Washington atau Hanoi akan memicu tanggapan yang agresif dan tidak diinginkan oleh Beijing," kata Jeff M Smith, Kepala Program Keamanan Asia di Dewan Kebijakan Luar Negeri AS di Washington.
"PM Modi beserta tim penasihatnya telah berbalik dari pemikiran itu, menyimpulkan bahwa kerjasama pertahanan yang lebih kuat dengan Amerika Serikat, jepang dan Vietnam sebenarnya dapat memperkuat India dalam menghadapi India," katanya.
Dorongan ekspor India datang saat muncul dari pengasingan beberapa dasawarsa terkait program senjata nuklir mereka.
India meningkatkan usahanya menjual peluru kendali atau rudal jelajah canggihnya ke Vietnam dan juga berencana untuk menarget pasar Indonesia.
Setidaknya India melirik 15 pasar lagi, yang disebut pakar menunjukkan kekhawatiran New Delhi terkait pengembangan militer China.
Menjual peluru kendali melebihi kecepatan suara BrahMos, yang dibuat atas kerjasama India dengan Rusia, seperti dilaporkan Reuters, Kamis (9/6/2016).
Hal itu akan menandai perubahan importir terbesar dunia itu, saat India berusaha mengirimkan persenjataan demi mengumpulkan rekan pertahanan dan meningkatkan pendapatan.
Pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi memerintahkan BrahMos Aerospace, yang membuat peluru kendali itu, meningkatkan penjualan ke lima negara, terutama Vietnam.
Negara lain dalam daftar pertama itu adalah Indonesia, Afrika Selatan, Chile, dan Brasil.
Filipina menjadi yang teratas dalam daftar kedua yang mencantumkan 11 negara. Termasuk di dalamnya adalah Malaysia, Thailand, dan Uni Emirat Arab.
Menurut India, negara-negara tersebut yang "menyampaikan ketertarikannya namun memerlukan pembicaraan dan analisis lebih lanjut"..Sumber dekat dengan masalah itu hanya mengatakan bahwa daftar itu dikeluarkan pada awal tahun ini.
New Delhi menangguhkan permintaan Hanoi terkait BrahMos pada 2011 karena takut akan membuat marah China.
China memandang senjata itu, yang dikenal sebagai rudal tercepat di dunia dengan kecepatan hingga tiga kali kecepatan suara itu, dapat menimbulkan keguncangan.
Indonesia dan Filipina juga berniat membeli BrahMos, yang memiliki jarak tempuh sejauh 290 kilometer dan dapat diluncurkan dari darat, laut dan dengan kapal selam.
Sedangkan sebuah varian yang dapat diluncurkan dari udara sedang dalam tahap pengujian.
Waspada
Tidak seperti Vietnam, Filipina, dan Malaysia, India tidak terkait dengan persengketaan teritoriak di Laut China Selatan, jalur niaga terpening yang sebagian besar diklaim China.
Namun, India memiliki sebuah isu terkait lahan perbatasan dengan China. Dalam beberapa tahun ini semakin khawatir terkait meluasnya pengaruh maritim China di Samudera Hindia.
"Anggota parlemen di New Delhi telah lama dikekang oleh keyakinan bahwa kerjasama pertahanan lanjut dengan Washington atau Hanoi akan memicu tanggapan yang agresif dan tidak diinginkan oleh Beijing," kata Jeff M Smith, Kepala Program Keamanan Asia di Dewan Kebijakan Luar Negeri AS di Washington.
"PM Modi beserta tim penasihatnya telah berbalik dari pemikiran itu, menyimpulkan bahwa kerjasama pertahanan yang lebih kuat dengan Amerika Serikat, jepang dan Vietnam sebenarnya dapat memperkuat India dalam menghadapi India," katanya.
Dorongan ekspor India datang saat muncul dari pengasingan beberapa dasawarsa terkait program senjata nuklir mereka.
★ Kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.