AS merasa tidak nyaman AS mengaku gusar sekaligus prihatin dengan serangan yang dilancarkan oleh koalisi pimpinan Arab Saudi di Yama (Istimewa)
Amerika Serikat (AS) mengaku merasa tidak nyaman seklaligus prihatin dengan serangan yang dilancarkan oleh koalisi pimpinan Arab Saudi di Yaman. Menurut AS, serangan Saudi di Yaman kurang presisi, dan kerap menghantam wilayah sipil.
"Kami telah berkata jujur pada Saudi tentang keprihatinan kami atas kurangnya presisi dalam beberapa serangan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, John Kirby dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Sputnik pada Kamis (29/9).
Pernyataan ini datang setelah Doctors Without Borders menerbitkan dua laporan yang merinci serangan koalisi Arab terhadap fasilitas medis di Yaman yang mengakibatkan 20 orang tewas dan 32 luka-luka.
Sementara itu, Kirby dalam kesempatan yang sama juga menyebut apa yang dilakukan Saudi berbeda dengan apa yang dilakukan Suriah. Koalisi pimpinan Saudi, menurut Kirby, melakukan serangan itu secara tidak sengaja, sedangkan Damaskus melakukannya secara sengaja.
"Serangan yang disengaja oleh pemerintah Suriah dan Rusia di Aleppo tidak sama dengan serangan yang dilakukan Arab Saudi, dimana mereka (Saudi) tidak sengaja membunuh warga sipil di Yaman," ungkapnya. (esn)
Pasukan Koalisi Saudi Bunuh Jenderal Houthi
Pasukan Arab Saudi meluncurkan serangan ke wilayah Yaman dari perbatasan. | (REUTERS)
Seorang jenderal pasukan khusus pemberontak Houthi Yaman tewas dalam bentrokan dengan pasukan Koalisi Teluk yang dipimpin Arab Saudi di perbatasan Saudi dan Yaman. Hal itu diungkap sumber di Koalisi Saudi pada hari Sabtu.
Sumber yang dikutip Reuters, Minggu (25/9/2016) mengatakan, Mayor Jenderal Hassan Almalsi, Kepala Pasukan Khusus Houthi, tewas pada hari Kamis ketika mencoba untuk menyusupkan skuad milisi Houthi ke wilayah selatan Najran, Arab Saudi.
Pasukan Koalisi Saudi telah memerangi pemberontak Houthi Yaman sejak Maret 2015 setelah kubu oposisi Yaman itu merebut Ibu Kota Sanaa. Aksi pemberontak Houthi itu membuat presiden sah Yaman, Abd Rabbo Mansour Hadi melarikan diri ke Saudi untuk meminta perlindungan.
Perang di Yaman telah menewaskan lebih dari 10 ribu orang. Pembicaraan damai yang disponsori PBB pada bulan lalu masih gagal mendamaikan pihak yang berseteru di Yaman.
Konflik di Yaman bukan hanya melibatkan pemberontak Houthi dan pasukan Presiden Hadi. Namun, telah meluas menjadi perseteruan regional antara Saudi dan Iran.
Riyadh menilai Teheran sebagai ancaman penting bagi stabilitas di Timur Tengah dan sekitarnya karena memberi dukungan kepada milisi Houthi. Namun, Iran yang menilai Houthi sebagai otoritas sah Yaman, membantah tuduhan Saudi.
Houthi dalam beberapa pekan ini juga kerap menembakkan rudal ke wilayah perbatasan Saudi, namun berhasil dicegat. (mas)
Amerika Serikat (AS) mengaku merasa tidak nyaman seklaligus prihatin dengan serangan yang dilancarkan oleh koalisi pimpinan Arab Saudi di Yaman. Menurut AS, serangan Saudi di Yaman kurang presisi, dan kerap menghantam wilayah sipil.
"Kami telah berkata jujur pada Saudi tentang keprihatinan kami atas kurangnya presisi dalam beberapa serangan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, John Kirby dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Sputnik pada Kamis (29/9).
Pernyataan ini datang setelah Doctors Without Borders menerbitkan dua laporan yang merinci serangan koalisi Arab terhadap fasilitas medis di Yaman yang mengakibatkan 20 orang tewas dan 32 luka-luka.
Sementara itu, Kirby dalam kesempatan yang sama juga menyebut apa yang dilakukan Saudi berbeda dengan apa yang dilakukan Suriah. Koalisi pimpinan Saudi, menurut Kirby, melakukan serangan itu secara tidak sengaja, sedangkan Damaskus melakukannya secara sengaja.
"Serangan yang disengaja oleh pemerintah Suriah dan Rusia di Aleppo tidak sama dengan serangan yang dilakukan Arab Saudi, dimana mereka (Saudi) tidak sengaja membunuh warga sipil di Yaman," ungkapnya. (esn)
Pasukan Koalisi Saudi Bunuh Jenderal Houthi
Pasukan Arab Saudi meluncurkan serangan ke wilayah Yaman dari perbatasan. | (REUTERS)
Seorang jenderal pasukan khusus pemberontak Houthi Yaman tewas dalam bentrokan dengan pasukan Koalisi Teluk yang dipimpin Arab Saudi di perbatasan Saudi dan Yaman. Hal itu diungkap sumber di Koalisi Saudi pada hari Sabtu.
Sumber yang dikutip Reuters, Minggu (25/9/2016) mengatakan, Mayor Jenderal Hassan Almalsi, Kepala Pasukan Khusus Houthi, tewas pada hari Kamis ketika mencoba untuk menyusupkan skuad milisi Houthi ke wilayah selatan Najran, Arab Saudi.
Pasukan Koalisi Saudi telah memerangi pemberontak Houthi Yaman sejak Maret 2015 setelah kubu oposisi Yaman itu merebut Ibu Kota Sanaa. Aksi pemberontak Houthi itu membuat presiden sah Yaman, Abd Rabbo Mansour Hadi melarikan diri ke Saudi untuk meminta perlindungan.
Perang di Yaman telah menewaskan lebih dari 10 ribu orang. Pembicaraan damai yang disponsori PBB pada bulan lalu masih gagal mendamaikan pihak yang berseteru di Yaman.
Konflik di Yaman bukan hanya melibatkan pemberontak Houthi dan pasukan Presiden Hadi. Namun, telah meluas menjadi perseteruan regional antara Saudi dan Iran.
Riyadh menilai Teheran sebagai ancaman penting bagi stabilitas di Timur Tengah dan sekitarnya karena memberi dukungan kepada milisi Houthi. Namun, Iran yang menilai Houthi sebagai otoritas sah Yaman, membantah tuduhan Saudi.
Houthi dalam beberapa pekan ini juga kerap menembakkan rudal ke wilayah perbatasan Saudi, namun berhasil dicegat. (mas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.