Jurgen Todenhofer, seorang jurnalis asal Jerman yang berhasil mewawancarai seorang komandan al-Nusra mengatakan, Amerika Serikat (AS) mengetahui kalau senjata yang mereka kirim ke Suriah jatuh ke tangan kelompok teroris. (Facebook) ★
Jurgen Todenhofer, seorang jurnalis asal Jerman yang berhasil mewawancarai seorang komandan al-Nusra mengatakan, Amerika Serikat (AS) mengetahui kalau senjata yang mereka kirim ke Suriah jatuh ke tangan kelompok teroris. Tapi, AS tetap terus mengirimkan senjata ke pemberontak Suriah.
"Ini adalah hal yang tampaknya sudah diketahui banyak orang. Ini sangat jelas, bahwa Amerika tahu, senjata mereka pada akhirnya berada di tangan teroris," kata Todenhofer, seperti dilansir Russia Today pada Rabu (28/9).
"CIA mengkoordinasikan pengiriman senjata dari Turki dan mereka membawa senjata ke perbatasan. Senjata ini diambil oleh kelompok teroris, Al-Qaeda, dan juga ISIS. Ini adalah hal yang sudah lumrah," sambungnya.
Todenhofer mengatakan, jatuhnya senjata ke tangan teroris mungkin bukanlah sebuah kesalahan atau kelalaian. Namun, dia juga menyebut, sejumlah pengamat percaya AS memang secara sengaja memberikan senjata tersebut pada teroris.
Sementara itu, terkait pernyataan AS yang mengatakan mereka tidak pernah mendukung kelompok teroris, tapi menyebut sejumlah negara sekutu mereka mungkin memberikan dukungan tersebut, Todenhofer menyatakan hal itu mungkin saja benar.
"Mungkin ada beberapa sekutu mereka (AS). Tapi, semua orang tahu bahwa mereka menggunakan sekutu dan mereka memungkinkan sekutu, tidak masalah jika roket TOW atau rudal TOW, yang merupakan rudal Amerika, diberikan kepada teroris oleh kelompok lain," ucapnya.
"Ketika sekelompok teroris menginginkan senjata yang dipasok ke pemberontak, teroris itu mengubah nama mereka dan dari titik itu para kelompok teroris itu menyebut diri mereka sebagai oposisi moderat," ungkapnya.
Dia ingat, bahwa pada tahun 2012 Pentagon mengeluarkan dokumen DIA yang mengungkapkan bahwa Washington berusaha untuk menghancurkan hubungan antara pemerintah Syiah di Iran, Irak, Lebanon dan Suriah.
"Dalam cara tertentu, ia (komandan al-Nusra) mengulangi apa yang dikatakan Pentagon empat tahun lalu. Mereka mencoba untuk menyingkirkan Bashar al-Assad dengan bantuan para pemberontak," tukasnya. (esn)
Jurgen Todenhofer, seorang jurnalis asal Jerman yang berhasil mewawancarai seorang komandan al-Nusra mengatakan, Amerika Serikat (AS) mengetahui kalau senjata yang mereka kirim ke Suriah jatuh ke tangan kelompok teroris. Tapi, AS tetap terus mengirimkan senjata ke pemberontak Suriah.
"Ini adalah hal yang tampaknya sudah diketahui banyak orang. Ini sangat jelas, bahwa Amerika tahu, senjata mereka pada akhirnya berada di tangan teroris," kata Todenhofer, seperti dilansir Russia Today pada Rabu (28/9).
"CIA mengkoordinasikan pengiriman senjata dari Turki dan mereka membawa senjata ke perbatasan. Senjata ini diambil oleh kelompok teroris, Al-Qaeda, dan juga ISIS. Ini adalah hal yang sudah lumrah," sambungnya.
Todenhofer mengatakan, jatuhnya senjata ke tangan teroris mungkin bukanlah sebuah kesalahan atau kelalaian. Namun, dia juga menyebut, sejumlah pengamat percaya AS memang secara sengaja memberikan senjata tersebut pada teroris.
Sementara itu, terkait pernyataan AS yang mengatakan mereka tidak pernah mendukung kelompok teroris, tapi menyebut sejumlah negara sekutu mereka mungkin memberikan dukungan tersebut, Todenhofer menyatakan hal itu mungkin saja benar.
"Mungkin ada beberapa sekutu mereka (AS). Tapi, semua orang tahu bahwa mereka menggunakan sekutu dan mereka memungkinkan sekutu, tidak masalah jika roket TOW atau rudal TOW, yang merupakan rudal Amerika, diberikan kepada teroris oleh kelompok lain," ucapnya.
"Ketika sekelompok teroris menginginkan senjata yang dipasok ke pemberontak, teroris itu mengubah nama mereka dan dari titik itu para kelompok teroris itu menyebut diri mereka sebagai oposisi moderat," ungkapnya.
Dia ingat, bahwa pada tahun 2012 Pentagon mengeluarkan dokumen DIA yang mengungkapkan bahwa Washington berusaha untuk menghancurkan hubungan antara pemerintah Syiah di Iran, Irak, Lebanon dan Suriah.
"Dalam cara tertentu, ia (komandan al-Nusra) mengulangi apa yang dikatakan Pentagon empat tahun lalu. Mereka mencoba untuk menyingkirkan Bashar al-Assad dengan bantuan para pemberontak," tukasnya. (esn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.