KF-21 Boramae [ROKArmed Forces] ★
Sejumlah insinyur asal Indonesia kini tengah diselidiki di Korea Selatan (Korsel). Ini terkait dugaan pencurian teknologi jet tempur KF-21 yang sedang dikembangkan di negara itu.
Kabar ini disampaikan badan pengadaan milik negara Jumat (2/2/2024). Menurut Administrasi Program Akuisisi Pertahanan (DAPA), para insinyur yang dikirim ke Korea Aerospace Industries (KAI) kemungkinan menyimpan data pengembangan KF-21 di USB.
"Investigasi bersama yang terdiri dari lembaga-lembaga terkait, termasuk Badan Intelijen Nasional," kata seorang pejabat DAPA kepada wartawan, seperti dikutip Yonhap.
"Saat ini sedang dilakukan untuk menyelidiki dugaan pencurian teknologi yang dilakukan oleh WNI," tambahnya.
Menurut sumber yang mengetahui masalah tersebut, penyelidikan sendiri difokuskan pada apakah data yang disimpan berisi teknologi strategis terkait dengan program pengembangan KF-21. Semua WNI itu telah dilarang meninggalkan Korsel.
Sebenarnya, Indonesia adalah negara mitra proyek pengembangan jet tempur KF-21. Di mana RI akan menanggung 20% biaya proyek sebesar 8,8 triliun won atau sekitar Rp 104 triliun.
Program diluncurkan pada tahun 2015 itu. Saat ini, menurut laman Korsel itu, Indonesia baru membayar 278,3 miliar won (Rp 3,2 triliun) untuk proyek tersebut dengan sisa 1 triliun won dalam pembayarannya.
Korsel berencana untuk memulai produksi jet tempur KF-21 akhir tahun ini. Di 2031 ditarget sebanyak 120 jet terbuat KF-21. (sef/sef)
Sejumlah insinyur asal Indonesia kini tengah diselidiki di Korea Selatan (Korsel). Ini terkait dugaan pencurian teknologi jet tempur KF-21 yang sedang dikembangkan di negara itu.
Kabar ini disampaikan badan pengadaan milik negara Jumat (2/2/2024). Menurut Administrasi Program Akuisisi Pertahanan (DAPA), para insinyur yang dikirim ke Korea Aerospace Industries (KAI) kemungkinan menyimpan data pengembangan KF-21 di USB.
"Investigasi bersama yang terdiri dari lembaga-lembaga terkait, termasuk Badan Intelijen Nasional," kata seorang pejabat DAPA kepada wartawan, seperti dikutip Yonhap.
"Saat ini sedang dilakukan untuk menyelidiki dugaan pencurian teknologi yang dilakukan oleh WNI," tambahnya.
Menurut sumber yang mengetahui masalah tersebut, penyelidikan sendiri difokuskan pada apakah data yang disimpan berisi teknologi strategis terkait dengan program pengembangan KF-21. Semua WNI itu telah dilarang meninggalkan Korsel.
Sebenarnya, Indonesia adalah negara mitra proyek pengembangan jet tempur KF-21. Di mana RI akan menanggung 20% biaya proyek sebesar 8,8 triliun won atau sekitar Rp 104 triliun.
Program diluncurkan pada tahun 2015 itu. Saat ini, menurut laman Korsel itu, Indonesia baru membayar 278,3 miliar won (Rp 3,2 triliun) untuk proyek tersebut dengan sisa 1 triliun won dalam pembayarannya.
Korsel berencana untuk memulai produksi jet tempur KF-21 akhir tahun ini. Di 2031 ditarget sebanyak 120 jet terbuat KF-21. (sef/sef)
★ CNBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.