Kisah Prajurit Satgas Pamtas Yonif 611 / Awang Long RI - Malaysia di kalimantan Timur
PENDAHULUAN.
Oleh : Pendam VI/Mulawarman
Ⓘndonesia
sebagai Negara kepulauan yang memiliki luas daratan seluas 192.257.000
ha, terdiri dari 17.504 pulau (data tahun 2004), sekitar 6.000 di
antaranya tidak berpenghuni, serta terdiri dari 5 pulau besar, yaitu:
Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Irian Jaya. Luas laut Indonesia
mencapai 5,8 juta km2, atau mendekati 70% dari luas keseluruhan negara
Indonesia. Berbatasan langsung baik darat dan laut dengan Negara
Singapura, Papua Nugini, Timor Leste dan Malaysia.
Penugasan
Perbatasan RI – Malaysia di wilayah Kalimantan dibagi menjadi dua
sektor yaitu barat dan timur, tiap sektor diisi oleh satu Batalyon
Infanteri dalam pelaksanaan tugasnya.
Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan RI – Malaysia di sektor timur mencakup wilayah Kalimantan Timur, terletak di bagian Utara sepanjang ± 1.038 Km, daerah ini berhadapan langsung dengan Negara bagian Sabah serta Serawak Malaysia yang kondisinya berupa hutan dan pegunungan dengan hasil sumber daya alam yang cukup besar.
Berbagai kegiatan di daerah perbatasan yang sangat merugikan Negara Indonesia telah terjadi beberapa tahun belakangan, hal ini dapat kita lihat dengan timbulnya berbagai masalah diantaranya pencurian berbagai Sumber Daya Alam, kegiatan illegal dan pelanggaran lintas-batas serta konflik lainnya yang berkembang seiring dengan perkembangan dunia saat ini.
Salah satu contoh yang paling mengemuka dan sangat sering muncul adalah permasalahan di blok ambalat yang diklaim oleh Pemerintah Malaysia sebagai wilayahnya, permasalahan Sungai Sinapad, permasalahan Sungai Simantipal, permasalahan Pulau Sebatik dan permasalahan non-koinsidensi (bahwa garis batas sebagai hasil ukuran bersama di lapangan tidak berimpit dengan peta topografi Malaysia, Sabah 1 : 50.000 dan peta hasil plotting foto udara yang dijadikan pedoman pelaksanaan penegasan perbatasan di lapangan).
Dalam rangka mencegah dan menindak setiap pelanggaran yang terjadi di daerah perbatasan, pemerintah dalam hal ini Departemen Pertahanan melalui Panglima TNI membentuk Satuan Penugasan Pengamanan Perbatasan khususnya di matra darat, sepanjang garis batas kedua Negara.
Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan RI – Malaysia di sektor timur mencakup wilayah Kalimantan Timur, terletak di bagian Utara sepanjang ± 1.038 Km, daerah ini berhadapan langsung dengan Negara bagian Sabah serta Serawak Malaysia yang kondisinya berupa hutan dan pegunungan dengan hasil sumber daya alam yang cukup besar.
Berbagai kegiatan di daerah perbatasan yang sangat merugikan Negara Indonesia telah terjadi beberapa tahun belakangan, hal ini dapat kita lihat dengan timbulnya berbagai masalah diantaranya pencurian berbagai Sumber Daya Alam, kegiatan illegal dan pelanggaran lintas-batas serta konflik lainnya yang berkembang seiring dengan perkembangan dunia saat ini.
Salah satu contoh yang paling mengemuka dan sangat sering muncul adalah permasalahan di blok ambalat yang diklaim oleh Pemerintah Malaysia sebagai wilayahnya, permasalahan Sungai Sinapad, permasalahan Sungai Simantipal, permasalahan Pulau Sebatik dan permasalahan non-koinsidensi (bahwa garis batas sebagai hasil ukuran bersama di lapangan tidak berimpit dengan peta topografi Malaysia, Sabah 1 : 50.000 dan peta hasil plotting foto udara yang dijadikan pedoman pelaksanaan penegasan perbatasan di lapangan).
Dalam rangka mencegah dan menindak setiap pelanggaran yang terjadi di daerah perbatasan, pemerintah dalam hal ini Departemen Pertahanan melalui Panglima TNI membentuk Satuan Penugasan Pengamanan Perbatasan khususnya di matra darat, sepanjang garis batas kedua Negara.
Kondisi
geografis daerah Kalimantan Timur dimana Pos – pos Satgas Pamtas Yonif
611/Awl digelar di 3 (tiga) Kabupaten yaitu Nunukan, Malinau dan Kutai
Barat umumnya meliputi rawa dan sebagian besar merupakan hutan
tertutup, di daerah perbatasan sendiri merupakan rangkaian ketinggian
dengan variasi sungai besar maupun kecil dan berbatasan langsung dengan
negara tetangga Malaysia. Jaring jalan darat sangat tertutup sehingga
sarana transportasi yang di gunakan untuk mencapai pos -pos perbatasan
lebih banyak melalui jalur udara maupun sungai yang terdapat jeram -
jeram berbahaya.
Berdasarkan tugas pokoknya Satgas
Pamtas Yonif 611/Awl yang berada di Kalimantan Timur adalah
melaksanakan operasi pengamanan perbatasan, mencegah dan menindak
setiap kegiatan illegal, penyerobotan wilayah dan perusakan patok batas
negara di sepanjang wilayah Perbatasan Darat RI-Malaysia dalam rangka
menjaga dan mempertahankan kedaulatan NKRI di wilayah Kaltim. Sebab
itulah, setiap prajurit Satgas Pamtas Yonif 611/Awl selain melaksanakan
tugas patroli keamanan dan pengecekan terhadap patok–patok batas juga
harus selalu memiliki sikap dan sifat yang dapat menjadi tauladan bagi
masyarakat di perbatasan. Memberi pengertian tentang pentingnya dokumen
Keimigrasian apabila ada masyarakat yang hendak melintasi perbatasan
serta arti hutan bagi kehidupan untuk menghindari penebangan hutan
secara illegal. Membantu mengajar di sekolah–sekolah baik SD. SMP dan
SMA dalam rangka menumbuhkan sikap cinta tanah air bagi para siswa,
memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat sekitar Pos, melaksanakan
kegiatan agama bersama masyarakat, kegiatan karya bhakti, membantu
masyarakat saat melaksanakan panen padi seperti yang dilaksanakan oleh
anggota Pos Krayan di wilayah Kab. Nunukan dan kegiatan – kegiatan lain
yang dapat memberikan nilai fositif bagi masyarakat di perbatasan.
PELAKSANAAN PATROLI JARAK JAUH.
Patroli
jarak jauh yang dilaksanakan oleh anggota Satgas Pamtas Yonif 611/Awl
memerlukan waktu sekitar 15 sampai dengan 16 hari, bahkan sampai 23
hari dengan jarak tempuh ke perbatasan bervariasi antara 53,2 Km sampai
dengan 85 Km. Kondisi medan yang merupakan hutan rimba, rawa serta
sungai–sungai besar membuat pelaksanaan patroli menjadi lebih lama.
Anggota patroli yang ikut dalam patroli pun harus dicek terlebih dahulu
kesehatannya, agar nantinya tidak menjadi beban bagi anggota yang lain
serta mengganggu dalam kegiatan patroli apabila terdapat anggota
patroli yang sakit.
Bekal dan obat obatan yang diperlukan harus
dipersiapkan dan diperhitungkan, karena beban yang dibawa oleh setiap
anggota patroli tidak boleh terlalu berat. Selain itu patroli juga
harus menghemat bekal yang dibawa agar tidak habis pada saat
diperjalanan. Setiap patroli keamanan baik dalam rangka pengecekan
terhadap patok–patok batas atau terhadap kegiatan illegal logging di
wilayah perbatasan, ditentukan cek point dalam rangka sebagai alat
kendali bagi anggota patroli apabila kemudian dipecah lagi menjadi dua
kelompok serta untuk memaksimalkan penggunaan sarana komunikasi yang
dipergunakan dalam patroli serta dapat memperkirakan posisi dan tujuan
patroli tersebut sehingga pelaksanaan patroli tetap dapat dikendalikan.
Terkadang patroli harus berjalan memutar karena daerah rawa yang dapat
dilewati pada saat musim kering, tidak bisa dilintasi karena telah
digenangi air setinggi orang dewasa saat musim penghujan. Terkadang
anggota patroli bertemu dengan hewan–hewan buas seperti gajah liar,
dulunya gajah ini adalah hewan yang dipergunakan oleh para pelaku
illegal logging.
Di sasaran anggota patroli kemudian mencocokan posisi
patok dengan menggunakan peta dan GPS, melaksanakan pembersihan di
sekitar patok yang ditumbuhi ilalang atau lumut yang menutupi patok,
memperbaiki patok apabila kerusakannya tidak terlalu parah dan apabila
patok tersebut patah (rusak berat) anggota patroli kemudian mencatat
patok yang rusak agar dapat diperbaiki pada pelaksanaan patroli
beikutnya.
KEGIATAN PATROLI AIR/SUNGAI.
Melaksanakan
patroli ke patok batas, terkadang anggota patroli menggunakan perahu
ketinting / long boat untuk dapat mencapai sasaran, dengan waktu tempuh ± 6
jam sampai dengan 2 hari sebelum sampai di sasaran. Perahu ketinting
maupun long boat tersebut milik masyarakat yang disewa jauh–jauh hari
sebelum pelaksanaan patroli. Belum lagi kapasitas perahu yang tidak
dapat memuat banyak penumpang. Hal tersebut akibat dari sungai–sungai
yang ada di pedalaman terdapat jeram - jeram yang sangat berbahaya.
Juru
mudi / nakhoda biasanya dibantu oleh seorang juru batu yang memberikan
panduan kepada nakhoda untuk menghindari batu–batu besar yang ada di
tengah–tengah sungai. Beberapa alasan tersebut yang mengakibatkan harga
sewa ketinting / long boat menjadi mahal.
Anggota patroli sedapat mungkin
meminimalisir penggunaan perahu dalam pelaksanaan patroli ke
patok–patok batas. Apabila kondisi air sungai surut dan dapat
diseberangi, patroli dapat dilaksanakan dengan berjalan kaki, namun
tentu saja jarak yang ditempuh menjadi semakin jauh. Serta perbekalan
yang lebih banyak dari biasanya.
KEGIATAN MENGAJAR DI PEDALAMAN.
Selain
melaksanakan patroli di wilayah perbatasan, anggota Satgas Pamtas
Yonif 611/Awl turut serta dalam pelaksanaan mengajar di Sekolah–sekolah
formal yang berada di wilayah beranda depan dan berbatasan langsung
dengan Negara Malaysia, sebagai upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.
Kegiatan yang dilaksanakan tersebut bukan sebagai tenaga pengajar
honorer, akan tetapi atas keinsyafan rasa cinta tanah air serta
pengabdian terhadap Negara dan Bangsa. Bahkan ada yang melaksanakan
kegiatan belajar mengajar di kolong rumah warga, karena tidak adanya
sarana gedung sekolah. Sebagian anggota pos yang lain mengajarkan
mengaji bagi anak–anak sekitar pos.
Pendidikan Indonesia berusaha
mencerdaskan kehidupan bangsa tentunya dari berbagai aspek. Cerdas bukan
hanya mampu mengetahui dan bisa melakukan sesuatu. Cerdas lebih
mengarah kepada mengetahui serta mampu memilah mana yang baik dan benar
dan mana yang buruk, dengan mengaplikasikan berupa pemikiran-pemikiran
serta tindakan-tindakan yang baik dan menghindari pemikiran serta
perbuatan-perbuatan buruk. Bahwa cerdas itu tidak mutlak hanya bisa
diukur dengan angka-angka pengetahuan akademik seperti hasil Ujian
Nasional yang dijadikan patokan ukuran keberhasilan bidang pendidikan
oleh Dinas Pendidikan.
Anak–anak adalah harapan masa depan bagi Negara
ini, selain mendapatkan pendidikan formal di sekolah maka perlu
mendapatkan pendidikan agama yang kuat sebagai penyeimbangnya, melalui
kegiatan ini diharapkan dapat turut serta dalam upaya mencerdaskan
kehidupan bangsa yang dilandasi oleh moral dan akhlak mulia.
PENGIRIMAN LOGISTIK PASUKAN.
Sebagian
besar Pos–pos Satgas Pamtas yonif 611/awl berada di wilayah pedalaman
perbatasan yang tidak dapat terjangkau dengan alat transportasi darat.
Satu–satunya alat angkut yang bisa mencapai daerah daerah tersebut
adalah dengan menggunakan sarana angkutan udara dan sungai/air.
Pengiriman logistik pasukan baik melalui udara maupun air terkadang
terkendala akibat pesawat yang dipergunakan untuk memuat barang–barang
ke perbatasan rusak berat serta memakan waktu perbaikan selama
berhari–hari. Begitu pula melalui jalur air, saat musim hujan, arus air
sungai menjadi deras sehingga dapat membuat perahu terbalik dan pecah
terkena batu yang ada di tengah sungai. Saat musim kemarau dan air
sungai surut, maka terkadang perahu tidak dapat lewat.
BIAYA HIDUP DI DAERAH PERBATASAN YANG SANGAT TINGGI.
Dengan
kondisi harga kebutuhan pokok yang tinggi di daerah perbatasan,
anggota Pos–pos jajaran Satgas Pamtas Yonif 611/Awl memanfaatkan lahan
kosong di sekitar pos untuk bercocok tanam dan beternak, Memancing di
sungai atau memasang jerat di hutan yang tidak jauh dari pos.
Kegiatan
tersebut selain untuk meminimalkan biaya untuk membeli kebutuhan pokok
juga sebagai sarana untuk menghilangkan rasa bosan terutama bagi
pos–pos yang berada jauh dari pemukiman penduduk. Adapula yang mengisi
kegiatan sehari–hari apabila tidak melaksanakan patroli, membuat
berbagai kerajinan tangan dan lain sebagainya.
PENUTUP.
Demikian
secara singkat tulisan mengenai kisah prajurit yang bertugas di daerah
perbatasan RI – Malaysia wilayah Kalimanta Timur. Semoga tulisan ini
dapat menjadi bahan masukan bagi satuan yang akan bertugas di perbatasan
RI – Malaysia khususnya di sektor Kaltim. sehingga dapat meminimalisir
segala kendala di lapangan.
Salut untuk pasukan penjaga perbatasan. Semoga selalu dalam lindungan Allah SWT. Selamat Hari TNI.
BalasHapus