Menilik sederetan call sign yang dimiliki, terlihat bahwa Irawan Saleh alumnus AAU-68 ini kenyang dalam menerbangkan berbagai pesawat yang ada di TNI AU. Selain menyandang call sign Jupiter-xx, Irawan juga mempunyai call sign Thunder-26, Eagle-24, Phanter-O dan Tiger. Ini menunjukkan bahwa berbagai jenis pesawat latih dan tempur TNI AU pernah dikuasai, selain tentunya jabatan yang strategis di lingkungan TNI AU. Terakhir menjabat sebagai Asisten KSAU bidang Operasi, sebelumnya adalah Panglima Angkasa/DN Yusuf Kohanudnas, Komandan Kodikau dan Kas Kodikau. Sedang jabatan operasional adalah sebagai Komandan Skadron-12 dan Skadron-14 serta Instruktur di sekolah penerbang, Kodikau.
Berani, adalah sifat Irawan Saleh — berani akan tugas dalam penerbangan juga berani atas tindakannya membela anak buah, sejalan dengan nick name nya Tiger. Beberapa anak buah pernah dibelanya mati-matian meski ia tidak segan untuk menghukum siapapun yang berani berbuat salah, apa lagi salah yang disengaja. Sebagai pilot pesawat A-4 Skyhawk, pilot dengan nick name Thunder-26 ini merupakan pilot gelombang 1 yang ikut membidani kelahiran Skadron Udara 12, dan kelak menjadi skadron yang dia pimpin sebagai komandan pertama setelah Skadron 12 dihidupkan lagi. Dan sinilah watak keberanian sebagai instruktur A-4 terlihat, dengan mengajarkan kepada pilot muda untuk menjadikan kelebihan kemampuan sebagai persenjataan — lebih dikenal dengan istilah performance as a weapon.
Berani, adalah sifat Irawan Saleh — berani akan tugas dalam penerbangan juga berani atas tindakannya membela anak buah, sejalan dengan nick name nya Tiger. Beberapa anak buah pernah dibelanya mati-matian meski ia tidak segan untuk menghukum siapapun yang berani berbuat salah, apa lagi salah yang disengaja. Sebagai pilot pesawat A-4 Skyhawk, pilot dengan nick name Thunder-26 ini merupakan pilot gelombang 1 yang ikut membidani kelahiran Skadron Udara 12, dan kelak menjadi skadron yang dia pimpin sebagai komandan pertama setelah Skadron 12 dihidupkan lagi. Dan sinilah watak keberanian sebagai instruktur A-4 terlihat, dengan mengajarkan kepada pilot muda untuk menjadikan kelebihan kemampuan sebagai persenjataan — lebih dikenal dengan istilah performance as a weapon.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.