Lima orang jurnalis Australia tewas di Timor Timur saat meliput aksi militer Indonesia di wilayah itu. Kasus kematian kelima jurnalis itu dikenal dengan nama Balibo Five.
Kepolisian Federal Australia (AFP), Selasa (21/10/2014), menyatakan telah menghentikan penyelidikan kasus kematian lima jurnalis Australia di Balibo, Timor Timur, tahun 1975.
Lima tahun lalu, AFP memulai penyelidikan kematian Brian Peters (29), Malcolm Rennie (28), Gary Cunningham (27), Gregory Shackleton (29), dan Anthony Stewart (21 tahun). Mereka tewas saat meliput invasi militer Indonesia di Timor Timur pada 1975.
Pada 2007, sebuah penyelidikan yang dilakukan Dorelle Pinch di negara bagian New South Walesmenemukan fakta bahwa kelima jurnalis ini meninggal dunia di Balibo pada tanggal 16 Oktober 1975.
Dalam laporan mengenai kematian Brian Peters, Pinch menyimpulkan bahwa para jurnalis Australia tersebut "tewas akibat luka tembakan dan atau tusukan yang disengaja, dan bukan di tengah pertempuran, oleh pasukan khusus Indonesia, termasuk Christoforus Da Silva dan Yunus Yosfiah atas perintah kapten Yosfiah untuk mencegah mereka mengungkapkan keterlibatan pasukan khusus Indonesia dalam serangan di Balibo."
Namun kini pihak AFP menyatakan kepada ABC, penyelidikan kasus kematian lima jurnali ini telah dihentikan. "Pihak AFP telah melakukan evaluasi secara seksama proses penyelidikan," demikian pernyataan AFP kepada ABC.
"Selama proses penyelidikan, AFP menemukan tantangan yang terkait dengan masalah yurisdiksi. Namun penyelidikan tetap dilanjutkan untuk mengatasi isu yurisdiksi tersebut," tambah pernyataan itu.
"Namun demikian AFP menyimpulkan bahwa hingga saat ini tidak ditemukan cukup bukti untuk mendukung adanya pelanggaran hukum," tambahnya.
"Oleh karena itu, AFP menghentikan semua penyelidikan atas kasus ini dan tidak akan mengambil langkah-langkah lanjutan," masih pernyataan AFP.
Kepolisian Australia juga menyatakan terus melakukan konsultasi dengan keluarga para korban, baik yang ada di Australia maupun di Inggris, telah menyampaikan keputusan penghentian ini.
Pada 2009, mantan tentara Indonesia bernama Gatot Purwanto kepada ABC menyatakan kelima jurnalis itu memang tertembak namun bukan sengaja dieksekusi.
Kepolisian Federal Australia (AFP), Selasa (21/10/2014), menyatakan telah menghentikan penyelidikan kasus kematian lima jurnalis Australia di Balibo, Timor Timur, tahun 1975.
Lima tahun lalu, AFP memulai penyelidikan kematian Brian Peters (29), Malcolm Rennie (28), Gary Cunningham (27), Gregory Shackleton (29), dan Anthony Stewart (21 tahun). Mereka tewas saat meliput invasi militer Indonesia di Timor Timur pada 1975.
Pada 2007, sebuah penyelidikan yang dilakukan Dorelle Pinch di negara bagian New South Walesmenemukan fakta bahwa kelima jurnalis ini meninggal dunia di Balibo pada tanggal 16 Oktober 1975.
Dalam laporan mengenai kematian Brian Peters, Pinch menyimpulkan bahwa para jurnalis Australia tersebut "tewas akibat luka tembakan dan atau tusukan yang disengaja, dan bukan di tengah pertempuran, oleh pasukan khusus Indonesia, termasuk Christoforus Da Silva dan Yunus Yosfiah atas perintah kapten Yosfiah untuk mencegah mereka mengungkapkan keterlibatan pasukan khusus Indonesia dalam serangan di Balibo."
Namun kini pihak AFP menyatakan kepada ABC, penyelidikan kasus kematian lima jurnali ini telah dihentikan. "Pihak AFP telah melakukan evaluasi secara seksama proses penyelidikan," demikian pernyataan AFP kepada ABC.
"Selama proses penyelidikan, AFP menemukan tantangan yang terkait dengan masalah yurisdiksi. Namun penyelidikan tetap dilanjutkan untuk mengatasi isu yurisdiksi tersebut," tambah pernyataan itu.
"Namun demikian AFP menyimpulkan bahwa hingga saat ini tidak ditemukan cukup bukti untuk mendukung adanya pelanggaran hukum," tambahnya.
"Oleh karena itu, AFP menghentikan semua penyelidikan atas kasus ini dan tidak akan mengambil langkah-langkah lanjutan," masih pernyataan AFP.
Kepolisian Australia juga menyatakan terus melakukan konsultasi dengan keluarga para korban, baik yang ada di Australia maupun di Inggris, telah menyampaikan keputusan penghentian ini.
Pada 2009, mantan tentara Indonesia bernama Gatot Purwanto kepada ABC menyatakan kelima jurnalis itu memang tertembak namun bukan sengaja dieksekusi.
★ Kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.