Bangunan menara suar dibongkar sendiri oleh Malaysia. Tiang pancang mercusuar dicat merah putih di perairan Tanjung Datuk, Kalimantan Barat, Jumat (30/5/2014)
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut, Manahan Simorangkir, mengatakan menara suar yang sempat dibangun oleh Malaysia di Tanjung Datuk, Kalimantan Barat, sudah dibongkar mulai hari ini.
Menurut laporan yang diterima oleh Manahan, Malaysia sendiri yang membongkar bangunan setinggi 13 meter tersebut.
Demikian ungkap Manahan yang dihubungi VIVAnews melalui telepon pada Jumat 17 Oktober 2014. Atas tindakan Negeri Jiran itu, Pemerintah Indonesia menyatakan apreasiasi yang tinggi.
"Karena itu berarti, mereka memegang komitmen dan niat baik untuk tetap menjalin hubungan baik dan menjaga keamanan regional. Kami berikan apreasiasi yang tinggi kepada Malaysia," kata Manahan.
Sementara itu, terkait wilayah lautnya, tambah Manahan, masih tetap menjadi status quo. Artinya, tidak boleh ada kegiatan apa pun di sana yang dapat memprovokasi. "Masing-masing pihak, tetap saling menjaga stabilitas wilayah," ujar dia.
Sementara itu, Duta Besar Kerajaan Malaysia untuk Indonesia, Zahrain Mohamed Hashim, hanya menyebut bahwa kasus sengketa di Tanjung Datuk telah selesai.
"Kasus pembangunan menara mercusuar di Tanjung Datuk sudah selesai. Penyelesaiannya sudah ada dan diterima kedua pihak," kata Zahrain yang ditemui VIVAnews dalam pertemuan media terbatas di Gedung Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta Selatan.
Namun, dia tidak menjelaskan lebih lanjut, penyelesaian macam apa yang diterima oleh kedua pihak. Zahrain menjelaskan, selain Tanjung Datuk, masih terdapat tiga area lainnya yang disengketakan. Ketiga area tersebut yakni, wilayah di Sulawesi yang disebut Indonesia sebagai Ambalat, area di Selat Malaka, dan sebelah timur Singapura.
Isu sengketa di Tanjung Datuk ini dimulai dari keresahan warga di sana yang melihat adanya aktivitas pembangunan mercusuar oleh Malaysia. Kepala Dusun Mauluddin, Desa Temajuk, Zamri, mengaku melihat sendiri aktivitas pemasangan tiang pancang mercusuar oleh Malaysia. Namun, dia mengaku tidak bisa berbuat apa-apa karena takut.
TNI AL akhirnya turun tangan berpatroli, karena bangunan mercusuar itu berdiri di perairan Indonesia.(asp)
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut, Manahan Simorangkir, mengatakan menara suar yang sempat dibangun oleh Malaysia di Tanjung Datuk, Kalimantan Barat, sudah dibongkar mulai hari ini.
Menurut laporan yang diterima oleh Manahan, Malaysia sendiri yang membongkar bangunan setinggi 13 meter tersebut.
Demikian ungkap Manahan yang dihubungi VIVAnews melalui telepon pada Jumat 17 Oktober 2014. Atas tindakan Negeri Jiran itu, Pemerintah Indonesia menyatakan apreasiasi yang tinggi.
"Karena itu berarti, mereka memegang komitmen dan niat baik untuk tetap menjalin hubungan baik dan menjaga keamanan regional. Kami berikan apreasiasi yang tinggi kepada Malaysia," kata Manahan.
Sementara itu, terkait wilayah lautnya, tambah Manahan, masih tetap menjadi status quo. Artinya, tidak boleh ada kegiatan apa pun di sana yang dapat memprovokasi. "Masing-masing pihak, tetap saling menjaga stabilitas wilayah," ujar dia.
Sementara itu, Duta Besar Kerajaan Malaysia untuk Indonesia, Zahrain Mohamed Hashim, hanya menyebut bahwa kasus sengketa di Tanjung Datuk telah selesai.
"Kasus pembangunan menara mercusuar di Tanjung Datuk sudah selesai. Penyelesaiannya sudah ada dan diterima kedua pihak," kata Zahrain yang ditemui VIVAnews dalam pertemuan media terbatas di Gedung Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta Selatan.
Namun, dia tidak menjelaskan lebih lanjut, penyelesaian macam apa yang diterima oleh kedua pihak. Zahrain menjelaskan, selain Tanjung Datuk, masih terdapat tiga area lainnya yang disengketakan. Ketiga area tersebut yakni, wilayah di Sulawesi yang disebut Indonesia sebagai Ambalat, area di Selat Malaka, dan sebelah timur Singapura.
Isu sengketa di Tanjung Datuk ini dimulai dari keresahan warga di sana yang melihat adanya aktivitas pembangunan mercusuar oleh Malaysia. Kepala Dusun Mauluddin, Desa Temajuk, Zamri, mengaku melihat sendiri aktivitas pemasangan tiang pancang mercusuar oleh Malaysia. Namun, dia mengaku tidak bisa berbuat apa-apa karena takut.
TNI AL akhirnya turun tangan berpatroli, karena bangunan mercusuar itu berdiri di perairan Indonesia.(asp)
★ Vivanews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.